Happy reading!
_______
Fun fact, selama Karina berpacaran dengan Rendi hanya Gisel yang belum bertemu secara langsung. Setiap Karina mengajak Rendi bertemu teman-temannya, Rendi selalu menolak. Alasannya sibuk. Pun setiap Rendi menjemput Karina lelaki itu tak pernah keluar dari mobilnya. Jangankan menyapa Rendi bahkan enggan menurunkan kaca mobil. Lia sampai mencecar Karina karena bisa-bisanya jatuh cinta pada manusia sombong seperti Rendi.
"Gue yakin kalau cowok lo ngga ikut antri pas pembagian akhlak!"
"Ck. Dibilangin dia orangnya susah bergaul." Bela Karina. Lia mencibir.
"Halah... Dia harusnya temenan sama Yoga biar belajar jadi manusia."
"Maksud lo cowok gue bukan manusia?" Karina menatap Lia sewot.
"Bukan gue yang bilang duluan, ya."
"Sialan!"
Tambahan bahwa Rendi maupun Karina tak pernah memposting poto mereka di social media. Oke, itu hak dan kesepakatan setiap pasangan. Gisel tak ingin memikirkan aturan berpacaran orang, sekalipun itu sahabatnya sendiri. Gisel selalu menghormati pilihan Karina. Jika itu untuk kebahagiaan Karina baik Gisel maupun Lia tak bisa menentang. Maka Gisel dan Lia hanya mampu menjadi sahabat yang siap sedia apabila Karina mengalami problem terkait hubungannya dengan Rendi.
Gisel akan menjadi tempat curhat dan bahu tempat Karina bersandar. Sedangkan Lia akan menjadi orang yang menyadarkan Karina walaupun harus menggunakan kalimat kasar dan pedas. Kadang mereka juga menemani Karina menangis semalaman.
"Udah gue bilang Rendi itu brengsek! Lo mau disakitin sampai gimana lagi biar lo sadar, Rin? Mau di sakitin sampe mati? Ha?!"
Tak ayal Karina dan Lia pernah diam-diaman. Lia kesal dan marah karena Karina masih mempertahankan lelaki red flag macam Rendi. Memang kalau sudah cinta orang bisa buta, apalagi gadis tulus seperti Karina. Tak heran jika mahasiswa Seni itu mampu bertahan selama enam bulan. Yah walaupun harus dilalui dengan tangisan dan nyeri di hati.
Karina terlalu naif karena berpikir bahwa Rendi bisa berubah jika ia bertahan.
Stupid!
"Gue mau tanya satu hal. Tapi please jawab ini dengan jujur. " Vokal Gisel mengudara, manik hazelnya menatap tepat pada iris cokelat milik Karina.
Kedua gadis cantik itu memutuskan untuk bertemu di Latch, kafe dekat kampus. Gisel menghubungi Karina setelah ia menyelesaikan bimbingan. Sungguh Gisel tak bisa berhenti memikirkan Rendi sejak pagi tadi. Ia bahkan meminta Arjuna untuk pulang lebih dulu.
"Alasan lo mau ngelepasin Rendi, boleh gue tau kenapa?" Gisel bertanya ragu-ragu. Sejak insiden di Black Hole Karina belum menceritakan apapun tentang alasan mereka putus. Biasanya Karina akan menceritakan semuanya, walaupun sambil menangis. Tapi malam itu Karina memilih alkohol sebagai tempatnya melampiaskan duka.
"Rendi selingkuh, Gi. Lo tau sendiri. Gue udah ngga kuat." Karina menjawab tanpa menatap Gisel. Maniknya bergulir ke sembarang arah.
"Lo ngga berbakat bohongin orang, Rin." Gisel menyandarkan tubunya pada kursi, tangannya terlipat di depan dada.
Tak menjawab, Karina hanya menatap es cappucino di depannya. Jujur Karina sudah menduga hal ini akan terjadi. Gisel memang terlihat tak peduli dengan keadaan sekitar, namun Karina tau bahwa nyatanya Gisel adalah makhluk paling peka. Dibanding bertanya Gisel adalah tipe orang yang akan menunggunya untuk bicara lebih dulu.
Jika Gisel sampai memintanya bertemu seperti ini, itu artinya gadis itu menyadari sesuatu.
"There's something else, right? Just be frankly." Selidik Gisel, Karina menghela. Kadang ia kesal dengan sifat Gisel yang satu ini, Karina jadi tak bisa menyembunyikan apapun lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Surreptitious
RomanceTentang Gisel yang mencintai Aji bertahun lamanya dan Aji yang hanya mengenal Gisel sebatas nama. Start on : Juli 2022. End : Febuari 2023