T E R P I K A T - 23

6.6K 179 19
                                    

Percayalah, kecewa tapi tidak marah itu adalah sabar yang sangat luar biasa.

•••








Pov Pearly

Hari ini bertepatan aku dan Mas Ale untuk menjemput Ayah Alma di Bandara internasional soekarno-hatta, tadi Ayah menelfon memintaku untuk menyambut kedatangannya, sekaligus katanya ingin mengadakan dinner bersama. momen-momen bersama keluarga dapat dihitung pakai jari. Perihal beranjak remaja aku sudah terbiasa mandiri.

Ayah Alma sebenarnya tinggal di Belanda pekerjaanya yaitu angkatan darat sebagai pengabdi negara, tapi setelah pensiun, ayah sering bolak-balik tinggal di Indonesia-Belanda beralih profesi menjadi mengurusi bisnis keluarga.

Kalau ibuku asli orang Indonesia, aku di Jakarta tinggal bersama ibu, Lantaran aku memilih meneruskan SMA ku hingga kuliah, di negara kelahiran ibu.

Tiga tahun lamanya Ayah datang kembali ke Indonesia kala itu, selain urusan urgent jarang sekali Ayah mengunjungiku, huh alih-alih kedatangannya ada niat yang terselubung.

Yaitu..

Keputusan mendadak Ayah untuk menjodohkan aku dengan Mas Ale, awalnya tentu dengan penolakan halus, namun disisi lain dengan banyaknya pertimbangan aku menyetujui keinginan Ayah, sebagai anak yang tak pernah dituntut oleh orang tua. Tapi, sekalinya Ayah meminta ,permintaannya begitu berat, langsung soal penentuan jodohku, tanpa aku mengenal siapa Mas Ale sebelumnya.

Lebih shocknya lagi kalau Mas Ale itu adalah keponakanya Ayah, sepupu ku berarti dong ya?, ini aku kurang dekat sama silsilah keluarga Ayah atau gimana sebenarnya?.

Mohon untuk dimaklumi.

Hanya sebagian yang aku ketahui mengenai keluarga inti dari kedua orang tuaku yang pernah bertemu saja, tak sampai mendetail bagaimana saudara yang lainnya.

Semenjak pertengkaran tadi pagi, membuatku merajuk memasang wajah mesam, pria itu sudah bercerita mengenai masalalu dan penyakit yang dia alami, tak pernah menyangka sebelumnya membedakan mana yang bercanda dan serius dari ucapan Mas Ale. agak sulit, karena bercandanya dia terkadang seperti serius, dan sebaliknya.

Mas Ale meyakini aku sampai akhirnya aku tertegun masih Speechless, seorang Alega Mahavir mengalami semua itu? Mas Ale memiliki trauma begitu dalam bagaimana tentang keluarga, pekerjaanya, juga kisah asmaranya, semua diborong menjadi satu, bagaimana tidak membekas, jujur aku kasihan, tapi masih kesal, ternyata Mas Ale menerima perjodohan ayah karena terpikat dengan parasku yang mirip dengan almarhumah mantan istrinya.

Jadi dia sama saja seperti berekspektasi kalau aku adalah sosok mantan istrinya dong? Selama ini sikap baik dan mengayomiku karena untuk mantan istrinya itu? Bukanlah aku sebagai Pearly?!

Parah sih kalau iya.

Siapa yang tidak sakit hati?, untuk apa aku mencoba membuka hati, jika Mas Ale menaruh hatinya itu sebab terpaksa seolah membayang-bayangkan aku adalah mantan istrinya?

Jujur. Aku kecewa.

Kini kami berdampingan didalam mobil, Mas Ale menyetir dengan wajah datar dalam diamnya. Ntah bagaimana memulai obrolan, aku bate banget, masih tergores dengan kenyataan.

"Saya sudah bilang kamu istirahat saja di rumah, biar Genta atau saya yang menjemput Ayah, pakai acara ikut segala."

Dih, ngomel-ngomel tuh orang tua, gak suka dia kalau aku ikut?

Mungkin duduk ku seperti orang gelisah, lantaran masih memikirkan perkataan Mas Ale, membuat pria itu jadi membuka suara. Meskipun pandangannya terlihat lurus kedepan, tapi diam-diam aku yakin lirikannya sesekali mendelik kearahku.

TERPIKAT  [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang