Dani berjalan pelan menuju gerbang sekolah, ia menatap langit yang nampak mendung, sepertinya sebentar lagi hujan akan turun.
Ia menatap sekeliling mencari tumpangan, sebenarnya ia akan menumpang di motor Bumi tapi katanya pemuda itu harus mengantarkan Rian sedangkan Egan dia pulang bersama Reksa.
"Mana mau ujan, masa iya gue nginep disekolah?" Gumamnya.
Kedua netranya meneliti sekitar, terlihat motor Hesa yang masih terparkir rapi di parkiran sekolah, apa mungkin dia ikut Hesa saja ya?
"Ck! Ga usah lah, mending mesen gojek aja"
Pemuda itu memulai membuka benda pipih canggih miliknya, membuka aplikasi gojek dan mulai memesan jasa ojek tersebut.
Lagi lagi Dani menatap motor Hesa, hingga pemiliknya datang dengan seorang gadis cantik.
Hesa memakaikan helm yang tadi pagi di pakainya ke kepala gadis tersebut, sambil tersenyum Hesa mulai melajukan motornya menjauh dari pekarangan sekolah.
Padahal jelas jelas ia melihat keberadaan Dani tapi bukannya bertanya dengan siapa pemuda itu pulang, ia malah hanya melewati saja tanpa menghiraukan keberadaan Dani yang hampir mirip dengan gelandangan.
"Asu banget dah ah" umpat Dani kesal.
Pemuda itu berjongkok menunggu gojek yang tadi ia pesan.
Tapi tiba tiba hujan deras mengguyur membuatnya kalang kabut masuk kedalam pos satpam.
"Kehujanan Dan" ucap Pak Supri, satpam yang berada di sekolah Dani.
Pak Supri dan Dani sedikit akrab karena pemuda itu yang sering telat dan berakhir menyogok Pak Supri jadinya pria paruh baya itu hafal dengannya.
"Iya nih, anterin pulang dong pak" ucapnya meminta belas kasih Pak Supri.
"Kayaknya kamu ga buta deh, kan masih ujan tuh liat" ucap Pak Supri.
"Kalau udah ga ujan, bapak mau nganterin saya?"
"Enggak juga sih, emang saya mau nganterin kamu pakek apa? Orang motor aja ga punya"
Dani hanya menghela nafas, ia juga lupa jika Pak Supri ini tidak punya motor, rumahnya dengan sekolah sangat dekat jadi tidak perlu kendaraan untuk pergi bekerja.
"Pesen gojek aja" ucap Pak Supri memberikan saran.
"Udah tapi gojeknya ga dateng dateng"
"Kejebak hujan kali"
"Udah tunggu aja, atau mau ikut saya kerumah dulu?"
"Ngapain? Mending saya nunggu disini aja, nanti saya dicabulin lagi sama bapak"
"Dih! Emang kamu niki minaj sampai saya rela mau nyabulin kamu?!"
"Jangan salah pak, mami saya bodinya kaya niki minaj tau"
"Ya kan mami kamu bukan kamu!"
Dani terkekeh, pemuda itu suka sekali menggoda Pak Supri, beliau ini duda anak empat sepertinya dia sedang mencari istri mungkin ada yang minat?
Seperginya Pak Supri, Dani sendiri di pos satpam ini, ia menatap layar ponselnya sudah sekitar jam setengah 5 sore.
Lalu tiba tiba ponselnya bergetar hebat, tertera nama maminya yang sedang berusaha menghubunginya.
Baru saja ia akan menekan tombol berwarna hijau tapi tiba tiba layar ponselnya berwarna hitam gelap.
Dani panik, ponselnya kehabisan baterai.
Ia merutuki dirinya sendiri karena telah menyia nyiakan baterai ponselnya tadi siang untuk bermain game.
"Banyak banget cobaan kayaknya hari ini!" Ucapnya lelah.
Pemuda itu menunggu lama hingga suara motor yang sepertinya tidak asing menghampiri, pemuda dengan seragam basah kuyup bernama Hesa datang.
"Ayo pulang" ajaknya.
.
.
.
.
.
.Di luar sana hujan mengguyur dengan derasnya apalagi dingin yang mendera membuat beberapa orang memilih untuk berada didalam rumah saja.
Seperti kedua manusia berjenis kelamin sama ini, mereka tengah memeluk tubuh satu sama lain membuat rasa hangat muncul.
"Sa" panggil Egan.
Reksa berdehem menjawab panggilan Egan.
"Papa kenapa ga nyariin ya?"
Reksa membuka kedua kelopak matanya, menunduk menatap Egan yang sedang bersandar di dadanya.
"Kenapa emang?"
"Ya ga kenapa kenapa, cuman kan gue anaknya, emang dia ga sadar apa kalau anaknya udah ga pulang selama 4 hari?"
"Udah ga usah dipikirin, ga penting"
"Buat lo emang ga penting, tapi buat gue penting banget"
Reksa menghela nafas, ia mengubah posisinya menangkup kedua pipi Egan sambil menatapnya dengan dalam.
"Gue ga penting ya Sa? Atau gue emang sengaja dibuang ya Sa?"
Kedua bola mata Egan berkaca kaca, apa susah sekali hidup seperti manusia normal lainnya?
Punya ibu dan ayah yang lengkap dan saling menyayangi? Apa susah sekali?
"Kata siapa lo ga penting? Lo penting buat gue" ucap Reksa, pemuda itu mengecup kedua kelopak mata Egan sayang.
"Dengerin gue, lo ga perlu siapa pun kecuali gue, lo punya gue dan gue punya lo, lo penting buat gue dan gue juga penting buat lo, lo ga perlu mikirin bokap lo lagi, oke?"
Egan memeluk tubuh Reksa, menyembunyikan wajahnya di dada bidang pacar tersayangnya itu.
"Jangan tinggalin gue ya Sa" ucap Egan, suaranya sedikit teredam tapi masih bisa terdengar jelas di telinga Reksa.
"Gue ga akan ninggalin lo, gue janji"
__________________________________Tbc...
Vote+komen+follow!!
KAMU SEDANG MEMBACA
WAKETOS||ONGOING
Teen FictionEgan si bad boy brutal jebolan ajang pencarian dosa tiba tiba dipertemukan dengan Reksa waketos kul spek kulkas 7 pintu. warn! cerita bl/gay/homo!