We find something🌸

5.7K 554 55
                                    

Happy Reading!

_____


Selama tiga tahun menghuni apartemen, Aji tak pernah merasa se-sepi ini. Padahal laki-laki dengan tinggi 178 cm itu sudah terbiasa tinggal sendiri. Tapi kali ini rasanya berbeda. Dapur tak seberisik biasanya, tak ada seruan nyaring saat Aji meletakkan bajunya ke sembarang tempat, tak ada delikan tajam saat Aji bertingkah menyebalkan, tak ada deretan chat saat Aji tak pulang dan tak ada candaan receh yang bisa membuat Aji tertawa.

Karena kini pelaku utama berubah 180 derajat. Tepatnya setelah pertengkaran mereka di parkir rumah sakit hari itu. Gisel mengabaikannya. Dengan sengaja.

Gadis itu jadi lebih pendiam, hanya akan bicara jika Aji menegur lebih dulu. Gisel juga lebih sering mengurung diri di kamar. Aji tak tau apa yang gadis itu lakukan, tapi jujur Aji khawatir. Selain sifatnya yang berubah Gisel juga terlihat tidak sehat. Sudah seminggu ini Aji selalu mendapati Gisel yang menegak pil dan wajah pucat gadis itu.

Saat ditanya, Gisel selalu menjawab.

"Ga usah peduliin gue." Dengan nada dingin yang tak Aji sukai.

Ayolah, Aji bukan pemeran antagonis yang akan membiarkan Gisel begitu saja. Seminggu ini Aji berusaha. Apapun ia lakukan untuk menarik perhatian Gisel. Mengetuk pintu kamar, menyiapkan cokelat panas, beli jajanan kesukaan Gisel bahkan Aji pernah menyetel musik keras-keras hanya untuk membuat Gisel keluar dari kamarnya.

Bodoh.

Bukannya berhasil, Aji malah diserbu penghuni unit lainnya karena mengganggu ketenangan.

Aji mengusap wajah frustasi. Ia menyesal karena berharap Gisel mengabaikannya.

Ting!

Ponsel Aji berbunyi. Menampilkan notifikasi chat dari seseorang yang sudah Aji abaikan semenjak perubahan Gisel.

Rania
Ji aku ngga enak badan
Ke sini, bisa?

Aji berdecak. Mood-nya mendadak anjlok. Sejak kejadian di mobil Aji mendadak ilfeel dengan mantannya. Entahlah, Aji seperti hilang respek. Ia tidak bodoh untuk menyadari maksud dari setiap perkataan Rania hari itu.

Apakah sifat yang selama ini ditunjukkan depan Aji itu palsu? Tiba-tiba jiwa julid Aji bangkit.

Lo lagi susah aja nyari gue. Kemaren aja gue nangisin lo biar ga pergi lo mana ada mikirin gue. Lah ini balik-balik bunting minta urusnya juga sama gue.

Aji Bimasena
Sorry Ran
Gue sibuk
Minta tolong mba sri aja dulu

Aji menutup ponsel. Kepalanya benar-benar pusing sekarang. Maniknya kembali melirik pintu kamar Gisel.

"Gue butuh pencerahan."

Lelaki itu kembali ke kamarnya. Tak lama ia keluar dengan jaket denim beserta topi hitam. Sebelum meninggalkan unit, Aji menempelkan sitcky note di kulkas.

Sebelum lo menderita mag kronis mending makan masakan gue. Jangan ngurung diri terus, Gi. Gue kesepian karena lo mendadak cosplay jadi Asaka.

______

"Kata gue lo tolol." Adalah kalimat pertama Arjuna setelah Aji menyelesaikan ceritanya.

Lelaki jangkung itu melempar kulit kacang tepat mengenai wajah Aji. Membuat si korban melempar delikan tajam. Tak peduli, Arjuna melanjutkan aksinya.

"Gue kalau jadi Gisel udah minta cere, sih."

"Emang laki model lo tu emang layak di jual ke shopee."

"Dikasih harga murah juga ngga akan ada yang beli kayanya."

SurreptitiousTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang