Gisel aneh🌸

5.7K 497 13
                                    

Happy reading!

_____

"Ji, lo ngerasa ga sih? Kalau dari tadi itu ada yang ngikutin kita?" Tanya Gisel kala mobil hitam Aji tiba di parkiran. Sejak mobil mereka meninggalkan area apartemen, Gisel melihat ada mobil lain terus saja yang mengikuti mereka.

Saat ini pasangan muda kita sudah tiba di salah satu Pusat Perbelanjaan di Jakarta. Sesuai kemauan Gisel, pengen boba. Setelah mendengar penuturan sang istri, Aji langsung tancap gas. Ia tidak mau anaknya ngences hanya karena kemauan ibunya tidak terpenuhi.

"Perasaan lo aja kali. Udah yuk! Katanya mau boba." Kata lelaki itu sembari melepas seatbelt. Sedikitpun tidak terganggu dengan ucapan istrinya. Bahkan Aji terlihat santai. Berdeda dengan Gisel yang masih terus saja melirik spion.

Aji menghela napas sebentar. Lalu merogoh benda pipih dari dalam saku. Tangannya bergerak lincah di atas layar. Sekon berikutnya ia menyimpan kembali ponselnya.

Lalu tanpa kata Aji beranjak ke depan Gisel. Berkat itu Gisel kontan menahan napas kala kepala Aji tepat di depan wajahnya. Sepasang manik hazel itu mengerjap cepat.

Lagi-lagi membuat Aji gemas.

"Can we go now? You said the baby wants the bubble tea" Ujar lelaki itu dengan suara berat. Setelahnya terdengar bunyi dari seatbelt milik Gisel. Sekilas Gisel melihat Aji menahan tawa sebelum menjauhkan diri.

Sialan gue dikerjain!

Kedua pasang kaki itu akhirnya berjalan beriringan. Aji tau bahwa Gisel masih terlihat tidak tenang. Sejak tadi netra itu tak hentinya melirik ke belakang. Maka sebelum memasuki mall Aji meraih tangan Gisel dan menggenggamnnya.

Gisel menghentikan langkah yang tentu saja membuat Aji berhenti pula.

"Kenapa?" Tanya lelaki itu. Gisel tak menjawab, ia hanya menatap tangan mereka yang bertaut.

"Ji... apa ini bener?" Tanya Gisel ragu. Ia merasa semuanya terlalu tiba-tiba. Kenapa Aji berubah sangat cepat? Jujur, Gisel sedikit takut.

"Hey," Aji memangku wajah bulat itu dalam tangan besarnya, membuat Gisel mendongak dan menatap manik boba itu.

"Jangan takut sama hal yang ga penting. Kita bukan pasangan haram, Gi. Hubungan kita sah dimata hukum dan agama. Cuma orang gila yang bilang kalau lo ga pantes bersanding sama gue. Dan gue jamin engga akan ada yang berani nyentuh lo selama ada gue, di sini."

Aji menurunkan tangannya. Kemudian lelaki itu kembali mengulurkan sebelah tangan di depan Gisel. Sang puan menatap tangan itu dan Aji bergantian.

Aji dengan sabar menunggu. Lalu tak lama Gisel meraih tangan besar Aji.

"Just do something that make you happy, got it?" Gisel mengangguk semangat. Senyuman terukir pada paras keduanya.

____

"Gi, seriously? Lo udah abis tiga cup. Engga ada! Udah stop sampai di sini. Air mineral aja." Omel Aji kala Gisel kembali merengek.

Saat ini mereka sedang istirahat pada pada salah satu foodcourt setelah satu jam berkeliling. Dan selama itu pula Gisel tak hentinya mengkonsumsi bubble tea.

Lagi, Aji juga dibuat melongo akan tingkah hyper Gisel. Ternyata istrinya sangat aktif, Gisel terus saja menariknya kesana kemari. Dengan tujuan makanan tentu saja. Dan Gisel mampu menghabiskan semuanya. Sedangkan Aji hanya makan sepiring kwetiau dan sekaleng cola. Aji sampai heran bagaimana bisa Gisel mencerna semua itu?

SurreptitiousTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang