"Iya gue marah"
Egan menatap Reksa yang kini juga sedang menatapnya, kedua manik hitam itu saling menatap dengan pandangan berbeda beda.
"K-kenapa?" Tanya Egan yang mulai gugup dengan tatapan Reksa.
"Ga mungkin lo ga tau"
Egan kembali menunduk takut.
Dalam batinnya, ia mengumpat karena bertindak sangat lemah.
Kenapa ia bisa setakut ini kepada Reksa, apalagi hanya perkara kecil, dulu meskipun ia dihadapkan oleh 10 orang lebih pemuda lain saat tawuran rasanya biasa saja.
Reksa menghela nafasnya.
"Udah siang, ayo pulang" ajak Reksa.
Egan mempoutkan bibirnya sambil menatap Reksa, mungkin tindakannya kali ini akan dirutukinya untuk selama lamanya.
"Jangan marah~" rengeknya tiba tiba, membuat Reksa terpaku sementara.
Hatinya berbunga bunga saat melihat wajah imut Egan saat ini, ia ingin mengecup bibir yang mengerucut lucu itu.
Tapi tidak, tahan lebih dahulu.
Reksa ingin melihat wajah Egan seperti ini lebih lama lagi.
Reksa berdehem menetralkan rasa gemas yang tengah menggebu gebu dalam dirinya.
"Hm, ayo pulang" jawabnya.
Reksa mengambil langkah terlebih dahulu, sedangkan Egan membuntutinya dari belakang.
Di perjalanan pulang, Reksa masih tetap diam.
Motor Reksa berhenti di depan gerbang rumah Egan, ia hanya diam tak mengatakan sepatah apapun.
Lama mereka hanya berdiam diri, hingga akhirnya Reksa menolehkan kepalanya menghadap kearah Egan yang diam diatas motor.
"Lo ga mau turun?" Tanyanya.
Egan menggelengkan kepalanya, entah setan jenis apa yang merasukinya hingga Egan dengan percaya diri dan mandiri melingkarkan lengannya dipinggang Reksa.
"Gue ga mau pulang, mau ikut lo aja" ucapnya manjahh.
Lagi lagi Reksa diam terpaku sambil menatap lengan putih Egan yang melingkar di pinggangnya.
Reksa hanya mengulas senyum di balik helm full facenya, ia kembali melajukan motor untuk pulang ke apartemen.
.
.
.
.
.
.Disisi lain, Bumi kini sudah duduk manis di sofa apartemen Rian.
"Pulang aja sono lo" Usir Rian.
"Padahal gue udah ngambilin buku lo yang ada di rumah Egan, terus gue anterin kesini, dan tanpa berbalas budi tiba tiba lo ngusir gue? Tega banget lo!"
"Gue kan ga nyuruh ngambilin"
Bumi terdiam, ia lupa jika didepannya ini adalah seorang jenius savage, Rian.
"Ya hargain dikit kek gitu" ucap Bumi dengan raut wajah yang dimelas melaskan.
"Lo mau dibayar berapa?" Tanya Rian yang membuat wajah Bumi tertekuk kembali.
"Ga gitu konsepnya ege!"
Rian menghela nafasnya lelah menghadapi Bumi.
"Makasih" ucap Rian membuat Bumi melontarkan senyuman sumringahnya.
"Sama sama"
"Udah kan? Sono pulang"
"Ga mau, gue mau nonton film disini bareng lo"
"Dirumah lo kan bisa"
"Dirumah gue ga ada tv"
Rian menatap Bumi dengan wajah julidnya, sedangkan yang ditatap hanya memberikan senyuman tengil yang menyebalkan.
Bumi beranjak dari duduknya, ia mulai menyetel film yang katanya direkomendasikan oleh Dani.
"Katanya Dani sih filmnya bagus, dari pada gue nonton sendiri kan lebih baik menonton bersama"
Rian hanya memutar bola matanya malas, seharusnya ia belajar hari ini tapi Bumi malah mengganggunya.
Film romantis yang disatukan dengan beberapa aksi dimulai, peran protagonis laki laki muncul diawal cerita.
