11: dendam

65 18 2
                                    

Setelah masuk ke tim inti basket SMA Cemerlang, popularitas Aska melonjak drastis. Banyak orang yang tidak diketahui siapa, mengirim pesan ke nomernya. Ketika Aska berjalan di koridor sekolah, beberapa perempuan menghadang untuk meminta berkenalan. Bahkan di kolong mejanya pun, Aska sesekali menemukan surat dan cokelat. Lelaki itu jadi lebih disorot dan diperhatikan dari sebelumnya. Mungkin dia akan menjadi cowok populer baru di SMA Cemerlang.

Perhatian yang Aska dapatkan hampir membuatnya lupa dengan tujuan awalnya pindah ke Cemerlang. Dia jarang bertemu dengan Alara lagi belakangan ini. Karena itu, sekarang dia berkeliling sekolah untuk menemukan keberadaan Alara ---gadis yang harus dia awasi.

Aska datang ke kelas Alara, tetapi dia malah diserbu oleh pertanyaan gadis-gadis yang ada di sana. Alhasil sepuluh menit Aska terbuang percuma.

Kemudian dia pergi ke kantin. Di sana Aska tidak melihat keberadaan Alara. Dia malah melihat Sandra, Lulu, dan Invia yang berjalan memasuki kantin sambil tertawa terbahak-bahak ---entah menertawai apa.

Melihat keberadaan Aska, Sandra langsung menyapanya dengan semangat. Karena itu mereka jadi terjebak basa-basi tidak penting yang menghabiskan menit-menit berharga Aska. Tak ingin waktunya terbuang sia-sia lagi, Aska segera mengakhiri obrolan itu dan pergi meninggalkan Sandra yang sebenarnya masih ingin mengobrol dengannya.

Perpustakaan, lapangan, taman, semua tempat di sekolah Aska kunjungi untuk menemukan keberadaan Alara. Namun tak membuahkan hasil sedikit pun.

"Oyy! Ngapain lo bengong sendirian?" Jerry yang entah datang dari mana, tiba-tiba saja sudah berdiri di samping Aska. Kapten basket itu merangkul bahu Aska dengan sok akrab seperti biasa, tetapi Aska segera melepaskan tangan Jerry dari bahunya karena risi.

"Lagi nyari seseorang," jawab Aska pendek.

"Seseorang? Seseorang siapa?" tanya Jerry penasaran sambil tersenyum menggoda. "Pasti cewek. Lo lagi pdkt sama seseorang, iya, 'kan? Ngaku!"

Aska tidak menjawab pertanyaan itu, dan memilih untuk duduk di bangku panjang yang ada di pinggir lapangan. Jerry pun ikut duduk di sana menemani Aska tanpa diminta. Semenjak Jerry mengajak Aska untuk masuk ke dalam timnya, mereka jadi lebih akrab dan sering bersama meski berbeda kelas. Menurut Jerry, Aska cukup asik untuk diajak berteman.

"Coba lo sebut namanya, siapa tahu gue tahu dan bakal bantu lo buat pdkt sama dia," kata Jerry, asal menyimpulkan sendiri bahwa Aska saat ini sedang melakukan pendekatan dengan seorang perempuan.

"Gue gak yakin lo kenal dia."

"Lo ngeremehin gue?" Jerry merasa tidak terima. "Asal lo tahu gue itu playboy nomor satu di sekolah ini. Semua cewek di setiap kelas pernah gue pacarin atau minimal deket tapi gak jadian. Jadi kalau urusan cewek, gue yang paling tahu," lanjutnya sambil menyombongkan diri.

Aska malah tertawa mendengar pengakuan Jerry. Mendadak dia jadi teringat dengan Zani, temannya di SMA Cakrawala yang juga sama playboy-nya dengan Jerry. Aska bingung, kenapa dia selalu berada di dekat para lelaki buaya?

"Ngapain lo ketawa?" Jerry bertanya sinis karena merasa Aska telah meremehkan eksistensinya sebagai playboy sekolah.

Aska tertawa pelan. "Enggak, gue cuma mikir, kayaknya lo harus ketemu sama salah satu temen gue di SMA yang lama. Kayaknya kalian cocok."

"Cewek?"

"Cowok."

"Sembarangan! Gue masih normal, ya!" Jerry bersungut-sungut tidak terima, membuat tawa Aska semakin keras. Padahal bukan itu maksud Aska, tapi dia cukup terhibur melihat respon kakak kelasnya itu. "Mending lo kenalin gue sama cecan-cecan di Cakrawala. Soalnya gue sukanya cewek, bukan cowok," lanjut Jerry dengan wajah masam.

Sampai Jumpa Lagi [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang