"Mas udahan.. aku cape ah, udah mau pagi kita belum tidur loh." Rengek Pearly memberontak sebal. Berbagai terjangan Pearly lakukan seperti mendorong, menepis, mencubiti, juga sesekali menggigit Alegaf, berupaya menyadarkan Ale yang masih saja enggan menuntaskan permainannya. Tapi nyatanya usahanya itu tak ada artinya bagi suaminya yang kebal.
Tak terlihat sedikitpun tanda-tanda kelelahan pada diri Alegaf. Padahal kurang puas apa lagi waktu sangat lah panjang dilalui semalaman sampai pagi.
Betapa kewalahan Pearly meladeni nafsu suaminya, ntah sudah keberapa kali mereka melakukannya, uring-uringan Pearly mengeluh. Tubuhnya lemas, perenggangannya terasa remuk, lebih-lebih bagian sensitifnya, ah semuanya yang sudah dijaga itu kini direnggut Alega.
"Sekali lagi mau ya?" Bujuk Alegaf dengan entengnya justru bertanya, mengajak istrinya mengulang adegan panas di ranjang. Tadinya posisi mereka berada didalam selimut tebal, namun Pearly menyibak selimut itu sehingga setengah tubuh bagian atas mereka terekspos. Kesadaran Ale mulai kembali terang, walau lampu kamar terlihat temaram, Ale masih bisa melihatnya dengan cukup jelas disekitar ruangan.
Baru saja ingin menimpa tubuh mungil istrinya lagi, tapi mendengar ucapan Pearly membuat Ale mengurungkan niatnya, memilih membaringkan diri menyamping kearah Pearly dengan hati-hati tangan besarnya menggapai dan mengukung tubuh mungil itu agar masuk kedalam dekapannya.
"Gak- gak mau apaansih, dari tadi bilangnya sekali lagi, tapi apaan buktinya bohong." Tuding Pearly menghujami Ale dengan cubitan bertubi-tubi mungkin saja sekujur tubuh pria itu melebam karena ulahnya. Habisnya Alegaf itu pintar banget soal rayu-merayu.
"Iya iya enggak dek, masnya cubitin aja terus gapapa lampiasan sakit kamu ya." Ale tersenyum kecil, bahkan Ale tak merasa keberatan jika istrinya itu menyakitinya.
Pearly yang melihat Ale mengulas senyum genit, ia langsung menyentil hidung mancung Ale. "Manis banget kalo ngomong aslinya penjahat, nyiksa istri!"
"Emhhh padahal Mas kan udah pelan-pelan." Ucap Ale, nada suaranya masih terdengar parau, Alegaf menarik tubuh Pearly semakin rapat dekat dengannya lalu bergerak memerosotkan diri seraya mengecup leher istrinya dengan suara beratnya yang tertahan.
"Mana? bohong banget, nyebelin huuu."
"Oh iya, kemarin ayah nelfon ya sama kamu? Ayah ngomong apa aja Mas?" Tanya Pearly perihal Alma, sempat mendengar percakapan antara suaminya dengan ayahnya kemarin sore, tentunya dia penasaran dan ingin tahu.
Tak ada jawaban. Alegaf tengah asyik menikmati tubuh istrinya, Ale semakin melancarkan aksinya untuk mencumbu Pearly penuh damba, ciuman itu semakin menurun ke sisi bahu.
"Ahhhh Mas udah." Desah Pearly megulum bibirnya, menahan diri agar tak membuat suara-suara aneh yang nantinya justru akan memancing gairah Alega kembali.
"Iya sayang.." Jawab Ale menanggapi dengan penuturan yang begitu lembut.
"Kok cuman iya? aku kan nanya kamu, nggak nyambung deh."
Orang bilang apa dia malah jawab apa, Alegaf emang suka gak jelas, ada aja tingkah tengilnya.
"Kan sayang kamu."
"Heleh." Celetuk Pearly kilat.
"Kok heleh?, beneran."
"Beneran sayang kamu, pakai banget." Tambah Ale dengan ekspreksi yang dibuat-buat.
"Ayah nelfon apa, kok dia nelfonya sama kamu, aku gak ditelfon?" Tanya Pearly lagi memastikan.
Jujur saja diam-diam Pearly geli sendiri menghadapi sikap Alegaf yang terlalu lebay dan juga alay. words of affirmation banget, paket lengkap semua diborong.
KAMU SEDANG MEMBACA
TERPIKAT [COMPLETED]
RomanceBagaimana menikah dengan orang yang lebih tua dari kita? Iya lebih dewasa sih.. Tapi manja, nyebelin, banyak ngatur. -Pearly Askana Terpikat sebuah kisah titisan dari " Pramagara" . Cerita ini Mengandung konten dewasa. Cerita ringan penuh bucin me...