Film ini bertempat di tempat pelatihan tentara, Rian menonton dengan serius, mungkin Dani benar cerita yang berjalan terlihat seru.
Tapi disela sela menonton ia harus dikejutkan dengan adegan pemeran laki laki berseragam tentara yang sebelumnya menjadi senior pemeran utama malah menciumnya dan yang paling mengejutkan adalah pemeran utama malah terlihat menikmati.
Rian menolehkan kepalanya menghadap Bumi, terlihat raut wajah Bumi yang mengerut sama sama terkejut sepertinya.
Adegan ciuman semakin panas, pemeran tentara senior malah melucuti seragam pemeran utama.
Dan adegan berikutnya malah beranjak ke adegan panas dewasa.
Rian dan Bumi masih tetap terdiam, Rian yang penasaran dan Bumi yang masih tetap mengerutkan dahinya bingung.
Bumi menoleh menatap Rian yang terlihat menyimak dengan baik setiap adegan.
Secara spontan tangan Bumi terulur menutup kedua mata Rian.
"Udahan, filmnya dewasa" ucap Bumi.
Ia mematikan televisi yang menampilkan adegan adegan tidak senonoh tersebut.
Rian menatap Bumi saat telapak tangan pemuda itu sudah teralih dari kedua matanya.
"Lo suka cowok kan?" Tanya Rian, Bumi menoleh menatap wajah Rian yang kini menghadap kearah bawahnya yang tengah tegang.
Ia terdiam untuk beberapa detik.
"Menurut lo?" Tanya Bumi, ia mengambil tangan Rian lalu menempelkannya kearah yang terasa sesak.
"Lo pernah ngeseks?" Tanya Bumi lagi.
Rian menggelengkan kepalanya sambil menatap Bumi yang kini terlihat dipenuhi nafsu.
"Mau nyoba sama cowok?"
Rian meneguk ludahnya gugup, ia merasa nafsunya naik membumbung tinggi.
Bumi mendekat, meniup telinga merah Rian lalu menjilatnya.
Rian tetap diam membuat gejolak nafsu di dalam tubuh Bumi kembali bergejolak tidak karuan.
Ia mengecup pipi Rian terlebih dahulu lalu turun kerahang lalu menyesap leher jenjang putih yang selalu menggodanya.
Bumi terus berkelana disekitar leher Rian, sedangkan empunya mati matian menahan suara gila yang akan keluar dari mulutnya.
Rasa panas menjalar dari kedua tubuh manusia berjenis kelamin sama ini, Bumi menatap bibir merah merekah yang pernah ia mimpikan.
Ia ingin menyapa, ingin menyesap rasa yang mungkin akan membuatnya gila.
Dengan rakus, Bumi mencicipi benda kenyal yang nantinya akan semakin menjadi candunya.
Kedua tangan Rian memegang pundak Bumi, menahan tubuhnya agar tak jatuh.
Rian merasa nafasnya akan habis, ia memukul bahu Bumi agar segera berhenti.
Bumi melepaskan bibir Rian tidak rela, ia menatap Rian yang sibuk meraup oksigen sebanyak banyaknya.
Bumi mengangkat tubuh Rian ala bridal style, ia membawa tubuh pendek itu ke ranjang empuk Rian.
"Lo tau kan, gue suka sama lo?"
Rian menatap wajah Bumi yang penuh dengan nafsu, ia mengangguk mengiyakan pernyataan Bumi.
Ia memang sudah tau gelagat Bumi yang selalu membuntutinya dan memberikan perhatian lebih kepadanya.
"Bagus kalau lo tau, karna apa yang gue lakuin hari ini bakal ngehak milik lo buat selamanya"
_________________________________Tbc...
Bentar lagi gue ada ujian semester, kalau nanti emang slow update mohon dimaklumi ya gengs.
Vote+komen+follow!
KAMU SEDANG MEMBACA
WAKETOS||ONGOING
Teen FictionEgan si bad boy brutal jebolan ajang pencarian dosa tiba tiba dipertemukan dengan Reksa waketos kul spek kulkas 7 pintu. warn! cerita bl/gay/homo!