-34- Always Be Mine

510 61 22
                                    

Setelah mobil Jisoo hilang dari pandangan Seokjin, ia tak tinggal diam. Seperginya Jisoo, Seokjin langsung berlari ke arah mobilnya lalu mengemudikannya mengejar mobil yang ditumpangi Jisoo bersama ibunya. Beruntung, Seokjin masih bisa mengejar mobil Jisoo di tengah padatnya lalu lintas.

Seokjin terus mengemudikan mobilnya mengikuti mobil Jisoo hingga mobil itu masuk ke dalam rumah orang tua Jisoo.

Benar dugaan Seokjin, Jisoo pasti selama ini tinggal di rumah orang tuanya.

Seokjin menghentikan mobilnya di depan pagar rumah orang tua Jisoo. Lalu ia turun dari mobil dan melangkahkan kakinya menuju pagar rumah yang menjulang cukup tinggi itu.

Seokjin menekan bel dan beberapa saat kemudian pagar terbuka dan Seokjin masuk ke dalam.

Sesampainya di dalam rumah, ia disambut oleh Tuan Kim Yejun, ayah Jisoo.

"Silakan duduk, nak Seokjin.."

"Tuan, kumohon.. Ijinkan aku bertemu dengan Jisoo." Pinta Seokjin tanpa menghiraukan tawaran Tuan Kim sebelumnya.

"Jisoo?" Tuan Kim nampak kebingungan bagaimana menanggapi Seokjin. Karena sebelumnya Jisoo sudah melarang siapapun memberitahukan keberadaannya pada Seokjin.

"Jisoo tidak berada disini." Lanjutnya.

"Anda berbohong kan, Tuan Kim?" Sahut Seokjin. "Aku tadi melihat mobil yang ditumpangi Jisoo masuk kesini."

Tuan Kim menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. Ternyata Seokjin sudah mengetahui jika Jisoo berada disini.

"Maaf, Jisoo sudah berpesan jika ia tidak mau diganggu oleh siapapun saat ini, terlebih kau, nak Seokjin." Sebenarnya Tuan Kim tak enak hati menyampaikan itu pada Seokjin. Tapi mau bagaimana lagi? Itu semua adalah keinginan Jisoo sendiri.

"Sebaiknya kau pulang saja untuk istirahat." Lanjutnya. "Aku yakin kondisimu belum pulih benar."

"Tidak, Tuan.." Tolak Seokjin. "Aku tidak akan pergi sebelum aku bertemu dengan Jisoo."

Jisoo sedari tadi menyimak perbincangan antara Seokjin dan ayahnya dari lantai atas. Ia bersembunyi di balik tembok. Dari sana ia bisa mendengar semua perbincangan dua pria itu hingga air matanya lagi-lagi luruh hingga membasahi pipinya.

Setelah mengatur nafasnya yang sebelumnya terasa sesak, Jisoo kemudian turun ke bawah menemui Seokjin.

"Kim Jisoo.." Senyuman terbit dari bibir tebal Seokjin ketika melihat pujaan hatinya menemuinya.

Namun senyumannya hanya bertahan beberapa detik saja. Setelah berdiri di hadapan Seokjin, Jisoo langsung menarik lengan pria itu agar mengikutinya keluar dari rumah.

"Sudah kubilang jangan mencariku, Kim Seokjin!" Ucap Jisoo setelah menarik Seokjin hingga di depan pagar rumah.

"Tidak, Kim Jisoo!" Tolak Seokjin. "Aku akan terus mencarimu hingga kau mau bersamaku lagi."

"Apa perkataanku tadi kurang jelas untukmu?" Sahut Jisoo. "Apa aku harus mengulangi perkataanku tadi?"

Seokjin menggeleng cepat. Kini wajahnya sedikit pucat dan ia juga merasakan sedikit nyeri pada perutnya. Beberapa hari ini ia memang tak menghiraukan larangan dokter untuk tidak beraktivitas berat. Bahkan tadi di kantor polisi, ia juga berlari cukup kencang.

"Aku tidak bisa jauh darimu, Jisoo.. Aku hanya--"

"Aku juga tidak bisa terus-terusan merasa bersalah saat melihatmu berselisih dengan ibumu, Seokjin!" Sahut Jisoo memotong ucapan Seokjin. "Kau tau? Tiap kali aku melihatmu membelaku di hadapan ibumu, aku sangat merasa bersalah. Aku seperti kekasih yang egois, yang hanya mementingkan kebahagiaanku tanpa peduli sekitarku."

Always Be Mine (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang