32: SATU BULAN

40.1K 4.5K 422
                                    

Satu bulan.

Satu bulan sudah Egan hilang, atau mungkin lebih dari itu.

Reksa terdiam di dalam kamar apartemennya, ia merenung sambil menatap dinding kamarnya.

Pemuda itu terkekeh membayangkan senyuman manis Egan yang terus menghantuinya selama satu bulan ini.

Satu bulan! Bayangkan!

Reksa mengusap wajahnya lelah, ia terus mencari tapi 2 hari ini ia merasa lelah.

Teman teman satu tongkrongan Egan mengatakan tidak tau, Pak Selamet juga tidak mengatakan jika tidak ada tanda tanda Egan kembali kerumah.

Reksa merasa bingung dan marah, ia lelah mencari dan lelah merindukan Egan-nya.

Entah kemana pemuda itu sekarang, bagaimana dan seperti apa sekarang pacarnya itu.

Suara telepon dari ponselnya terus bergetar hebat.

Lily terus menghubungi nomornya.

Setelah kejadian itu, Reksa menutup segala akses masuk Lily kedalam apartemennya bahkan bukan hanya Lily semua orang termasuk kedua orang tuanya tidak memiliki akses untuk masuk keapatemennya.

Dan juga satu bulan sudah Reksa bolos sekolah.

Nyatanya Reksa merasa depresi, ia merasa gila kehilangan Egan-nya.

Reksa pikir berbohong untuk kebahagian orang lain adalah hal wajib dan penting untuk nya, tapi ternyata hal itu malah membuat dirinya terpuruk dan juga kehilangan.

Ponsel yang terus bergetar membuat emosinya melambung tinggi.

Reksa melempar ponsel tersebut melayang kearah jendela apartemen dan langsung meluncur hilang entah kemana.

Ia memijat pangkal hidungnya, pusing kembali terasa.

Akhir akhir ini ia kurang makan dan juga tidur.

Suara bel apartemen berbunyi, Reksa mendengus tidak suka.

Ia terdiam membiarkan suara bel terus berbunyi hingga akhirnya ia muak dan berakhir berjalan dengan amarah.

Reksa membuka pintu apartemennya dengan kasar tapi ketika ia melihat orang yang berada dibalik pintu apartemennya kedua bola matanya membulat terkejut.

Manusia yang saat ini menampilkan wajah datarnya itu menatap Reksa tak suka.

"Lama lo!" Ucapnya.

Egan.

Orang yang satu bulan lebih Reksa cari tengah berada didepannya dengan kemeja biru muda yang dipadukan dengan kaos putih dan juga celana jeans yang sobek dibagian lutut.

Reksa mengusap wajahnya, tubuhnya meluruh duduk di lantai apartemen.

Dia kesal, kenapa harus terus berkhayal tentang Egan-nya? Kenapa tidak langsung bertemu saja?

Air matanya turun perlahan, isak tangisnya tak terdengar tapi jika dilihat wajah Reksa terlihat miris.

Dengkusan malas terdengar, pemuda yang benar benar ada dihadapan Reksa ini memilih berjalan melewati Reksa.

Ya, Reksa tidak mengkhayal.

Ini benar benar Egan.

"Bangun bangsat!" Umpatnya membuat Reksa menatap penuh kearah Egan.

Reksa masih terdiam.

Egan menghela nafas, pemuda itu menarik lengan Reksa kasar.

"Lemes banget perasaan, pas nonjok gue lo ga gini deh keknya" ucap Egan membuat Reksa semakin terdiam, speechless.

WAKETOS||ONGOINGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang