Tentang tiga tahun lalu🌸

5.1K 488 31
                                    

Happy reading!

______

Aji menepuk tempat di sebelahnya. Meminta sang istri mendekat. Mulai malam ini keduanya sepakat untuk terus tidur bersama di kamar Aji.

Yaiyalah orang udah confess! Aji mah kesenengan karena mulai malam ini dia ga pelukan lagi sama guling.

Namun agaknya hal itu tidak berlaku pada Gisella. Wanita dengan piyana abu-abu itu masih enggan mendekat.

Gisel maloe!

Bagaimana kalau tiba-tiba Aji minta jatah?

Seperti yang diucapkan Aji hubungan mereka sudah sah dimata hukum dan agama. Tapi kini konteksnya sudah berbeda. Mereka sudah mengetahui perasaan masing-masing. Kalau sudah begini, Gisel jadi membayangkan adegan-adegan aneh dalam kepalanya.

Yaa ampun...

Padahal tadi ia memeluk Aji begitu erat dan sebelumnya mereka juga berciu-- sudahlah mengingatnya membuat pipi Gisel memerah.

Agaknya Gisel baru saja mendapatkan kewarasannya setelah ia membersihkan diri.

"Mau naik sendiri atau aku gendong." Gisel tersedak ludahnya sendiri kala kalimat itu mengudara.

Kesepakatan lain yang Aji buat setelah sesi confess itu adalah untuk mengganti gue-elo menjadi aku-kamu.

"Masa udah confess manggilnya masih gue-lo? Orang baru jadian juga pake aku-kamu, Gi. Kita bukan bestian di sini, kita suami istri. Dan calon orang tua. Emang mau sampe bayinya lahir tetap lo-gue? Yang ada anak kita udah ngejamet sejak lahir." Cerocos Aji panjang lebar.

Memang Aji dan pikiran randomnya sudah tak tertolong. Daripada Gisel mendengar ocehan lagi yasudah Gisel setuju saja.

"Gisella."

"H-hah? Iya."

Akhirnya Gisel benar-benar mendudukkan diri di samping suaminya. Jujur Gisel merasa canggung. Mengingat ini adalah pertama kali keduanya benar-benar terlihat seperti suami istri.

Berbading terbalik dengan Gisel, Aji malah terlihat bahagia sekali. Sejak tadi lelaki itu terus saja menatap Gisel dengan senyum cerah.

Gisel sampai heran, apa pipi Aji tidak pegal?

"Kenapa sih?" Tanya Gisel setelah menyandarkan punggung pada dashboard kasur.

"Aku masih ngga nyangka aja. Ternyata ada orang yang bucin banget sama aku. Udah tiga tahun lagi." Kata Aji dengan alis yang naik turun.

"Ngga usah dibahas lagi bisa ga sih? Kamu sengaja mau julid ya?"

"Engga lah, Gi. Yaa ampun, kamu seudzon mulu. Mau aku cium lagi?"

Gisel mendelik, reflek menjauhkan diri.

"Ga usah macem-macem!"

Aji tersenyum aneh. "Ga macem-macem, kok. Satu macam aja." Aji makin gencar menggoda Gisel.

"J-ji..."

Lelaki itu terus saja mencondongkan tubuhnya mendekati Gisel. Sehingga membuat wanita itu terus mundur sampai akhirnya tubuh Gisel terbaring dengan Aji yang kini berada di atasnya.

Gisel meneguk ludah. Jantungnya sudah tak bisa berdetak normal. Gisel berusaha mengalihkan pandangan, kemana saja asal tak bertemu netra Aji.

Gisel menahan napas kala kepala Aji perlahan mendekat. Gisel reflek memejamkan mata. Kini ia bisa merasakan deru napas Aji yang sudah berada di sekitar lehernya.

SurreptitiousTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang