T E R P I K A T - 9

9.8K 215 6
                                    

-Sincerity will be rewarded if he is willing to wait for the time that will come to him.-

•••













"Mas Alegaf bangun

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Mas Alegaf bangun.. udah jam delapan loh kamu nggak ke kantor? kok susah banget dibangunin." Pekik Pearly berulang-ulang, ia telah membangunkan suaminya setiap sepuluh menit berlalu, tapi Ale masih saja betah pada posisi tidur tengkurapnya diatas ranjang.

"Eeemmmh." Jawab Alegaf mendesah, Tubuh kekarnya itu mengulet, pandangannya menyipit mencoba untuk fokus menatap istrinya yang juga sedang menatapnya berdiri di depan ranjang.

"Jangan emmh am emh aja dari tadi Mas, buruan bangun tumben banget sih susah, biasanya selalu disiplin kan?"

Ale tersenyum tangannya menyugar rambut hitamnya kebelakang seraya menepuk-nepuk kasur disisinya yang kosong memberi sinyal ajakan. "Sini sayang.."

"Gamau! saya udah mandi nanti kusut lagi, sekarang kamu mandi. Habis itu sarapan, saya mau kekampus nih."

"Tidak usah kekampus dulu sehari saja, besok juga sudah weekend kan?"

Ale memejamkan mata singkat, mencoba mengingat. Tadi malam ia memang setengah mabuk karena minum wine. Mungkin wine itulah yang menyebabkan ia malas bangun, efek mabuk semalam.

"Nggak bisa gitu Mas, udah ah seterah kamu aja mau bangun atau nggak, saya mau siap-siap berangkat."

Alegaf yang melihat Pearly hendak melangkah, ia pun dengan buru-buru merangkak menarik pinggul istrinya erat. "Jangan tinggalin saya."

Siapapun yang akan melihat pria yang terkenal dingin, irit berbicara bila didepan publik

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Siapapun yang akan melihat pria yang terkenal dingin, irit berbicara bila didepan publik. Namun jauh berbalik dengan kenyataan yang manja ketika hanya didepan istrinya, pasti orang-orang akan menertawai serta mencemoohnya. Tapi Alegaf tak perduli.

"Lebay deh.. kan cuman ditinggal kekampus doang." Pearly memegangi jemari Ale yang melekat di pinggulnya, mencoba melepaskan kaitan itu. Tapi bukan Ale kalau membiarkan maunya tak terjadi, suaminya sulit dibantah.

TERPIKAT  [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang