Sebenarnya aku bukan tipe istri yang nurut-nurut aja sama suami, apa lagi jika tindakan suaminya itu tidak berlaku adil. Tapi Untuk kali ini aku memilih mengalah mengikuti maunya mas Ale.
Dengan berat hati hanya bisa pasrah dibawanya aku dengan gertakan seretan langkah besarnya dalam genggaman begitu erat, berharap tidak ada yang melihat kami, menjadi bagian plusnya perihal Mas Ale mengenakan topi dan kaca mata hitamnya menutupi separuh wajah tampannya.
Sadar bila selalu sibuk dengan kuliah tanpa memikirkan rumah tanggaku sendiri, jarang berada dirumah, rumah bagaikan tempat bertumpunya istirahat luapan lelah dalam aktivitas sehari-hari saja. padahal besok hari libur, meskipun hari libur aku mengingat jika masih ada tugas menanti dan tidak bisa untuk berleha-leha.
Bagaimana soal Pak Refal aku harus ngomong apa nanti?, pastinya Pak Refal mencari keberadaan aku, atau bisa-bisa aku dikasih sikap C sama dia. Duh gimana? nanti aku coba untuk chat aja deh dan memberi alasan bahwa ada urusan dadakan.
"Mau kemana mas?" Tanyaku,
Mobil kami berhenti disalah satu restoran berlogo M berwarna kuning, aku berinisiatif membuka suara setelah tidak ada pembahasan, Mas Ale memilih menyetir dalam diam dengan wajah masamnya. Kenapa dia?
"Makan." Jawabnya singkat, kalau udah cuek seperti ini pasti sedang marah?, aku ngelakuin kesalahan apa? jelas-jelas kan Mas Ale yang sudah mengacaukan rundown ku hari ini.
"Aku udah makan, emangnya kamu belum?"
Untuk pertama kali aku berusaha agar tidak kaku lagi jika bersama Mas Ale, biasanya aku menghargai dia sebagai orang tua kini aku menganggap pria itu adalah suami aku.
Tidak ada jawaban, Pandangannya lurus kedepan.
Memasuki tempat drive thru mobil kami tengah mengantri diantara dua mobil lainnya, tumben sekali Mas Ale mau melakukannya sendiri dan mengantri? yang aku tahu Mas Ale itu orangnya kan nggak sabaran.
Aku mengedarkan pandanganku kejendela disebelahku, memantau suasana dluar mobil.
"Pak, Pak itu jatuh barangnya." Seruku berteriak pada sumber kejadian, beberapa barang milik orang tersebut terjatuh dari paperbag nya yang dipenuhi oleh tumpukan barang tak beraturan.
Orang itu lantas menoleh kearahku. Rey?. Aku memastikan lagi bahwa tudinganku tidak salah.
Melihat seseorang pria muda, dari wajahnya tidak familier, ia berjalan kaki sendirian melintas disamping mobil kami, aku sontak membuka jendela mobil untuk menegurnya. Jiwa sosial ku sangat lah besar tidak tega jika tidak membantu karena tangannya penuh dengan belanjaan, sepertinya dia akan menuju parkiran, tanganku menunjuk-nunjuk
Kebetulan mobil Mas Ale baru saja pintunya tidak dikunci, aku turun dan menghampiri Rey, ya benar dia teman SMA ku. Aku tidak salah. Langkahku mendekatinya, lagi pula tidak mendengar ada larangan dari Mas Ale. Yaudahlah bantuin aja, kasihan.
Aku memungut barang-barangnya dan memasukinya kembali pada paperbag kemudian memberikannya kembali pada Rey.
"Pearly?" Rey menerimanya dengan senyuman yang terbit.
"Hati-hati Rey, bawaannya banyak banget."
"Eh iya, tadi gue habis mampir makan disini, terus dirumah ada tamu, sekalian juga bawain buat mereka." Jelas Rey bercerita, padahal nggak nanya sih.. tapi Rey memang terkenal orang yang friendly.
"Makasih ya Pear, sama siapa?" Ucapnya lagi sembari celingak-celinguk.
"Oh ini, lagi ngantri drive thru, tuh tinggal satu mobil lagi." Pungkas ku jari telunjukku menunjuk kearah mobil Mas Ale berada.
KAMU SEDANG MEMBACA
TERPIKAT [COMPLETED]
RomanceBagaimana menikah dengan orang yang lebih tua dari kita? Iya lebih dewasa sih.. Tapi manja, nyebelin, banyak ngatur. -Pearly Askana Terpikat sebuah kisah titisan dari " Pramagara" . Cerita ini Mengandung konten dewasa. Cerita ringan penuh bucin me...