23: DIGEBUKIN

44.1K 4.4K 129
                                    

Terhitung sudah 1 bulan lamanya hubungan Reksa dan Egan berjalan, keduanya menjalani hari hari dengan perasaan bahagia.

Dan juga selama 1 bulan lebih Egan tidak pulang ke rumahnya dan memilih tinggal di apartemen Reksa.

Egan mungkin sudah lupa jika punya rumah.

Sama dengan Reksa dan Egan, hubungan Bumi dan Rian juga langgeng.

Bedanya hanya, di hubungan Reksa dan Egan hanya sebatas ciuman, peluk dan hal hal kecil yang tidak menjurus ke hubungan intim sedangkan Bumi dan Rian menjadikan seks sebagai keharusan.

"Epriday harus ngeseks!" Ucap si cabul Bumi.

Agak kurang sehat tapi menurut Bumi hal itu wajib untuk dilakukan jika tidak, mungkin ia akan gila.

Sedangkan Hesa dan Dani, mereka mulai akur setelah kejadian hujan hujanan yang  berakhir menginap bersama di rumah Dani.

Dani mulai menerima Hesa seperti teman kecilnya dulu dan perubahan sifat Hesa juga sangat ekstrim, pemuda itu selalu saja menempel dan berada di sekitar Dani.

Terkadang Hesa lupa dengan pacarnya sendiri dan memilih menikmati waktu dengan Dani.

Pagi ini seperti biasa Reksa bangun terlebih dahulu, sedangkan Egan masih tertidur pulas diranjangnya.

Jam dinding juga masih menunjukkan pukul setengah 6 pagi.

Sepagi ini tentu saja Reksa habiskan dengan memasak bekal, ia tau Egan sering sekali menolak bekal buatannya karna kata Egan isi bekal miliknya kurang menarik dan terlalu sehat.

Tapi bukannya berhenti Reksa malah terus memasak sayuran dan membawakan bekal untuk Egan.

Sementara Reksa memasak, Egan ternyata sudah bangun karena suara ponselnya yang bergetar hebat.

Nama Dani tertera di layar ponsel tersebut.

"Halo?" Sapa Egan dengan suara seraknya.

"Rehan digebukin anak sekolah sebelah anjir!"

Mata Egan membulat sempurna mendengar kabar buruk dari Dani pemuda itu seketika bangun dari tidurnya.

"Yang bener lo?!"

"Beneran anjir! Dia sekarang lagi ada di rumah sakit"

"Bangsat! Separah itu!"

"Nanti rencananya kita pulang sekolah mau nyamperin, lo ikut ga?"

Egan nampak berfikir sebentar, kalau dia ijin ke Reksa apa mungkin boleh?

"Gimana anjir?! Ngikut kagak?!"

"Ikut lah, masa iya kagak"

Entahlah tapi mungkin nanti ia akan mencari alasan saja agar Reksa mengijinkannya pergi.

Egan menutup ponselnya, ia mencari keberadaan Reksa sambil berfikir keras mencari cara agar ia bisa pulang bersama Dani nanti.

"Mau kemana?" Tanya Reksa saat melihat Egan keluar dari kamar.

"Nyariin lo" jawab Egan, pemuda itu memeluk tubuh tegap Reksa.

Reksa terkekeh, pemuda itu mengusap pucuk kepala Egan lalu mengecupnya penuh dengan kasih sayang.

"Mandi gih, bentar lagi kita berangkat"

Egan mengangguk sebagai jawaban, pemuda itu berjalan ke arah kamar mandi untuk melakukan ritual paginya.

.
.
.
.
.

Jam menunjukkan pukul setengah 7 pagi, Egan sudah lengkap dengan seragam dan tas sekolahnya.

WAKETOS||ONGOINGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang