Egan terbangun dari tidurnya, pemuda itu menguap sebentar lalu kemudian ia menatap sekeliling merasa asing dengan ruangan ini.
Saat menoleh kesamping ia terkejut ketika melihat seonggok manusia yang tengah tertidur dengan nyaman.
Wajah tampan dengan dengkuran halus yang agak Egan kurang sukai.
Menatap jam yang ternyata masih jam 4 lebih 30 menit, kenapa Egan bisa bangun secepat ini?
Kepala Egan terasa berat saat ia mencoba bangun dari tidurnya.
"Sshhh" desisnya.
Egan turun dari ranjang empuk Reksa, pemuda itu berjalan pelan untuk mencari dapur.
Saat mencoba membuka pintu kamar ternyata masih terkunci, ia kembali menatap sang empu yang masih tertidur.
Ingin sekali Egan membangunkan Reksa dari tidurnya, tapi rasa malu ketika mengingat kembali kejadian malam tadi membuatnya frustasi.
Bagaimana bisa dia menangis dipelukan Reksa??
Egan memilih berjongkok di depan pintu kamar Reksa, memikirkan cara agar bisa keluar dan mencari dapur untuk satu gelas air putih.
Ketika sedang mencoba dengan keras memikirkan cara yang tepat, tubuh Egan tersentak kala bahunya ditepuk dari belakang oleh sang pemilik kamar.
"Ngapain jongkok disitu?" Tanya Reksa, terlihat sekali pemuda itu masih mengantuk.
Egan mendongak lalu ia menunjuk pintu kamar yang masih terkunci.
"Mau keluar?"
Egan mengangguk.
"Mau ngapain? Masih pagi, nanti aja kalau pulang" ucap Reksa.
Egan menggelengkan kepalanya.
"Terus?"
Egan menghela nafasnya lalu mengusap lehernya tanda jika ia haus.
"Haus?"
Lagi lagi Egan mengangguk, enggan berbicara.
"Ngomong dong, pakek bahasa isyarat mulu"
Reksa berjalan menuju meja nakas disamping ranjangnya, membuka salah satu laci lalu mengeluarkan sebuah botol berisi air putih.
"Sini" ucapnya meminta Egan mendekat.
Egan berdiri, pemuda itu berjalan dengan ragu kearah Reksa.
"Haus kan?" Tanya Reksa yang hanya dibalas sebuah anggukan.
Reksa tersenyum miring, ia menepuk nepuk pahanya mengisyaratkan Egan untuk duduk dipangkuannya.
Egan memincingkan bola matanya julid, pastinya menolak perintah Reksa yang sangat aneh ini.
"Duduk sini kalo lo mau minum" ucap Reksa memerintah.
Egan menatap Reksa dengan tatapan tajamnya, mengisyaratkan rasa benci yang benar benar besar untuk pemuda satu ini.
"Emang lo ga inget tadi malem lo duduk disini sambil melukin gue?"
Egan mengalihkan pandangannya kearah berlawanan, wajahnya memerah malu karena telah melakukan hal bodoh seperti itu.
"Sini, duduk"
Egan tidak mau tapi rasa hausnya terus memaksanya untuk mau.
"Ribet amat sih! Ngasih minum aja susah amat dah perasaan!" Ucap Egan yang akhirnya kembali bersuara.
Dengan marah marah ia dengan segera juga duduk dipangkuan Reksa, persetan dengan gengsinya yang penting minum.
Reksa tersenyum tipis melihat tingkah laku pemuda satu ini yang bak anak anak, ia memberikan botol minum tadi kepada Egan.
KAMU SEDANG MEMBACA
WAKETOS||ONGOING
Teen FictionEgan si bad boy brutal jebolan ajang pencarian dosa tiba tiba dipertemukan dengan Reksa waketos kul spek kulkas 7 pintu. warn! cerita bl/gay/homo!