T E R P I K A T - 17

7K 191 37
                                    

Pagi sering kali diawali dengan drama, niat baik Pearly ingin mengenal si suami lebih dalam malah jadi momen menggelikan, apa semua pria itu pikirannya jorok-jorok ya? Termasuk Alegaf, ada saja tingkah mesumnya.

Selama menuju dua bulan ini Pearly menjalani rumah tangga yang penuh kaku dengan kepasrahan terkadang juga labil tidak tahu dibawa kemana arah alurnya.

Pearly berspekulasi bahwa, mengapa juga Alegaf mau-mau saja menerima perjodohan ini, jadi orang mah tahu diri. Minimal ngaca dulu, sudah berumur semestinya cari yang sepadan, Pearly memang tak mengerti banyak hal soal hubungan, harus dimulai dari mana? Cara membalas perilaku suaminya bagaimana? dan apa itu romantis? dia tidak tahu, tapi lama-kelamaan dirinya yang tak suka ketergantungan, mulai terbiasa menerima perlakuan Alegaf. sorry aja nih meskipun Alegaf baik tapi terkesan tuh terlalu lebay gak sih caranya?

Misalnya sekarang ini, Ponsel Pearly dikuasai dan direbut oleh Ale seolah barang itu adalah miliknya sendiri dan parahnya ketika Pearly tengah melakukan aktivitas mandi, diam-diam suaminya itu mengangkat telfon dari Refal, sang dosen. Haduh! Alasan apa lagi nanti, masa Pearly bilang kalau Ale itu adalah omnya?

"Nih handphone kamu."

Pearly meraih cepat uluran tangan itu untuk mengambil ponselnya kembali, matanya langsung tertuju melihat layar ponsel mengecek aplikasi WhatsApp . Semalam ia tidur terlalu cepat karena kelelahan jadi tidak sempat baca grup yang tenggelam sampai-sampai chatnya ratusan, hp nya selalu diramaikan dengan berbagai banyak grup, Pearly mengernyit ketika melihat kolom chat dari dosennya.

Dosen Refal Adywijaya

'Di cafe senayan jam satu siang.'

Hah? Yang benar saja perasaan Pearly tidak memiliki janji tapi kenapa tiba-tiba dikirimkan chat seperti ini juga disertai kiriman shere location. Pasti kerjaan Alegaf nih.

"ini kamu habis ngomong apa aja tadi?!"

"Kok tiba-tiba dosen aku ngirimin shere loc gini?" Tanya Pearly menginterogasi.

"Mas?"

"Heh"

Cukup lama Ale berdiam diri dengan wajah sok kagetnya. "Ketemuan yuk, gitu.." jawab Ale kemudian dengan santai.

Dih! Nggak mungkin banget, itu bukan tipikal gaya bicara Ale, yang Pearly tahu Alegaf kalau memilah dan menggunakan bahasa indonesia kayak kamus Kbbi berjalan. Baku banget.

"Nggak habis pikir aku loh sama kamu, bisa-bisanya telfonan sama dosen aku."

"Nanti kalau ketahuan gimana?!"

"Kamu ngajak dia ketemuan apa dia? gimana sih bisa begini? yaampun mas.."

kini mereka tengah duduk berdampingan berada di ruang makan, bersiap untuk menyantap sarapan pagi.

"Bukannya dipikirin dulu, selalu bertindak seenaknya!!" Ketus Pearly pada Ale yang masih enggan untuk bercerita. Entah sampai kapan kesabarannya selalu diuji seperti ini,

Para pekerja dimansion Ale menyajikan beberapa kebutuhan, Menu breakfast sudah tersedia diatas meja semua peralatan juga sudah lengkap, sesudahnya mereka menunggu disetiap sudut kelak menunggu instruksi selanjutnya dari sang majikan.

"Udah udah, makan dulu terus habis itu saya antar." ucap Ale menenangkan, Ia yakin istrinya itu dilanda amarah akibat kelakuannya beberapa jam lalu. Alega sengaja, lebih menyukai Pearly yang cerewet dari pada Pearly yang dingin.

TERPIKAT  [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang