26: SKORS

40K 4.2K 96
                                    

Saat ini Egan tengah bersantai ria dengan ponsel yang menunjukkan beberapa karakter game, kamar Reksa sekarang penuh dengan bungkus makanan yang Egan makan.

Terhitung sudah sekitar 4 hari Egan diam diapartemen, tidak sekolah.

Masih ingat dengan hukuman skors yang Egan terima?

Pemuda itu memijat kepalanya yang sedikit pusing karena seharian menatap layar ponsel.

Memilih mematikan game dan beranjak menuju dapur lalu mengambil gelas untuk meminum air putih.

Diam sebentar hingga bosan melanda pikirannya.

Melirik jam yang masih menunjukkan pukul 3 sore, sekitar satu jam lagi Reksa pulang.

Notifikasi di ponselnya berbunyi.

Ternyata chat dari pacar.

Pacar

|Gue pulang lambat, ada rapat osis
|Mungkin agak malem, soalnya mau mampir dulu kerumah Hesa
|Lo mau apa? Biar gue beliin nanti
15.06 pm

Gue pengen mie ayam|
Lo ngapain di rumah Hesa?|
15.07 pm

|Yang lain, jangan mie ayam
|Gue disuruh bantuin bikin proposal
15.07 pm

Ga usah nawarin kalau ga boleh😒|
15.07 pm

|Ya gimana lagi? kemarin lo udah makan mie ayam masa mau makan mie lagi? Ga sehat
15.07 pm

Terserah lo aja kalau gitu|
15.08 pm

|Lo marah?
15.08 pm

Enggak, gue cuman bingung mau minta apa|
15.08 pm

|Hmm, oke
|Lo diem aja di apart, gue ga lama kok
15.08 pm

Iyaa|
15.08 pm

|Love u
15.08 pm

Egan memandangi pesan terakhir Reksa yang menurutnya sangat menggelikan, tapi dia suka.

Senyumnya tiba tiba mengembang begitu saja, pemuda itu menutup ponsel lalu bertingkah aneh seperti orang gila.

Menutup wajahnya yang memerah hanya karna sederet pesan dari Reksanya.

Dering ponselnya tiba tiba terdengar, nomor milik Dani tertera disana.

"Halo? Apaan?" Tanya Egan to the point.

"Nongkrong yuk!" Alih alih suara Dani, suara Bumi malah muncul.

"Dimana?"

"Di coffenya bang Redi, gue tau lo lagi bosen kan?"

"Jemput dong, lo tau kan motor gue ga ada"

"Ck! Ni bocah! Ngerepotin mulu kerjaan lo!"

"Kan lo yang ngajak bajingan!!"

"Nanti biar si Juan yang jemput, lo tunggu depan apartemen aja"

"Okeey!"

Egan berjalan meninggalkan dapur setelah selesai menutup panggilannya bersama Bumi.

Mengambil handuk untuk bersiap pergi nongkrong, sebelumnya ia kembali mengirimkan pesan untuk sang pacar tapi sayangnya belum ada balasan dari Reksa bahkan pesannya juga tidak dibaca.

Mungkin Reksa terlalu sibuk, mengingat beberapa minggu lagi pergantian osis akan dilaksanakan.

Setelah selesai bersiap siap, Egan segera turun dari apartemen.

Mendapati Juan yang sudah duduk di atas motornya, pemuda itu sepertinya akan menelfon Egan tapi diurangkan setelah melihat kehadirannya.

"Baru aja mau ditelfon" ucap Juan.

Egan dengan segera naik keboncengan pemuda yang kini memakai jaket denim dengan surai rambut yang ditata ala ala boyband korea.

"Lo mau ketemu siapa si Ju, parfum lo gile banget baunya"

Juan memutar bola matanya malas, ia sangat sensitif ketika seseorang berkomentar tentang parfum harumnya ini.

"Parfum gue mahal, mangkannya baunya menyengat"

Egan menampol pelan kepala adik kelasnya itu.

"Sombong banget! Udah buruan, entar yang laen udah pulang kita masih disini ngebahas parfum"

Juan hanya menurut, mengendarai motornya menuju caffe teman satu tongkrongannya.

Sekitar 20 menit lamanya Juan dan Egan menempuh perjalan dari apartemen ke caffe yang Bumi maksud.

"Rame banget, ini lagi reuni apa gimana sih?" Gumam Egan.

"Ya kan kita diskors bareng bareng bang, gimana ga rame"

Egan hanya mengangguk mengerti.

Kemudian kedua manusia itu berjalan kearah segerombol pemuda yang tengah asik mengobrol.

"Woi Egan!! Jagoan kita udah dateng nih!" Ucap Bumi heboh.

Pemuda itu masih merasa kagum lantaran Egan yang dengan semangat membaranya menghajar beberapa orang saat tawuran saat itu.

Egan hanya tersenyum sombong, ia juga merasa puas saat itu sudah berhasil menghajar orang orang songong nan kampret seperti mereka.

Egan duduk disebelah Dani, pemuda itu menaikkan sebelah alisnya bingung dengan sikap temannya yang sejak tadi diam seribu bahasa.

Egan menatap Bumi meminta penjelasan.

Bumi sendiri mendengus sebal secara tiba tiba sambil mengangkat bahunya acuh.

"Kenapa lo?" Tanya Egan, seluruh perhatian kini terpusat kepada Dani dan dirinya.

Satu persatu teman teman Egan membuang pandangannya, entah kenapa.

"Ck! Kalian kenapa sih?!" Ucap Egan bingung.

"Dia pacaran sama Hesa" celetuk Bumi menjawab kebingungan Egan.

Egan sendiri langsung menatap Dani.

"Beneran?" Tanya Egan.

Dani menghela nafasnya lalu menjawab dengan sebuah anggukan kecil.

"Terus? Gimana?"

"Pacarnya tau?" Lanjut Egan bertanya.

"Kagak lah! Dia dijadiin selingkuhan!" Sahut Bumi sewot.

"Bacot lo ah! Orang gue nanya ke Dani bukan elo!"

Dani melirik kearah Egan.

"Gue suka sama dia, dan ternyata dia juga suka sama gue" ucap Dani.

Emosi Bumi seketika membumbung tinggi.

"Tapi dia pacar orang bego!!" Cercanya.

"Gue tau! Gue juga udah nolak tu bocah! Tapi dia janji bakal mutusin pacarnya" balas Dani.

"Udah diputusin?" Tanya Egan pelan.

Dani terdiam seribu bahasa, sambil kemudian menggelengkan kepalanya.

Helaan nafas terdengar dari mulut Egan.

"Putusin Hesa" ucapnya membuat kedua bola mata Dani membola mendengarnya.
______________________________

Kalian pasti kesel, nungguin ini cerita.

Maaf ya hehehe.

Vote+komen+follow!

WAKETOS||ONGOINGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang