Seperti janji yang Reksa katakan kini mereka berdua sudah duduk bersila di warung lesehan dengan nasi lalapan di depan wajah masing masing.
Egan menatap nasi beserta lauk tersebut dengan tatapan laparnya.
"Selamat makan!" Seru Egan saat mulai menyantap makanannya.
Reksa menaikkan kedua alisnya, sambil tersenyum gemas kearah pemuda itu.
Ia mengamati bagaimana cara Egan makan, terburu buru tapi sangat lucu dan menggemaskan.
"Uhuk uhuk!" Batuk Egan tiba tiba, membuat Reksa reflek memberikan segelas air kepadanya.
Reksa mengusap punggung Egan pelan.
"Pelan pelan" ucapnya menasehati.
Setelah dirasa sudah tak lagi terbatuk, Egan kembali memakan makanan nya.
"Ck! Lo bisa ga sih, makan tuh biasa aja?" Ucap Reksa kesal ketika Egan kembali terbatuk dengan mulut yang penuh dengan nasi.
Reksa mengambil alih piring Egan, sedangkan empunya mendelik sengit.
"Mau ngapain?! Sini!" Ucap Egan sambil menarik piring yang berada di tangan Reksa.
"Diem! Biar gue yang suapin"
Egan terdiam, ia sempat speechless tapi detik berikut saat Reksa menyuapinya, ia membuka mulut menikmati suapan dari pemuda yang sedang duduk di hadapannya ini.
"Jangan buru buru, ni nasi ga bakal ilang" ucap Reksa kembali menegur Egan yang mengunyah dengan semangat yang membara.
"Aaaaaa!"
Egan membuka mulutnya meminta kembali suapan.
Reksa hanya bisa tersenyum melihat wajah menggemaskan Egan, entah berapa kali sudah Reksa melihat wajah Egan yang jauh dari kata bad boy tengil dan mengesalkan.
Setelah menyelesaikan makan dan pembayaran, Reksa hendak mengantarkan Egan untuk kembali ke rumahnya.
"Rumah lo sebelah mana Gan?" Tanya Reksa sambil berfokus pada jalanan yang berada di depan.
"Gan?!" Panggilnya sekali lagi, mungkin saja Egan kurang dengar karena hal itu biasa terjadi ketika mengendarai motor.
Reksa hanya bisa merasakan bahunya yang berat karena kepala Egan yang bersandar disana.
Merasa pemilik nama tidak menjawab pertanyaannya, Reksa menoleh dan mendapati Egan yang tengah tertidur pulas di bahunya.
Reksa kembali mengulas senyum, ia menarik kedua lengan Egan agar melingkar di perutnya.
Mungkin malam ini Egan akan tidur di apartemennya lagi.
.
.
.
.
.
.Suara dering ponsel terdengar memenuhi ruangan yang biasa kita sebut kamar.
Rian menoleh saat melihat layar ponsel yang menunjukkan nama Bumi disana.
Pemuda itu berdecak kesal, akhir akhir ini Bumi selalu menghubunginya, menanyakan hal hal yang menurutnya kurang wajar.
Setiap pagi menjelang, suara notifikasi dari Bumi terdengar, pengirim pesan sedang bertanya 'udah bangun?'.
Di siang harinya di sekolah, Bumi mendekatinya sambil membawa kotak bekal makanan lalu bertanya 'kenapa lo cuman bawa makanan dikit?'.
Dan malam harinya Bumi sering menelfon dan mengirimi pesan seperti 'udah malem, tidur gih' atau 'gue doain semoga lo ga mimpi buruk dan kalau bisa mimpiin gue' dan terakhir saat sebelum Bumi menelfonnya tadi, pemuda itu mengirimi pesan 'di rumah gue dingin, pengen banget ada yang meluk sambil berbagi selimut dan kasur'.
KAMU SEDANG MEMBACA
WAKETOS||ONGOING
Teen FictionEgan si bad boy brutal jebolan ajang pencarian dosa tiba tiba dipertemukan dengan Reksa waketos kul spek kulkas 7 pintu. warn! cerita bl/gay/homo!