Dimulai dari sini🌸

4.8K 439 22
                                    

Double up! Silahkan baca part sebelumnya ya.

_______

Happy reading!

______

"Ini bukan kasus biasa. Rendi udah auto masuk penjara kalau video ini sampai ke polisi." Tutur Yoga dengan intonasi serius.

Kini di ruangan itu hanya ada para kedua belas lelaki. Setelah Gisel tenang dan tertidur, Aji kembali pada teman-temannya. Ia tidak mungkin membiarkan Gisel tetap ikut diskusi. Kesehatan mental dan fisiknya lebih penting.

"Exactly. Tapi masalahnya dia punya backingan di kejaksaan. Kita ngga bisa sembarangan kasih bukti." Sahut Daniel. Semua orang setuju.

Kini Aji paham kenapa Gisel menyimpan bukti itu sendirian. Melaporkan Rendi tak semudah itu. Butuh usaha lebih dan Gisel tidak cukup mampu melakukan itu sendirian.

Tangan Aji terangkat memijat kening. Sekarang ia benar-benar bingung. Istri dan teman-temannya jadi incaran. Tapi Aji masih belum menemukan titik terang.

Arjuna menepuk pundak Aji yang terlihat lesu.

"Abang-abang, coba liat ini." Suara Azwan menarik atensi kesebelas pemuda lainnya. Si bungsu mendekat pada Adam kemudian mengganti tampilan pada layar.

"Orang-orang yang nyerang Bang Yoga sama Bang Adam punya tato kecil di leher mereka."
Azwan memperbesar poto dari beberapa data pribadi yang mereka dapatkan.

"Kaya simbol gitu ya." Gumam Adam.

"Hm. Kemungkinannya yang nyuruh mereka adalah orang sama. Soalnya semuanya punya tato yang sama." Pungkas si paling muda.

Seringai Aji terpampang jelas pada wajahnya. Ia tau simbol yang dimaksud Azwan.

Lelaki itu menggeser Azwan dan Adam. Jemarinya bergerak lincah di atas keyboard.  Usai menekan tombol enter, munculah deretan informasi yang berhasil membuat para pemuda tampan itu tercengang.

"Anjir kaget." Celetuk Justin dramatis.

"Cok! Kenapa gue ga kepikiran." Umpat Daniel.

Setiap perusahaan pasti punya simbol dan logo sebagai identitas masing-masing. Yang mana simbol itu memilki ciri khas dan keunikan tersendiri untuk membedakannya dengan perusahaan lain.

Dan simbol tato yang dilihat Azwan hanya ada satu di negara ini.

"Jadi... Rendi beneran ga terima Rania balik sama lo, ya." Gumam Arjuna dengan tangan terlipat di depan dada.

"Sekarang gue percaya cinta itu beneran bikin buta." Azwan mengalihkan tatapannya pada Dirga.

"Bang, lo kalau bucin jangan sampe begini ya."

"Bocil tau apa lo soal cinta. Deket cewek aja keringet dingin." Dirga mencibir.

Azwan mencebik. Niat mau ngejek Dirga malah kena skakmat. Malah diketawain pula sama abang-abangnya.

"Ya wajar sih kalau Rendi sampe bucin. Bang Ji aja sampe nangis karena ditinggal." Dan Jevan berhasil mendapatkan tatapan sengit dari Aji. Lelaki itu sontak memalingkan wajah.

"Kalo begini mah goblok anjir. Dia nyari perkara sama orang yang salah." Taka mendengus geli.

"Ini si Rendi otaknya bongkar pasang kali, ya. Dikira kita bakal takut apa?" Timpal Hito.

Asaka tak usah ditanya, dia emang setelan pabriknya ga banyak omong. Jadi cowok itu cuma diam mendengarkan.

"Terus sekarang lo maunya gimana, Ji?" Tanya Yoga.

SurreptitiousTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang