Dalam sementara waktu Alegaf membiarkan Pearly menentukan pilihannya untuk tinggal bersama Alman sang Ayah. Alegaf tak berkomentar apapun apa lagi melarang, jika memang sudah keputusan istrinya mau bagaimana? pendiriannya begitu keras sulit dilunakkan, mungkin itu termasuk cara menenangkan diri.
Demi tak membuat rumah tangganya semakin runyam Alegaf menghindar dari pertengkaran tak ingin berdebat panjang, bukan bermaksud mengingkari istrinya dan menutup-nutupi memendam masalah sendirian.
Memang ia akui sepengecut itu dirinya yang belum juga berani berterus terang, Alegaf khawatir bila Pearly tidak menerima lalu meninggalkannya. Jangan ditanya kenapa, tentu saja Alegaf mencintai istrinya, Tapi rasa besar akan tidak ingin kehilangan begitu menakuti-nakutinya.
Sudah tiga hari berlalu Alegaf tak serumah dengan Pearly, sibuk dengan urusannya sendiri, baik itu urusannya dengan pekerjaan maupun diluar pekerjaan.
Termasuk kegiatannya di hari ini, Ale nampak meletakkan, membenahi sebuah koper dan juga keperluan lainnya kedalam bagasi mobil bersama Genta. Barang-barang itu bukanlah miliknya melainkan milik seseorang perempuan yang tengah duduk di sebuah teras halaman rumah.
"Lekas masuklah kemobil, semua sudah siap." Ucap Ale menyadarkan perempuan itu dari lamunan untuk segera bangkit dari duduknya dengan sedikit gerakan tertatih, lantas Ale yang iba melihatnya begitu sigap menghampiri dan memapah jalan perempuan itu dengan tempo pelan.
"Genta.. tolong bantu dia." Perintah Alegaf pada Genta bertujuan agar Genta sajalah yang menuntun perempuan ini masuk kedalam mobil, akan tetapi Genta yang sedang fokus berkutat pada benda pipih itu saking asyiknya dia masih belum menanggapi hirauan Alegaf.
Ale menghela nafas gusar, mendelik tajam kearah Genta.
"Aku bisa, biar aku jalan sendiri." Perempuan itu berusaha tegar, menegakkan tubuhnya, meskipun dengan susah payah.
"Tidak apa-apa didepan ada sedikit turunan nanti tersandung, seharusnya kamu menggunakan kursi roda, tapi semua barang sudah dikemas terlebih dahulu tadi didalam mobil." Jelas Alegaf.
Fakta bahwa statusnya sebagai suami orang, Alegaf tahu diri sebenarnya ia tidak ingin bersentuhan dengan perempuan lain selain istrinya. Ini juga salah satu alasan mengapa Ale merasa sangat berdosa jika dirinya sedang berdekatan dengan Pearly akhir-akhir ini, rasa dilema yang menjeratnya sedemikian rupa sehingga sikapnya pun menjadi serba salah.
"Aku-- tidak enak dengan kamu, aku banyak merepotkan, pastinya gara-gara aku kamu jadi bertengkar dengan istri kamu ya?" Ada sorot penyesalan diwajah perempuan itu yang kentara, kenapa dirinya harus memiliki nasib seperti ini? sebatang kara juga penyakitan. Jika saja tak ada Alegaf yang membantu, menyemangatinya selama pengobatan, barangkali ia sudah mati.
"Tidak perlu dipikirkan, yang terpenting kesembuhan mu Syifa, maaf saya tidak bisa lagi menemanimu, saya harap kamu baik-baik saja selama pengobatan di Singapore nanti." Ucap Alega tersenyum tipis, Ya. Perempuan itu adalah Syifa, perempuan yang pernah merawatnya selama ia berada di rumah sakit dalam masa-masa terpuruknya tiga tahun silam, balas budi itu kian berlangsung hingga saat ini.
Rencana tuhan mana ada yang tahu? Syifa menjadi korban kecelakaan tragis beruntun, akibatnya perempuan itu harus menerima takdir bahwa sebagian dari tubuhnya mengalami kelumpuhan dan didiagnosa tumor otak bahkan sempat diprediksi jika umurnya tidak akan lama lagi, Alegaf yang mengetahuinya tak tinggal diam, pria itu begitu cekatan memberikan perhatiannya, sampai kemudian kini Alega menyetujui anjuran dokter jika Syifa harus melanjutkan pengobatan di luar negeri agar lebih intensif.
Tak pernah disangka jika Syifa harus menanggung semua beban itu, apa lagi sendirian, Ale tulus membantu Syifa bukan berarti Ale menyukai Syifa, semua itu semata karena Syifa adalah salah satu sosok yang pernah berperan dalam kesembuhannya. Alegaf memiliki prinsip yang begitu konsisten, jika seseorang berperilaku baik padanya maka dirinya pun perlu bertimbal balik melakukan hal yang setimpal.
KAMU SEDANG MEMBACA
TERPIKAT [COMPLETED]
RomanceBagaimana menikah dengan orang yang lebih tua dari kita? Iya lebih dewasa sih.. Tapi manja, nyebelin, banyak ngatur. -Pearly Askana Terpikat sebuah kisah titisan dari " Pramagara" . Cerita ini Mengandung konten dewasa. Cerita ringan penuh bucin me...