28: cemburu?

47 16 8
                                    

"Pulang bareng gue, ya?"

"Gak bisa!" Sean yang sejak tadi diam memperhatikan Aska dan Alara yang sedang mengobrol, kini datang menghampiri kedua remaja SMA itu. Cowok itu berdiri di samping Alara, memegang tangan gadis itu. "Alara berangkat bareng gue, jadi dia pulang juga bareng gue."

Aska mengerutkan kening ketika melihat Sean. Demi apapun, ia baru menyadari bahwa cowok itu ternyata sudah ada di SMA Cakrawala sejak lama. Mungkin karena Aska terlalu fokus melihat keberadaan Alara tanpa memperhatikan sekitar.

"Yuk, Ra, kita pulang ke sekolah. Sekarang pasti udah jam istirahat kedua." Sean tersenyum sekilas, sebelum akhirnya menarik Alara pergi dari sana.

Alara menoleh ke arah Aska sambil melambaikan tangan, "Duluan, Aska!"

Sedangkan Aska hanya menatap kepergian Alara bersama Sean dengan tatapan tajam. Entah kenapa, ia kurang suka melihat kedekatan mereka berdua.

"Woi, ngelamun mulu lo!" Tiba-tiba saja seseorang merangkul bahu Aska. Aska mengerjap dan menoleh ke samping. Terlihat Gino yang kini sedang menyengir ke arahnya.

"Eh, lo?"

"Ayo ke kantin, anak-anak yang lain udah nunggu tuh," kata Gino sambil tersenyum. Melihat Aska hanya diam memasang ekspresi bingung, Gino kembali melanjutkan, "Temen-temen lo di Cakrawala pengen makan bareng lo. Yah, nongkrong sambil ngobrol lah. Udah lama kita gak ngumpul. Bisa, 'kan?"

Aska mengangguk semangat. "Bisa."

"Ya udah, ayo!" Gino menarik Aska untuk pergi mengikutinya. Namun tiba-tiba saja langkah cowok itu terhenti. "Eh, btw, lo ngomong dulu gih sama temen-temen lo di Cemerlang. Takutnya mereka nyariin nanti."

•••

Motor itu berhenti di sebuah minimarket. Alara yang merasa bingung, menurut saja ketika disuruh turun oleh Sean. Setelah keduanya turun dari motor dan melepas helm, cowok itu menarik tangan Alara untuk ikut memasuki minimarket bersamanya.

"Kamu mau belanja dulu?"

"Mau beli es krim,"

"Es krim?" kata Alara dengan nada tidak percaya. Sean melirik gadis itu dengan wajah cemberut.

"Biasa aja kali. Kaget banget lo ngedenger gue mau beli es krim?" Sean mendengus pelan. Cowok itu berhenti di tempat kotak pendingin es krim, kemudian mengambil dua buah es krim dari sana. Satu rasa cokelat, dan satu lagi rasa stroberi.

Setelah membayar es krim ke kasir, mereka berdua duduk di kursi yang ada di depan minimarket. Sean membuka es krim rasa stroberi dan memberikannya kepada Alara.

"Loh, buat aku?"

"Lo kira gue bakal makan dua es krim ini sendirian?" Sean menggeleng pelan. Kemudian ia membuka es krim yang satu lagi dan mulai memakannya.

Alara tersenyum kecil. "Makasih, ya."

Mereka berdua memakan es krim masing-masing dengan tenang.

Sesekali Sean melirik ke arah Alara, kemudian tersenyum. "Do you get dejavu?"

Alara menatap Sean dengan kening berkerut. "Dejavu?"

Sean tertawa pelan sambil kembali menatap lurus ke depan. Matanya menyorot sendu. "Dulu pas kelas satu SMP kita pernah makan es krim bareng di depan minimarket kayak sekarang. Kayaknya lo gak ingat, ya?"

Sekitar lima detik Alara bergeming, hingga akhirnya gadis itu berseru, "Aku ingat, kok!"

"Oh, ya?" Sean mendengus pelan. "Gue gak percaya."

Alara berdecak pelan. "Aku gak bohong," katanya, "aku beneran ingat, kok."

Sean menoleh ke arah Alara.

Sampai Jumpa Lagi [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang