44: HE'S GONE

26.8K 2.6K 283
                                    

Reksa terbangun dari tidurnya pagi ini, untungnya hari ini weekend jadi ia dan Egan bisa kembali memadu kasih diatas ranjang.

Reksa menggeliat, menarik kembali selimut yang menutupi tubuhnya.

Ia menoleh kesamping dimana Egan tidur, meraba ranjang yang ternyata sudah kosong.

Reksa mengernyit.

Ia membuka mata, dan benar saja Egan sudah tidak ada di sampingnya.

"Egan?" Panggil Reksa.

"Emang dia bisa jalan ya?" Tanya Reksa bergumam, mengingat kegiatannya malam tadi membuat Reksa ragu Egan bisa berjalan.

"Gan" panggilnya lagi.

Reksa segera memakai celananya, membuka pintu kamar mandi mencari keberadaan Egan.

"Kok ga ada?" Gumamnya lagi.

Reksa keluar dari kamar, lalu berjalan kearah dapur tapi tak kunjung juga menemukan keberadaan Egan.

Pemuda itu mulai sedikit panik.

Ia masuk kembali ke dalam kamar mencari ponselnya, mencoba menelpon sang kekasih.

Hingga dering kelima Egan masih belum juga mengangkat telpon darinya.

Reksa mencoba untuk tetap tenang, mengingat dulu Egan juga sempat hilang di pagi hari karena menemani Dani saat kecelakaan saat itu.

Ia terus menelpon Egan walaupun tidak ada jawaban sama sekali, lalu ia memutuskan untuk mandi terlebih dahulu menyiapkan diri untuk kemudian pergi kerumah Kakek Egan.

Butuh waktu sekitar 30 menit untuk sampai kerumah Kakek.

Ia melihat beberapa bodyguard berada di depan gerbang.

"Selamat pagi Mas" sapa salah satu bodyguard.

"Pagi Kak, Egan disini?" Tanya Reksa.

"Tuan muda dan tuan besar sudah pergi sejak pukul 6 pagi tadi"

"Maksudnya?"

"Saya kurang tau pasti kemana perginya, tapi tadi pagi tuan muda pulang sekitar jam setengah 5 pagi, terus mereka kembali pergi jam 6 pagi entah kemana, saya cuman ditugaskan berjaga disini" jelas bodyguard Kakek Egan.

Reksa terdiam, ia menatap jam yang melingkar ditangannya yang menunjukkan pukul 8 pagi, sekitar 2 jam yang lalu Egan dan Kakeknya pergi.

Sambil terdiam berpikir, tiba tiba mobil Kakek Egan datang.

Reksa menghela nafas lega melihatnya.

Kakek Egan keluar dari mobilnya, ia menatap Reksa angkuh.

"Kenapa kamu disini?" Tanya Kakek.

"Egan kemana? Tadi pagi dia ga bilang kalau pulang duluan, jadi bukan salah saya dong kalau Egan pulang sendiri"

Reksa mencari keberadaan Egan didalam mobil tapi tak kunjung ia lihat kekasih kecilnya itu.

"Egan kok ga sama Kakek?" Tanya Reksa.

"Ini buat kamu dari dia"

Kakek menyodorkan sebuah amplop yang berisi sebuah surat.

"Pagi tadi saya yang menjemput dia pulang dari apartemen kamu, karena jadwal penerbangan Egan dijadwalkan jam 7 pagi"

Reksa terdiam, apa katanya??

"Maksud Kakek?"

"Egan pindah ke Scotland"

Reksa tak bisa menyembunyikan keterkejutannya, Egan pindah?! Bagaimana bisa?

"Tapi Egan-"

"Dia akan melanjutkan kuliah di sana, kamu bisa baca sendiri alasan Egan ga bilang ke kamu"

"Tapi Egan kan belum lulus SMA"

"Kata siapa?"

"Egan kan satu angkatan sama saya!"

"Dia sudah lulus duluan"

"Kok.."

Note: anggep aja Egan ngambil kelas akselerasi, gue ga terlalu paham sama konsep kelas akselerasi tuh kek apa, tapi intinya Egan pas ini udah lulus satu tahun yang lalu.

"Mungkin dia ngelakuin itu buat balas dendam, kan kamu udah nyakitin dia" hasut Kakek Egan.

Reksa terdiam, ia mulai membenarkan kata kata Kakek Egan, ini semua adalah pembalasan karena telah mengkhianati Egan.

"Udah sana pulang, baca suratnya"

Reksa menurut ia kembali ke apartemennya, duduk di ranjang dan mulai membuka isi surat yang kekasihnya itu berikan.

Dear Reksa pacar kesayangan Egan.

Halo Saa..
Gimana? Kaget nggak?
Kaget lah masa enggak ye kan?
Pertama-tama gue mau bilang makasih karna udah mau bikin gue bahagia, bikin gue sedih, bikin gue jatuh cinta sampe rasanya mau mampus, dan juga makasih banget karena udah ngasih euphoria paling menyenangkan dalam hidup gue.

Selain makasih, gue mau bilang maaf karna gue ga bilang mau pindah ke Scotland.

Gue pindah karna mau ngelanjutin kuliah, pasti Kakek udah bilang kan? Jangan percaya sama Kakek kalau misal dia bilang  gue pindah gara gara elo yang udah selingkuhin gue, enggak kok, gue pindah bukan karna itu.

Mau lo selingkuhin gue sampe seribu kali, gue ga perduli yang penting lo dan gue masih punya rasa cinta satu sama lain, anggep aja gue udah gila, bodoh, dan apapun lah yang menggambarkan pemikiran gue kali ini.

Tapi satu yang perlu lo tau, gue ga mau terlalu bodoh sama cinta, gue mau ngerasain pisah sama lo, gue ga mau bergantung sama lo, gue ga mau terus terusan menginginkan kebahagiaan dari lo.

Bukan berarti kita putus, enggak kok.

Tapi kalau lo pengen putus dari gue ya, gapapa sih, atau lo mau cari orang lain setelah ini gue juga ga masalah.

Yang penting gue masih bisa cinta sama lo.

Gue tau, gue bakal kangen setengah mampus sama lo, gue bakal kesepian tanpa adanya lo.

Tapi ini hukuman karna gue terlalu bergantung dan terlalu mencintai lo, gue ga mau Sa..

Lo udah ngambil semuanya dari gue, dan gue udah cukup buat ngerasian hal itu, makasih ya sayang.

Alasan gue ga mau bilang sama lo, karna gue yakin banget lo ga bakal bolehin gue pergi karna alasan yang menurut lo itu ga penting dan ga masalah buat lo, tapi menurut gue terlalu mencintai seseorang bisa bikin lo mati di umur yang masih muda hahaha.

Gue emang egois Sa, maaf ya buat keegoisan gue ini, i love you Reksaaa.

Love you so much.

Reksa hanya diam, air matanya jatuh tapi ekspresinya masih datar.

Meremat lembar kertas yang telah terisi penuh dengan tulisan tangan Egan, Reksa membuang kertas itu dan pergi entah kemana.

Yang paling penting, kisah mereka berhenti sampai disini.
_____________________________

End...

Vote+komen+follow!

WAKETOS||ONGOINGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang