Dua minggu sebelum hari perkiraan lahir
Waktu sudah menunjukkan pukul sepuluh malam. Namun sepasang suami istri ini masih betah dengan posisi mereka dengan memeluk satu sama lain di atas ranjang. Keduanya masih belum memejamkan mata.
"Oppa.." Panggil Jisoo yang masih membenamkan wajahnya pada dada bidang suaminya.
"Hmm.."
"Apa aku boleh minta sesuatu?"
"Apapun itu asal jangan yang aneh-aneh. Aku pasti akan mengabulkannya, sayang."
"Besok aku ingin menjenguk dengan Taehyung."
Permintaan Jisoo membuat Seokjin mengendurkan pelukannya lalu menatapnya agar bisa melihat wajah sang istri. "Kau serius?"
Jisoo menganggukkan kepalanya. "Aku serius. Aku ingin dia melihat keponakannya. Ya.. Meski masih di dalam perutku. Walau bagaimana pun dia tetap Paman dari bayi kita, bukan?"
"Apa kau siap bertemu dengannya?"
"Kenapa tidak siap?" Jisoo memberi jeda pada ucapannya. "Hidup itu terus berlanjut, Oppa. Meski Taehyung dulu pernah hampir memperkosaku, tapi dia sudah mendapat hukumannya, bukan? Aku yakin disana dia sudah merenungkan kesalahannya."
Saat Taehyung menyerahkan diri kepada polisi setelah hampir memperkosa Jisoo dan menusuk Seokjin, pengadilan menjatuhi hukuman kepada Taehyung berupa kurungan penjara selama delapan belas bulan. Hukuman itu sudah dikurangi. Mengingat Taehyung yang menyerahkan diri dan dari pihak korban juga tidak ada yang menuntutnya.
"Baiklah, besok akan kuantar."
"Terima kasih, Oppa."
***
Keesokan harinya Jisoo benar-benar datang ke rumah tahanan tempat Taehyung menjalani hukumannya. Dengan ditemani Seokjin, Jisoo mengunjungi saudara tirinya itu.
Taehyung dan Jisoo duduk berhadapan yang hanya dipisahkan oleh kaca tebal. Sedangkan Seokjin menunggu di luar. Karena di rumah tahanan itu setiap tahanan hanya diperbolehkan satu orang pengunjung saja setiap harinya.
"Bagaimana kabarmu, Tae?" Tanya Jisoo.
"Seperti yang kau lihat, aku baik-baik saja." Jawab Taehyung.
Pria yang sudah menjalani hukuman kurungan selama satu tahun itu terlihat sedikit berantakan. Rambutnya dibiarkan memanjang dan tumbuh rambut halus di sekitar rahangnya.
"Kau tidak ingin menyapa calon keponakanmu?" Ucap Jisoo sambil mengelus perut buncitnya. "Sebentar lagi dia lahir."
Taehyung melirik pada perut Jisoo yang sudah besar itu. "Kau masih menganggapku sebagai saudaramu setelah apa yang kulakukan padamu dan Seokjin?"
"Walau bagaimana pun kau tetap saudaraku, Tae. Aku yakin selama satu tahun ini kau sudah merenungi kesalahanmu dan kau tidak akan mengulanginya lagi, bukan?"
Taehyung menunduk. Ia merasa malu karena dulu pernah melakukan hal yang menjijikkan pada saudara tirinya itu.
Nafsu lah yang telah membutakan Taehyung. Karena sejak dulu sebelum ibunya menikah dengan ayah Jisoo, ia sudah lebih dulu menyukai Jisoo. Dan rasa sukanya itu tak bisa ia hilangkan meski jelas-jelas Jisoo sudah menjadi saudara tirinya.
Tapi sekarang Taehyung sudah menyadari bahwa perbuatannya pada Jisoo itu salah. Dan ia berjanji pada dirinya sendiri untuk berubah dan akan menghilangkan rasa sukanya pada saudara tirinya sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Always Be Mine (Complete)
FanfictionDulu yang Kim Seokjin tau, Kim Jisoo adalah pribadi yang ceria dan ramah pada setiap orang. Namum setelah beberapa tahun bertemu kembali, kini pribadi Kim Jisoo berubah menjadi pribadi yang dingin dan lebih pendiam. Dan kini takdir mempertemukan mer...