Egan membuka matanya secara perlahan, kedua alisnya menukik saat tak menemukan keberadaan Reksa disampingnya.
"Sa" panggilnya serak khas orang bangun tidur.
Tak ada jawaban apapun dari si empunya nama.
Egan menatap jam dinding menunjukkan pukul 8 malam, ia tertidur sekitar jam 4 sore tadi.
"Reksaa" panggil Egan lagi.
Menyibak selimut, pemuda itu beranjak dari tempat tidur lalu berjalan menuju kearah pintu kamar.
Belum sampai didepan pintu, suasana gelap.
Gelap sekali seperti saat itu.
Egan membulatkan matanya takut, pemuda itu meraba sekitar sambil meredakan ketakutannya.
Ia mencoba mencari saklar lampu.
Keringat mengucur deras di area pelipis Egan, ia meneguk ludahnya kasar.
Terdengar suara tak jelas yang selalu mengganggunya saat gelap kembali muncul.
Egan merasakan oksigen yang masuk kedalam paru parunya mulai tak teratur, ia merasa sesak nafas.
Pemuda itu berhenti bergerak, ia jatuh meringkuk kedinginnya lantai apartemen Reksa.
Ia menutup telinganya saat suara keras yang dulu ia dengar kembali terdengar.
Suasana yang gelap semakin membuatnya ketakutan, air mata yang sejak tadi ia tahan kini mengalir deras melewati pipi.
Suara langkah kaki terdengar samar samar, Egan kembali merasakan nafasnya yang tercekat.
"M-mama.. jangan.." lirihnya.
Tangisnya makin deras saat ia mendengar suara pintu yang dibuka.
Cahaya mulai muncul lalu ia merasakan tubuhnya ditarik entah oleh siapa.
"MAMAAA!!"
"Hei Gan! Lo kenapa?! Egan!" Suara panik milik Reksa terdengar.
Reksa mengambil handphone yang tadi dipakainya untuk menciptakan cahaya.
"Mama... jangan pegang mama! Jahat hiks.. mama!!" Racau Egan membuat Reksa semakin panik.
"Egan! Gan! Hei ini Reksa" panggilnya membuat kedua mata Egan sedikit terbuka menatap Reksa.
"Ini Reksa Gan"
"Hiks.. Reksa.."
"Iya, ini Reksa"
Egan memeluk tubuh Reksa menyalurkan rasa takutnya yang sejak tadi menggebu gebu.
"Mama Egan disentuh hiks.. mama Egan.. hiks Reksaa "
Reksa mengusap punggung Egan menenangkan pemuda itu, apa terjadi sesuatu dengan Egan dimasa lalu?
Kenapa ia begitu histeris?
Reksa menggendong Egan keranjang, mengusap air mata yang mengalir di pipi pemuda itu.
Ia merasakan suhu tubuh Egan yang tinggi, sepertinya pemuda ini demam.
"Papa tolong mama hiks.. ada orang jahat!"
"Stt.. ini Reksa Gan, ga ada orang jahat"
Egan menggenggam tangan Reksa erat seakan enggan melepaskannya.
Reksa sendiri merasakan keringat dingin mengalir di area telapak tangan Egan.
Lampu apartemen hidup dengan sendirinya, Reksa menghela nafasnya bersyukur.
Ia hendak beranjak dari ranjang tapi tangannya digenggam erat, tidak mengijinkannya untuk pergi.
"Jangan.."
KAMU SEDANG MEMBACA
WAKETOS||ONGOING
Teen FictionEgan si bad boy brutal jebolan ajang pencarian dosa tiba tiba dipertemukan dengan Reksa waketos kul spek kulkas 7 pintu. warn! cerita bl/gay/homo!