T E R P I K A T - 41

4.5K 160 12
                                    


Pov Pearly.

Malam hari tiba seakan berimbuh mengingatkan tanda diujung pergantian hari, tiap-tiap itu juga perputaran waktu menelan segala aktivitas. Sepi kembali menyapa mendominasi suasana dirumahku, seusai aku menghampiri dan menegur Mas Ale, tau-tau Tiara, Jordy, dan Rehan kompak memilih untuk berpamitan melanjutkan tugas dirumah masing-masing,huh, aku jadi tidak enak. Pastinya mereka buru-buru pulang lantaran Mas Alega yang selalu mengusik ketenangan kami.

Tidak hanya itu saja, sebelumnya ada salah satu hal lagi yang mampu membuatku menunduk malu didepan teman-teman.

Jadi, seperti ini ceritanya..

..

Piar!

Pyar!

Plar!

Ketiga temanku serempak berjengit terkejut karenanya, mereka menoleh kearah yang sama dimana bunyi huru-hara itu berasal, letaknya disekitaran dapur.

"Rumah lo horor apa gimana Pear? atau itu tikus  tapi masa rumah sebersih ini ada tikusnya?" Tanya Tiara mewakilkan.

"Bentar gue cek dulu." Akupun yang juga penasaran mulai beranjak dari dudukku, lantas segera memastikan apa yang sebenarnya terjadi didapur.

Tiara, Jordy, Rehan mengangguk, memfokuskan kembali atensi mereka berkutat pada laptop masing-masing.

Sementara aku melanjutkan langkahku diambang ragu tapi pasti, aku mengendap-endap sembari mengintip, takut bila jika benar kenyataanya itu adalah hantu gentayangan. Tidak! tidak! tidak ada yang namanya hantu, aku tepiskan semua otak negatifku. Fyuh! ayo Pearly semangat sedikit lagi sampai didalam dapur.

Dan..

"WAAA! astagfirullah."

Baru mengambil satu langkah selanjutnya, kepalaku yang sudah melongok-longok hendak melewati tembok pembatas dapur dengan sisi ruangan lain, tiba-tiba saja wajah Mas Alega muncul di balik tembok itu.

"Mas Ale? ngapain yaampun.."

Aku menepuk-nepuk dadaku dan membuang nafas jengah.

Inimah saingannya hantu, Mas Alegaf ternyata biang dari suara-suara gempar seisi ruangan, ngapain sih dia?

"Saya lapar." Dengan wajah polosnya dia menjawab tanpa dosa, sudah ngagetin, ditambah kini aku melihat penampakan dapur yang disulap sama dia menjadi berantakan, udah tau Bi Yumi lagi cuti, ini mah ngerjain orang namanya.

"Nggak gini juga dong.. kan jadi berantakan Mas..." Kedua mataku membola mengelilingi area dapur, piring, talenan, wajan, teflon dan peralatan masak lainnya berhamburan disembarang tempat.

"Ya kamu gak mau bikinin makanan untuk suaminya, saya kan tidak bisa memasak." Keluhnya memasang wajah memelas, seperti minta dikasihani, sok paling sedih sedunia, ada saja cara cerdiknya untuk mengalihkan perhatianku.

"Kenapa gak order gofood? biasanya kan kalau lagi gamasak selalu pesan."

"Lagi mau masakan rumah lebih higenis."

Halah! paling juga alasannya klasik, jelas-jelas kan dia sering memesan makanan ditempat restoran langganannya, kenapa jadi dibuat ribet, sejak kapan coba pakai segala ingin nyoba masak-masak sendiri .

PR banget, aku berinisiatif untuk segera turun tangan membenarkan posisi alat-alat masak ketempat semula, dan mengecek beberapa bahan yang hendak diolah oleh Mas Ale. "Tapi kalau gini kan jadi ngasal, belum tentu enak, yaampun ini kenapa telur pecah berceceran dilantai begini, bau amis Mas."

TERPIKAT  [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang