Dani memakai helm full facenya, seperti yang Hesa katakan tadi malam, pemuda itu akan mengantarkan Arum ke toko buku.
Cuaca nampak mendung, sepertinya sebentar lagi hujan akan datang.
Dengan segera Dani mengendarai motornya untuk pulang.
Sebenarnya hari ini ia punya agenda dengan teman temannya, tapi karena moodnya sedang tidak baik jadi Dani memutuskan untuk pulang saja.
Cuaca yang mendung ditambah lagi jalanan macet cukup membuat Dani kesal jangan sampai hal lain membuatnya murka.
Menatap lampu merah yang tak kunjung hijau membuatnya berkali kali lipat lebih kesal dari biasanya.
Tapi sayangnya penguasa sedang menguji kesabaran Dani.
Hujan tiba tiba turun dengan derasnya, seragamnya bahkan sudah basah dengan cepat.
"Asuu!! Ujan lagi lo ah anjing!" Umpatnya tak terima, beberapa pengendara lain bahkan sempat melirik pemuda itu karena umpatannya yang agak keras.
Dani mengambil nafasnya dalam dalam, mencoba sabar dengan hujan yang tiba tiba turun dengan tidak sopannya.
Karena sudah terlanjur basah kuyup, Dani memutuskan untuk pulang saja dari pada harus menepi dan menunggu hujan reda.
Setelah lampu hijau, Dani mengendarai motornya dengan tidak sabaran.
Ia ingin pulang dan tidur.
Kecepatan yang diambil berada di atas rata rata, beberapa pengguna kendaraan lain bahkan sempat mengumpati Dani yang sudah kesetanan di tengah tengah jalanan ini.
Hingga akhirnya hal buruk harus terjadi.
Dani tertabrak oleh truk yang saat itu berjalan dari arah yang berlawanan.
Tubuh ringkih itu terpelanting jauh dari motornya.
Dani menatap jalanan aspal yang dipenuhi dengan darah yang entah dari tubuh bagian mananya.
Helm yang ia pakai juga sudah menghilang dari kepalanya.
Pandangannya kabur, Dani mengambil nafasnya dalam dalam, hujan masih saja turun tanpa ampun.
Yang bisa ia lakukan hanya menutup mata, samar samar ia mendengar suara riuh warga yang sedang mengerubungi nya.
Apakah ini saat yang tepat untuk pulang dan tidur?
.
.
.
.
.
.Egan hanya bisa duduk diam dibangkunya menunggi hujan yang tak kunjung reda.
Reksa juga sama, ia juga sedang duduk di sebelah Egan.
Padahal tadi keduanya sudah akan pulang tapi karena hujan yang tiba tiba turun membuat mereka tertahan di ruang kelas Egan.
Beberapa siswa maupun siswi lain juga sama, tapi mereka lebih memilih untuk duduk di luar kelas.
Reksa sedang sibuk dengan handphone yang ia genggam di tangannya, sedangkan Egan hanya duduk diam melamunkan suatu hal.
"Kita pulang ke apart ya? Gue mau masakin lo sup, kan ujan ujan begini enaknya makan yang anget anget" ucap Reksa tanpa menoleh ke arah Egan.
Hening.
Tak ada jawaban dari yang diajak bicara.
Reksa menoleh.
Ia menemukan Egan yang melamun menatap kosong ke arah depan.
"Egan?" Ucap Reksa lagi sambil menepuk pundak kesayangannya.
Egan dengan agak sedikit terkejut menoleh ke arah Reksa.
KAMU SEDANG MEMBACA
WAKETOS||ONGOING
Ficção AdolescenteEgan si bad boy brutal jebolan ajang pencarian dosa tiba tiba dipertemukan dengan Reksa waketos kul spek kulkas 7 pintu. warn! cerita bl/gay/homo!