Menjadi murid baru rasanya melelahkan sekali. Segala hal terasa asing. Meski sudah satu minggu bersekolah di SMA Cemerlang, Aska masih belum menemukan kenyamanan di sekolah barunya itu. Entah karena dia yang tak terlalu pandai beradaptasi, atau dirinya yang terlalu menyayangi suasana sekolah lamanya.
Mungkin semua hanya masalah waktu.
Jam istirahat Aska gunakan untuk membaca buku di perpustakaan. Lelaki itu duduk sendirian, membaca buku Biologi mengenai bab yang akan dibahas untuk pertemuan mendatang. Selama membaca, Aska cukup sadar dan peka bahwa ada seseorang yang sedang memperhatikannya dari kejauhan. Namun dia memilih untuk tidak peduli dan pura-pura tidak tahu.
Di meja lain, Sandra yang sedang duduk sendirian memandang Aska dengan tatapan tidak percaya. Beberapa kali gadis itu berkedip dan menggosok matanya, untuk memastikan bahwa dia sedang tidak salah lihat atau pun berhalusinasi.
"Itu 'kan Aska?" Sandra masih ingat betul dengan seseorang yang dia temui di rumah sakit saat menjenguk Erin. "Kok dia ada di sini? Bukannya dia anak SMA Cakrawala?"
Setelah agak lama berpikir, Sandra akhirnya memutuskan untuk berjalan menghampiri meja Aska. Gadis itu menepuk bahu Aska pelan, membuat cowok itu menoleh ke arahnya. Detik itu juga Sandra tersenyum lebar sembari melambaikan tangan.
"Aska?" Sandra duduk di samping Aska tanpa meminta izin terlebih dahulu. "Gue Sandra, temen Erin. Masih inget 'kan?"
Aska mengangguk. "Masih."
"Gue kaget banget lihat lo ada di sini. Bukannya lo itu anak Cakrawala? Kok sekarang malah ada di perpustakaan Cemerlang sih?" tanya Sandra penasaran sambil bertopang dagu, menatap Aska dengan lekat. Laki-laki di sampingnya itu memang indah untuk dipandang.
"Gue pindah ke SMA ini, satu minggu yang lalu," jawab Aska sambil menutup buku Biologi-nya. Dia sudah tidak bisa fokus belajar lagi setelah kehadiran Sandra.
"Satu minggu?!" Sandra berkata dengan heboh, membuat orang-orang yang sedang membaca menatapnya dengan sinis. Namun, dia sama sekali tidak peduli. "Udah lumayan lama, dong. Kok kita baru ketemu sekarang, sih?" lanjutnya sambil mengerucutkan bibir.
Tidak ada jawaban.
"Gue penasaran deh, kenapa lo pindah ke sini? Lo di-DO dari sekolah lama lo ya? Sering bikin ulah?" tanya Sandra lagi, membuat Aska yang tadinya akan pergi jadi mengurungkan niatnya.
Aska menghela napas. "Gue bukan tipe murid bermasalah, asal lo tahu. Jadi gak mungkin gue di-DO. Gue cuma pindah aja."
Sandra tersenyum malu mendengar jawaban Aska. Merasa tidak enak karena telah menebak hal yang salah mengenai Askara.
"Kalau gitu ... ngapain pindah?"
Aska melirik Sandra sebal. Gadis di sampingnya itu terlalu kepo dengan urusan orang lain. Cukup menyebalkan untuk Aska yang hari ini suasana hatinya sedang kurang baik. "Gabut doang."
"Hah?"
"Gue bosen sekolah di sana."
Memang benar apa yang pernah Zani katakan. Alasan Aska untuk pindah itu memang terdengar tolol. Siapa pun yang mendengar alasan Aska, pasti akan terkejut dan tidak habis pikir. Seperti Sandra contohnya.
"Bosen doang sampe pindah sekolah?" katanya takjub. Dia tertawa sambil menggeleng tidak percaya. "Gue rasa cuma orang tajir yang bisa lakuin ini. Biaya buat pindah sekolah itu lumayan banget. Apalagi pindahnya SMA Cemerlang."
"Ya ..., itu sebabnya gue ada di sini 'kan?"
Sandra tersenyum. "Setidaknya kita ada di kelas yang sama."
KAMU SEDANG MEMBACA
Sampai Jumpa Lagi [Selesai]
Novela JuvenilAska harus pindah ke SMA Cemerlang setelah adiknya -Erin- menjadi korban tabrak lari dan berakhir koma di rumah sakit. Dia ditugaskan sang Papa, untuk mengawasi seseorang di sekolah itu. Orang yang sama dengan orang yang pernah dia selamatkan. Haru...