Simulasi Keluarga

350 48 15
                                    

Jeremy tidak menyangka jika keputusannya untuk menginap di rumah Clara justru membuatnya semakin lelah. Bagaimana tidak? Setiap tiga jam sekali, Cleo terbangun dan menangis hanya untuk meminta disusui.

Ia memang paham jika di usia seperti Cleo sekarang adalah usia di mana anak tidak bisa ditinggal lama oleh ibunya. Tapi, ia lupa fakta jika hal itu akan mengorbankan waktu istirahat.

Jeremy duduk di sofa ruang tamu dengan wajah mengantuk. Di saat ia berharap ia akan mendapatkan tidur nyenyak di pelukan Clara, ia justru mendapatkan sebaliknya. Setiap interval tiga jam ia akan terbangun dan menemani Clara menyusui Cleo.

Jika dihitung-hitung, tidur nyenyaknya itu kurang dari 2 jam. Selebihnya ia terus terjaga atau tidur ayam-ayam.

"Sarapan dulu, Jer!" Clara berteriak dari arah dapur.

Dilihat-lihat, Clara sama sekali tidak lelah walaupun malam hari ia tidak tidur dengan benar. Dan Jeremy bisa asumsikan jika Clara mengalami malam seperti itu setiap harinya. Lalu, bagaimana bisa Clara kelihatan baik-baik saja?

Jeremy berjalan pelan ke meja makan. Di sana, Cleo duduk di kursinya sendiri dengan semangkuk kecil puree apel. Gadis kecil itu terlihat ceria, seolah tak merasa bersalah telah membuat Jeremy tak bisa tidur semalam.

Clara menghidangkan sop sisa semalam yang telah ia hangatkan. "Capek, Jer, ngurusin Cleo?" kekehnya ketika melihat ekspresi kosong Jeremy.

Pertanyaan itu membuat Jeremy menggeleng cepat. Ia mengusap wajahnya kasar kemudian tersenyum. "Ga, kok."

"Halah." Clara duduk di samping Cleo, membantu sang anak makan di samping dirinya juga menyarap. "Kantong mata kamu tu ga bisa bohong," lanjutnya.

Jeremy mengembuskan napas pelan kemudian menyendok sopnya. Clara benar, ia tidak menyangka mengurus anak kecil akan sesulit ini. Bagaimana selama ini Clara mengurus Cleo seorang diri?

"Habis sarapan kamu tidur dulu aja. Nanti siang aku bangunin lagi."

Jeremy menggumam, tak banyak protes. Ia juga sepertinya memang butuh tidur lagi.

"Kamu habis ini mau ngapain?" tanyanya pada Clara.

"Cuci piring, mandi sama mandiin Cleo, cuci baju, nyapu rumah, abis tu nyiapin makan siang. Setelah makan, kita ke rumah Ibu. Trus sorenya baru ke reuni."

Mendengar banyaknya pekerjaan Clara membuat kantuk Jeremy hilang begitu saja. Entah karena naluri lelaki atau hanya karena malu ia tidak berbuat banyak.

"Aku bantuin bersih-bersih rumah," ungkap Jeremy yakin dengan kantuk yang perlahan-lahan lenyap.

"Eh, yakin?"

"Iya." Jeremy mengambil tempe goreng di hadapannya dan melahap sarapannya dengan cepat. "Nanti kalo udah nikah juga harus gini, kan? Bagi tugas. Anggap aja ini simulasi keluarga buat aku," lanjutnya.

Clara hanya bisa tertawa mendengarnya. Hanya karena mendengar sang ibu tertawa, Cleo ikut tertawa. Membuat suasana pagi hari semakin cerah dengan tawa menggemaskan Cleo.

"Ya ampun, emang kamu paham?" cibir Jeremy seraya merapikan helaian tipis rambut Cleo.

"Mmmiii!" Cleo menggebrak-gebrak mejanya seraya menatap Jeremy. Masih dengan tawa jenakanya.













***













Usai menyelesaikan pekerjaan rumah dan makan siang bersama, Jeremy dan keluarga simulasinya bersiap menuju rumah Helena. Tentu saja untuk mengambil baju bekas ayah Clara yang nantinya akan diberikan untuk Jeremy.

By The Irony Of FateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang