Surreptitious🌸

7K 465 42
                                    

Happy Reading!
______________


Sudah dua minggu Gisel kembali dan selama itu pula Gisel seolah mengabaikan keberadaan Aji. Tidak, ini tidak seperti saat Gisel mendiamkannya seperti terakhir kali. Hanya saja wanita itu terlalu sibuk dengan skripsinya. Lebih tepatnya setelah Gisel membaca sebaris pesan yang Aji pun tak tau siapa pengirimnya. Karena pada hari berikutnya Gisel benar-benar melupakan keberadaan Aji.

Bahkan hingga detik ini mereka belum bicara panjang lebar. Komunikasi mereka sama persis seperti awal-awal pernikahan.

Padahal Aji sudah sangat bahagia Gisel kembali. Itu artinya mereka bisa memulai semuanya dari awal lagi. Aji sudah membayangkan hari-hari indah yang akan mereka lewati.

Namun yang terjadi selalu diluar dugaannya.

Ayolah.

Mereka tak bertemu selama tiga bulan. Sejak perpisahan mereka Aji selalu memikirkan Gisel disetiap detiknya. Menunggu dengan sabar dan berharap Gisel kembali padanya.

Kini wanitu itu ada di hadapannya. Tapi kenapa rasanya begitu jauh? Apa Gisel tak merindukannya?

"Kenapa ngeliatin aku begitu?"

"Jujur deh kamu sebenernya ngga cinta-cinta banget sama aku kan?"

Kerutan di dahi Gisel tercetak jelas kala kalimat itu mengudara.

"Jangan kumat sekarang, Ji. Aku lagi engga bisa ngeladenin kamu." Balas Gisel acuh, lalu kembali pada laptopnya.

Saat ini mereka sedang di ruang tamu. Tadinya Aji duduk di sofa sambil nonton TV, tapi karna bosan jadinya pindah duduk ke karpet. Gisel berada di sebelah kirinya.

Tak membalas, Aji kembali menatap Gisel. Dan seperti dugaannya Gisel kembali pada kesibukan awal.

Astaga.

Aji benar-benar tak suka diabaikan seperti ini. Pikiran-pikiran aneh tiba-tiba memenuhi kepalanya. Apa Gisel sedang mempermainkannya?

Aji berdecak. Tanpa kata ia menarik laptop dari hadapan Gisel. Yang tentu saja mengundang delikan tajam dari wanita itu.

"Apaan, sih! Balikin laptopnya!"

Tak menjawab, Aji malah menekan tombol power dan menutup layar sesuka hati. Kontan pupil Gisel melebar sempurna. Ia bahkan berdiri.

"WHAT ARE YOU FUCKING DOING!"

"Gi, language."

"Ya kamu ngeselin!" Gisel menyugar rambut frustasi.

"Shit! Filenya belum kesimpen lagi."

Aji mengernyit. Lelaki itu lantas turut berdiri. Pandangan mereka akhirnya bertemu.

"I said your language. Did you even hear me?" Kalimat Aji terdengar dingin.

"Give me back." Balas Gisel.

Aji mendengus. "Wah. Kamu bener-bener lebih peduli sama benda ini daripada aku?"

"Please, Ji. Aku lagi engga mau berantem. Balikin laptopnya."

"Nope."

Gisel mengerling, kenapa ia merasa Aji sedang memancing keributan?

Gisel menghela. "Fine. What do you want?"

"You."

"Iya aku di sini. Kamu pikir aku hantu?"

Aji tertawa sarkas. "Kamu tau maksud aku." Lelaki itu mendekat, membuat Gisel melangkah mundur.

SurreptitiousTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang