Perembukan matang telah bulat dalam aksi protes dari beberapa mahasiswa yang mengikutinya, sekiranya ada lima belas orang yang berbondong-bondong. Mereka serentak bergegas ke ruangan dosen untuk menemui Refal, meminta penjelasan bahkan jikalau bisa meminta pengadaan peringanan nilai, sebab hampir seluruh kelas mengalami nilai yang tidak masuk akal. Pearly yang awalnya malas untuk ikut-ikutan, apa lagi ini pengalaman barunya menjadi mahasiswa bar-bar. Melalui dorongan Tiara, akhirnya ia mengikuti rombongan itu paling belakang. Lagi pula kubunya juga dilanda rasa penasaran."Mau kemana, mau ngapain? ada keperluan apa? kalian masuk satu-satu, atau diwakilkan saja." Sungut Asep menghalangi pintu masuk arah keruangan dosen, Asep adalah staf TU terkenal paling jutek dan tegas. Ah! lebih ketengil sih, lantaran gayanya sudah melebihi dosen, atau mungkin pria itu pernah punya cita-cita untuk menjadi dosen, sayangnya hanya mampu terwujud menjadi staf biasa dikampus. Miris.
Tanpa perduli membuang waktu hanya untuk menggubris Asep, para mahasiswa tetap berjalan menerobos, saking kebalnya mendengarkan celotehan jutek Asep yang tak ada ramah-ramahnya sama sekali, meski tanggal gajian pun tetap saja selalu bersikap sensi, pelayananya pantas diberi bintang satu.
"Wah wah ini ada apa ramai-ramai, mau bimbingan skripsi berjamaah nih?" Ucap salah satu dosen mengerling tampak heran dihadapkan belasan mahasiswa yang memasuki ruangan, membuat suasana agak pengap.
"Boro-boro skripsi pak mereka aja masih semester sebiji jagung." Sinis Asep menanggapi.
"Pak Refalnya ada pak?" Tanya Jordy to the point.
"Pak Refal baru aja turun, beliau udah pulang." Jawab Damar sang dosen.
"Batu sih kalian, main masuk-masuk aja." Sontak Asep menggeleng, merutuki dengan seringaian cemooh, dalam hati menyukuri penuh puas melihat para mahasiswa bergantian keluar dari ruangan.
"Nama boleh Asep, tapi nteu aya kasep-kasepna jeung akhlak!" Celetuk Dea jengkel.
Mereka akhirnya berdiri dan berunding, berkalut pada pendapat masing-masing. Sebagian besar ada yang pasrah dan memilih untuk pulang.
"Dah lah pulang aja guys, gue sebagai ketua kelas yang budiman, memutuskan untuk bubar." Usul Rehan, sebelum akhirnya Jordy menyanggah. "Kalau besok- besok, udah libur semester, entar susah lagi ketemu tuh dosen cuy, kalau di chat jarang bales, agak ngartis!"
"Belum terlambat ayo susul di parkiran ege, cari mobilnya kalau gak salah honda civic warna hitam." Sergah Tiara berlari kearah parkiran kampus, disusul oleh Jordy, Rehan dan juga Pearly yang hanya menghela nafas mengikuti pergerakan teman-temannya.
Tepat setelah mereka terengah-engah mencari keberadaan sang dosen, mobil yang mereka maksud melenggang begitu saja berpaspasan dihadapan mereka, melaju cepat keluar dari perkarangan kampus.
"Yaaaah..." Sorak lesu bersamaan.
"Ayo naik mobil gue aja." Ucap Rehan lantas menuju kearah mobil miliknya yang ia parkir kebetulan berdekatan dengan mereka berdiri.
"Buruan Han, susul, jangan sampai lepas ."
<><><><><>
Butuh belasan menit membelah jalan raya Jakarta yang padat, mobil Refal memasuki sebuah lingkungan apartemen, namun mobil itu terhenti tepat didepan caffee shop sebelum pintu lobby apartemen dilalui.
"Kalian berlebihan deh, Udahlah gapapa terima aja, mungkin emang kitanya yang kurang maksimal." Lontar Pearly diambang ragu untuk ikut turun membuntuti Refal dan menghampiri dosen itu. Teman-temannya ini memang terkenal nekat juga ambisius banget.
"Gak bisa Pear, nilai gue aman-aman semua kecuali matkul dia doang, kan gak beres!." Jordy berbicara mewakili temannya yang lain.
"Gue sebagai ketua kelas yang budiman sangat setuju dengan bung Jordy." Sahut Rehan terkekeh.
KAMU SEDANG MEMBACA
TERPIKAT [COMPLETED]
RomanceBagaimana menikah dengan orang yang lebih tua dari kita? Iya lebih dewasa sih.. Tapi manja, nyebelin, banyak ngatur. -Pearly Askana Terpikat sebuah kisah titisan dari " Pramagara" . Cerita ini Mengandung konten dewasa. Cerita ringan penuh bucin me...