24: DIHUKUM

46.7K 4.9K 131
                                    

Suara bel berbunyi nyaring, istirahat pertama sudah dimulai.

Reksa keluar dari kelasnya, menatap layar ponselnya yang belum ada pesan masuk dari sang pujaan hati.

Bayik

You
Lo dimana?|
Gue tunggu di ruang osis ya|
Gue bawa sayur kol|
10.10 am

Reksa menutup layar ponselnya, berjalan santai kearah ruang osis, tadi pagi dia sudah meletakkan bekalnya di ruang osis.

"Reksaa!" Panggil seseorang dari kejauhan.

Reksa menoleh, menatap orang yang memanggilnya dengan tergesa gesa.

Gadis dengan mata sipit itu mengambil nafas dalam dalam, menetralkan oksigen yang masuk kedalam tubuhnya.

"Apa?" Tanya Reksa, ia tidak punya waktu untuk sekedar bicara dengan gadis ini.

"Itu.. hah.. ada anak dari sekolah kita ikutan  tawuran di belakang sekolah sebelah, tolongin si Hesa sama yang laen sono!"

Reksa menatap tanpa minat.

"Siapa aja yang disana?"

"Hesa, Fajar, David, sama sekbid keamanan yang lain"

"Udah banyak"

Reksa sudah akan berjalan ke arah ruang osis tapi langkahnya terhenti ketika gadis itu menyebut nama pacarnya.

"Yang tawuran geng nya Egan"

.
.
.
.
.

"Lo semua ikut gue" titah Hesa dengan nada dinginnya.

Egan dan kawan kawannya terlihat babak belur, apalagi Egan pelipis hingga hidungnya terlihat berdarah dan lebam.

Guru guru juga sudah berada di tempat kejadian.

Guru sekolah Egan dan guru sekolah sebelah mereka sudah berkumpul di tempat itu, tidak menyangka kejadian ini akan terjadi.

Disinilah mereka berada, lapangan luas yang menjadi saksi bagaimana kejamnya seorang ketua osis slengean seperti Hesa melakukan tugasnya.

Sudah setengah jam mereka berada disini, melakukan hukuman push up yang hitungannya dilakukan oleh Hesa.

"Gue belum nyuruh buat turun" ucapnya.

Dani yang sudah lemah harus menahan tubuhnya karena Hesa.

"Sok jagoan" ucap Hesa mencemooh, ia benar benar jengkel dengan kegiatan mereka ini.

Masih SMA tapi gaya seperti preman pasar.

Pemuda itu meninggalkan lapangan menghampiri guru bk yang tengah menunggunya di pinggir lapangan, beliau tadi memanggilnya.

Hesa menghela nafas ketika guru bk menyuruhnya untuk membubarkan barisan  para pembuat onar itu.

"Kenapa di bubarin?" Tanya Fajar salah satu anggota sekbid keamanan.

"Mereka butuh tenaga lebih buat dapet hukuman yang lebih"

Fajar mengangguk mengerti.

WAKETOS||ONGOINGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang