"Tadi ngelarang sekarang ngusir maunya gimana?"
"Iya tapi-- kamu pakai celana dulu aja sana." Cicit Pearly dilanda ngeri, akibat iringan mundur yang ia lakukan punggungnya berbenturan dengan dinding kamar yang dilapisi wallpaper berdekor klasik, Pearly merasa terpojok.
Sedangkan Ale masih gemar meneruskan langkahnya bak mengendap-endap mengunci pergerakan Pearly saat mengetahui perempuan itu akan menghindar lagi dengan sigap Alegaf berhasil mengukung tubuh Pearly.
"Katanya tadi mau lihat?" gumam Ale, terkendali tapi tidak dengan tatapannya. Tatapan itu menyiratkan tantangan terbuka, membutuhkan sesuatu agar hasratnya segera terpenuhi.
Pearly menautkan alisnya bingung. "Aku nggak bilang gitu ya, ngarang!"
"Yakin tidak ingin melihatnya?"
"Gak mau mas.. ampunn."
Ale berdecak lalu menatap gusar wajah memohon Pearly. "Pegang dulu aja gimana? kalau soal lihat menyusul."
"Nggak ihh, kamu jangan macem-macem ya!" Gertak Pearly, ia dapat menghirup kuat aroma parfum maskulin Ale. Pearly memalingkan wajah kearah samping dan terpejam menahan kegugupan.
"Satu macam saja, saya janji deh." bisik Ale semakin tak memberi peluang jarak tubuhnya dengan Pearly.
Alegaf meraih dagu Pearly mengarahkan wajah cantik milik gadis itu kedepan yang akan memerah kala sedang digoda agar menatap dirinya kembali. Refleks Pearly membuka mata, ia menggigit bibirnya dengan tangan yang meremas pergelangan tangan Ale yang berada disisi pinggulnya.
"Mas.. jangan terlalu deket, itu--" ucapnya mengatung semakin panik merasakan sesuatu yang mengeras dan padat dibawah sana, ditambah Ale terlihat sengaja menempelkan seraya menggesek-gesekan miliknya sendiri ketubuh Pearly.
"Kenapa emhh?" Desah Ale. "Jika didekatmu dia selalu bangun."
Lagi dan seterusnya tatapan Ale akan selalu menyalurkan kasih sayang pada Pearly, Pearly telah membuatnya benar-benar terpikat dan Ale bersungguh pada perasaanya untuk Pearly seorang.
Pearly bergetar perlahan ia menyentuh dada bidang Ale lalu mendorong menyentaknya berupaya dekapan Ale terlepas, cukup sulit karena Ale terlihat menahan segala usaha Pearly untuk keluar dari dekapannya.
Samar-samar Ale menyeringainya, ia menyukai lirihan ketakutan Pearly. Inilah yang ia inginkan, membuat Pearly perlahan-lahan takut padanya lalu tunduk dan demikian Ale dapat dengan mudah menguasai Pearly.
Jemari Ale terulur untuk mengambil dan menggenggam tangan istrinya kuat-kuat lalu Ale menuntun tangan Pearly menjalar kearea bawah tubuhnya, dibawanya tangan itu keselangkangannya yang masih terhalang oleh handuk, tempat miliknya yang telah menegang.
"Mas Ale.." lirih Pearly berupaya menarik-narik tangannya sendiri, tapi usahanya selalu tak kunjung hasil mustahil melawan kekuatan Ale. Pearly meneguk ludahnya sukar hanya bisa pasrah mengikuti permainan mesum Ale. Sangat menggelikan ini pertama kalinya Pearly dapat merasakan hal yang sangatlah aneh keras tapi kenyal. Damn it! Otak polosnya tak dapat berfikir jernih lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
TERPIKAT [COMPLETED]
RomanceBagaimana menikah dengan orang yang lebih tua dari kita? Iya lebih dewasa sih.. Tapi manja, nyebelin, banyak ngatur. -Pearly Askana Terpikat sebuah kisah titisan dari " Pramagara" . Cerita ini Mengandung konten dewasa. Cerita ringan penuh bucin me...