-37- Always Be Mine

587 66 24
                                    

Seokjin mengendarai mobilnya dalam hening. Padahal di dalam mobil tidak hanya ada dirinya. Ada Jisoo juga disana.

Jisoo pun juga tak berani mengeluarkan sepatah kata pun ketika melihat wajah kekasihnya yang muram itu. Ia lebih memilih untuk menikmati jalanan dalam diam.

Sebenarnya waktu yang dibutuhkan dari hotel ke apartemen Jisoo hanyalah lima belas menit jika tidak terjebak macet. Dan kebetulan malam ini jalanan cukup lengang. Namun Jisoo merasakan waktu perjalanannya sangat lama karena hanya hening menyelimuti keduanya.

Seokjin langsung memakirkan mobilnya di basement apartemen. Meski hanya diam, Seokjin masih saja membukakan pintu untuk Jisoo setelah ia keluar dari mobilnya.

Jisoo pun mengekor langkah Seokjin ke arah lift yang akan membawa mereka ke lantai dimana unit apartemen Jisoo berada.

Setelah sampai di dalam unit apartemen pun, Seokjin masih bungkam dan memasang wajah tak bersahabatnya.

Selama mengenal Kim Seokjin, baru kali ini Jisoo melihat raut wajah Seokjin yang dingin itu. Karena selama bersamanya, Seokjin adalah pria yang hangat dalam kondisi apapun.

Jisoo pun lebih dulu membersihkan dirinya dan memilih mengenakan piyama. Setelahnya ia menuju ke dapur untuk membuatkan sesuatu agar bisa mencairkan suasana di antara mereka berdua.

Saat akan menuju ke dapur, Jisoo bisa menangkap presensi Seokjin yang sedang duduk di balkon apartemennya.

Jisoo sudah siap dengan dua cangkir coklat hangat yang sengaja ia buat untuknya dan kekasihnya. Lalu melangkahkan kakinya menuju ke balkon.

Jisoo memilih duduk di samping Seokjin setelah meletakkan coklat hangat di atas meja lalu memeluk pria itu dari samping dan menyandarkan kepalanya pada dada bidangnya.

Seokjin pun terkesiap saat Jisoo memeluknya dan memilih untuk menatapnya. Ada sedikit rasa bersalah dalam dirinya karena sejak tadi ia mendiamkan kekasihnya itu.

"Kau kenapa, hmm?" Jisoo akhirnya angkat bicara. "Kenapa dari tadi diam saja."

Seokjin yang masih menatap Jisoo pun tersenyum tipis sambil menggeleng. "Maaf karena aku mendiamkanmu sejak tadi."

"Kau menyesal dengan apa yang kau ucapkan tadi pada ibumu?"

Seokjin menggeleng lagi. "Bukannya aku menyesal.." Seokjin menjeda sejenak ucapannya. Ia ingin berucap tanpa menyakiti perasaan Jisoo sedikitpun. "Hanya saja tadi aku sudah membentak ibuku."

"Kau harus minta maaf padanya besok."

"Aku tidak akan minta maaf padanya."

Jisoo lantas melepas pelukannya lalu menegakkan tubuhnya. "Bilang padaku jika kau tak serius dengan ucapanmu!"

"Aku serius, Jisoo.." Sahut Seokjin. "Aku juga serius soal menikah denganmu minggu depan."

"Jangan bercanda, Seokjin. Aku tak suka itu."

Seokjin menangkup kedua pipi kekasihnya itu kemudian memberi sebuah kecupan pada bibirnya. "Aku tidak bercanda, sayang. Kau mau menikah denganku, kan?"

Seketika mata Jisoo basah. Air sudah menggenang di pelupuk matanya. Ia terlampau senang dengan apa yang ia dengar baru saja.

"Kau mau menikah denganku minggu depan, kan?" Lanjut Seokjin.

Always Be Mine (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang