Langkah🌸

4.1K 419 29
                                    


__________

Happy reading!

_________

Usai pengakuan Karina, Lia terkulai lemas di kursinya. Gadis itu masih enggan mempercayai pendengarannya.

Bagaimana bisa? Padahal ada Karina dan satu bodyguard di sana.

Karina tak hentinya menangis, gadis berambut panjang itu terisak dan kalut disaat bersamaan. Bagaimanapun ini akibat kecerobohannya. Selain khawatir dengan keadaan Gisel, Karina juga takut akan amarah Aji.

Lia meremat rambut frustasi. Gadis itu berusaha tenang dan berpikir jernih. Walaupun sebenarnya ia juga sama takutnya.

Dengan tangan gemetar Lia mengambil gawainya, menghubungi Aji. Hingga sampai pada panggilan ke delapan, telpon Lia juga tak kunjung diangkat.

Lia berdecak. "Anjing! Anjing! Anjing!"

Ia lupa kalau Gisel bilang hari ini Aji sedang tak bisa diganggu.

Tatapan Lia beralih pada Karina.

"Rin, tenangin diri lo!" Lia mengguncang bahu Karina, menyadarkan gadis itu.

"Maafin gue, Li..."

"Bukan salah lo. Sekarang kita ke ruang cctv. Lo bantuin gue telponin Yoga, Juna atau siapapun yang bisa bantu kita secepatnya. Ayo!"

Kedua gadis itu bergegas setelah mengambil semua barang milik mereka. Sesuai intruksi Lia, Karina menghubungi teman-teman Aji. Sementara Lia sedang berbicara dengan penjaga di depan ruang kontrol.

"Halo Yoga!" Karina bernapas lega karena panggilannya langsung diangkat.

"Iya, Rin. Kenapa?"

"G-Gisel d-diculik." Susah payah Karina mengucapkan itu.

"Ha? Kok bisa?"

"G-gue ga bisa ceritain secara detail, kejadiannya cepet banget." Karina berujar dengan suara gemetar.

"Oke-oke. Sekarang lo tenang dulu abis itu shareloc kalian di mana. Gue ke sana sekarang juga."

Sambungan berakhir. Karina mendongak kala Lia menghampirinya

"Gimana ada yang bisa dihubungin?" Tanya gadis cantik itu.

"Hm. Yoga bakal segera kesini." Lia mengehela.

"Syukurlah."

"Lo?"

"Bisa. Ayo!"

Merekapun memasuki ruang kontrol, manik tajam Lia menatap layar yang menunjukkan berbagai rekaman di sana. Tak lama netra sipit itu menemukan tiga orang pria dengan satu orang menggendong seorang wanita.

"Pak suruh petugas keamanan jaga di loby sama seluruh area luar mall." Titah Lia.

Petugas itu mengangguk. "Cek, cek, perhatian unit lantai satu. Segera menuju loby sekarang juga dan jaga setiap pintu keluar." Ujarnya melalui walkie talkie.

Detik selanjutnya, Lia pun beralih pada mic kecil di sana.

"Kepada seluruh pengunjung mohon perhatiannya sebentar." Suara Lia menggema ke seluruh penjuru mall.

"Telah terjadi penculikan seorang wanita dari toilet lantai tiga. Apabila melihat ada gelagat mencurigakan di sekitar kalian, harap segera hubungi petugas keamanan."

"Sekali lagi--" Lia mengucapkan kalimat yang sama sebanyak tiga kali.

"Jika ada yang berhasil menangkap pelaku, Adijaya siap memberikan hadiah besar pada kalian."

SurreptitiousTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang