-33- Always Be Mine

484 62 13
                                    

Sudah genap satu minggu Seokjin dirawat, kini pria berbahu lebar itu sudah diperbolehkan pulang oleh dokter. Namun Seokjin tidak boleh melakukan aktivitas berat dulu, takut kalau-kalau jahitan di perutnya kembali robek jika ia memaksa melakukan aktivitas yang berat.

Nyonya Kang sedang memasukkan baju-baju milik Seokjin ke dalam koper dibantu Jungkook. Sedangkan Seokjin hanya berdiri melamun sambil melihat pemandangan halaman belakang rumah sakit dari kaca jendela kamar rawatnya.

Dalam lamunannya, ia juga berpikir bagaimana cara agar ia bisa bertemu dengan Jisoo. Dan yang paling penting adalah cara untuk mendapat restu dari orang tua satu-satunya itu.

"Hyung.. Ayo kita pulang." Ajak Jungkook setelah ia dan ibunya selesai membereskan barang-barang milik Seokjin.

Semenjak Jisoo diusir oleh Nyonya Kang beberapa hari yang lalu, Jisoo sama sekali tak datang mengunjunginya lagi. Rindu tentu saja ia rasakan. Ia sudah memohon berkali-kali pun tak membuat ibunya luluh begitu saja. Bahkan ponsel miliknya pun disimpan oleh ibunya. Untuk sementara waktu, Nyonya Kang menyita ponsel milik Seokjin agar ia tidak bisa menghubungi Jisoo dan sebaliknya.

Setelah menghembuskan nafasnya dengan kasar, Seokjin pun membalikkan badan kemudian melangkahkan kakinya keluar dari rumah sakit.

Di mobil, Seokjin duduk di belakang sedangkan Jungkook yang menyetir dan Nyonya Kang duduk di samping Jungkook.

Seokjin hanya diam saat berada di dalam mobil. Ia hanya memandang kosong ke arah jalanan dari kaca mobil. Meski raganya berada disini, namun pikiran dan hatinya tertuju pada seorang Kim Jisoo. Nyonya Kang paham itu, namun ia mengabaikannya agar putra sulungnya itu bisa cepat melupakan Jisoo.

Jungkook menghentikan laju mobilnya ketika lampu lalu lintas berganti warna menjadi merah.

Tiba-tiba saja Seokjin berpikir untuk kabur dari ibunya lalu menemui Jisoo di apartemennya. Tanpa pikir panjang lagi, Seokjin membuka pintu mobil dan langsung berlari ke seberang jalan. Ia bahkan tidak melihat kanan kiri saat menyeberang. Padahal kondisi jalanan cukup ramai saat ini.

"Seokjin.. Kim Seokjin.." Nyonya Kang ikut keluar dari mobil ketika melihat putra sulungnya tiba-tiba keluar dari mobil dan berlari.

Nyonya Kang hendak menyusul Seokjin, namun lampu lalu lintas sudah berganti menjadi hijau. Karena Jungkook tak kunjung melajukan mobilnya yang menunggu ibunya masuk ke dalam mobil, alhasil mobil-mobil di belakangnya membunyikan klakson mereka.

Tiinn.. Tiinn..

"Hey, cepat jalankan mobilmu!" Teriak salah satu pengendara mobil yang berada di belakang mobil Jungkook.

"Eomma.. Ayo masuk dulu!" Ucap Jungkook dari dalam mobil.

Nyonya Kang pun terpaksa masuk ke dalam mobil dan mengurungkan niatnya untuk menyusul Seokjin.

"Akan pergi kemana kakakmu itu?" Tanya Nyonya Kang pada Jungkook.

Jungkook menggedikkan bahunya. Padahal ia tau pasti kakaknya itu akan pergi kemana. Namun ia lebih memilih untuk bungkam tak memberi tahu ibunya.

***

Setelah kabur dari mobilnya, Seokjin menaiki taksi dan menuju ke apartemen Jisoo. Ia sudah sangat merindukan Jisoo saat ini. Ia hanya ingin bertemu dan memeluk kekasihnya itu tanpa peduli larangan dari ibunya.

Sesampainya Seokjin di depan pintu unit apartemen Jisoo, Seokjin mencoba memasukkan nomor password, namun tiga kali mencoba memasukkan pintunya tak bisa dibuka.

"Kenapa kau mengganti password mu, Kim Jisoo?" Gumam Seokjin di depan pintu apartemen.

Kemudian Seokjin memencet bel, berharap kekasihnya itu mau membuka pintu untuknya. Namun sudah empat kali ia memencet belnya, pintu tak kunjung terbuka.

Always Be Mine (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang