-49- Always Be Mine

794 73 11
                                    

Hari demi hari Seokjin lalui bersama putranya dengan mengunjungi Jisoo. Meski belum memperlihatkan peningkatan, Seokjin tak menyerah sekalipun untuk selalu membawa Yoonseon ke rumah sakit.

Dan hari ini genap hari ke dua belas Seokjin membawa Yoonseon ke rumah sakit.

Mereka tidak ada yang tau, jika setiap Yoonseon memanggil "mamamama", Jisoo selalu meresponnya dengan menggerakkan sedikit jari tangannya. Namun hal itu luput dari penglihatan orang awam.

"Bagaimana? Apa ada perkembangan?" Tanya Yoongi yang kebetulan sedang memeriksa rutin kondisi Jisoo.

Seokjin menggeleng pelan. Yoongi bisa melihat dari raut wajah Seokjin. Pria itu terlihat tak bersemangat sama sekali. Wajah tampannya dihiasi dengan kantung mata yang setia menemaninya.

"Kau jangan putus asa, Seokjin-ssi." Yoongi menepuk bahu Seokjin yang sedang menggendong Yoonseon. Memberi semangat. "Kau harus yakin istrimu akan segera sadar."

"Mamamama.." Yoonseon mengoceh lagi.

"Iya, sayang. Eomma masih tidur." Jawab Seokjin.

"Mamamamama.."

Yoonseon makin sering menyebutkan kata itu sambil menatap ibunya yang terbaring di atas brankar.

Yoongi memegang tangan mungil bayi itu. "Sebentar lagi Eomma akan bangun, ya. Kau harus sabar."

"Mamamamama.."

Yoongi pun mengikuti arah pandang putra Seokjin itu. Dan benar saja, ia melihat Jisoo menggerakkan jari tangannya.

Yoongi langsung menghampiri Jisoo. "Seokjin-ssi.. Jisoo menggerakkan jarinya."

Seokjin yang mendengarnya pun juga mendekat ke arah brankar. "Benarkah?"

Yoongi mengangguk dan menunjuk pada jari Jisoo yang bergerak-gerak. "Lihatlah!"

"Sayang.. Kau dengar aku?" Ucap Seokjin dengan mata yang sudah basah. Mendengar Jisoo yang sudah bisa menggerakkan jarinya saja sudah membuat Seokjin sangat senang.

"Jisoo-ya.. Kau bisa mendengarkan aku?" Kini Yoongi mencoba membangunkan Jisoo. Namun sayang Jisoo sudah tak lagi merespon. Bahkan jari-jarinya sudah tidak bergerak lagi.

Beberapa saat mencoba memanggil Jisoo, Yoongi akhirnya menyerah karena tak lagi mendapat respon.

"Maaf, Seokjin-ssi.. Sepertinya Jiso tak lagi merespon. Tapi kau jangan putus asa, kita harus selalu mencoba segala cara agar Jisoo bisa segera sadar."

Seokjin tertunduk lesu. Yoonseon yang berada di dalam gendongannya pun seakan paham. Bayi mungil itu menatap pada sang ayah seperti memberi kekuatan.

"Mamamama.."

"Iya, sayang.. Eomma pasti akan segera bangun. Kita harus semangat, ya! Agar Eomma bisa segera bangun dan menggendong Yoonseon."

Meski dalam hatinya Seokjin merasa kecewa, ia mencoba tersenyum di hadapan putra kecilnya. Yoongi yang melihat perjuangan Seokjin pun juga tersenyum.

Jisoo beruntung memiliki suami seperti Kim Seokjin.

***

"Benarkah? Tadi Jisoo menggerakkan jari-jarinya?" Tanya Nyonya Kang setelah Seokjin menceritakannya kepada ibunya sesampainya di rumah.

"Iya, Eomma.. Bahkan Yoonseon lah yang mengetahuinya lebih dulu." Jawab Seokjin.

"Wahh, cucu Halmeoni sangat hebat." Nyonya Kang mengangkat Yoonseon ke udara hingga membuat bayi itu terkekeh. "Semoga saja ibu Yoonseon bisa segera sadar dan bisa berkumpul dengan kita lagi, ya."

Always Be Mine (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang