27: HUBUNGAN DANI

39.4K 4.1K 245
                                    

"Putusin Hesa"

Dani menggelengkan kepalanya tidak setuju dengan permintaan Egan.

"Ini bocah minta diapain sih anjing!!" Ucap Bumi emosi, pemuda itu sudah akan berancang ancang untuk memukul kepala Dani demi menyadarkan temannya itu.

"Kenapa lo ga mau?" Tanya Egan.

"Emang kalau gue nyuruh lo mutusin si Reksa, lo mau?"

"Ya kan Reksa bukan pacar orang, bego!" Balas Egan.

Dani terdiam, ia memilin ujung hodienya.

"Tapi gue sayang sama dia"

"Ni bocah emang minta dihajar Gan!" Ucap Bumi lagi emosi, sedangkan yang lain hanya menyimak saja.

Mereka juga ikut kesal dengan sikap Dani, tapi mau bagaimana lagi?

Kalau Bumi tidak melihat Dani dan Hesa sedang bercumbu ria di kamar sahabatnya itu mana mungkin mereka akan tau.

Saat itu Bumi sengaja datang ke rumah Dani untuk sekedar bermain, Bumi berniat untuk mengusir kesepiannya tetapi malah melihat kedua manusia berjenis kelamin sama tengah berciuman mesra.

Setelah melihat hal itu, Bumi langsung mengatakan hubungan Dani dan Hesa keseluruh temannya, Egan juga sudah diberitahu lewat chat tapi tidak ada tanggapan dari bocah yang sedang sibuk bermesra mesraan dengan pacarnya itu.

"Terserah lo aja deh, kalau nanti tu ketos ninggalin lo buat si pacar ceweknya, gue bakal ngehajar dia sampe mampus!" Ucap Egan bersungguh sungguh.

Dani mengangguk mengiyakan, setelahnya mereka kembali mengobrol tentang hal lain.

Tentang Rehan, pemuda itu belum juga sembuh karena dikeroyok oleh geng sebelah.

Egan melirik jam tangan yang ia pakai di tangan kirinya, terlihat jarum jam itu menunjukkan pukul 4 lebih 28 menit sore.

"Gan, itu pacar lo bukan?" Tanya Redi tiba tiba, pemuda itu melihat sesosok tubuh dan wajah yang sepertinya mirip dengan Reksa.

.
.
.
.
.
.

Egan pulang di jam 8 malam, ia membuka pintu apartemen Reksa menemukan pemuda itu yang tengah duduk di ruang tamu dengan laptop di pangkuannya.

"Lo kemana aja?" Tanya Reksa, ia menutup laptopnya lalu menghampiri Egan.

Egan terdiam sejenak, lalu melemparkan senyum tipis untuk pacarnya itu.

"Maaf, tadi gue keasikan ngobrol sama temen temen"

Reksa mengangguk, lalu mengusap pucuk kepala Egan.

"Hmm ga papa, gue bawain lo mie ayam"

Egan mengernyit tidak mengerti.

"Katanya ga boleh?"

Reksa menghela nafasnya lelah.

"Ya gimana lagi, pacar kesayangan gue ini kan mau makan mie ayam" ucap Reksa sambil mencubit pipi Egan.

Egan mengulas senyum, pemuda itu memeluk tubuh Reksa.

Lama mereka berpelukan hingga Egan mengatakan hal yang ia inginkan sejak tadi.

"Gue percaya, lo udah janji"

Reksa pikir maksud Egan tentang mie ayam, atau mungkin yang lain?

Walau tak mengerti maksud Egan, Reksa membalas pelukan pemuda di hadapannya ini lalu mengusap pucuk kepala kesayangannya.

Jam dinding menunjukkan pukul 11 malam.

Tentunya Egan sudah tertidur dengan lelap, tapi tidak dengan Reksa.

Pemuda jakung itu masih terdiam di balkon rumahnya sambil menyesap sebatang rokok yang penuh dengan nikotin.

Dering ponsel terdengar jelas, nama si penelpon yang ternyata ayah kandungnya sendiri nampak di layar ponsel.

Reksa mengangkat sambungan telepon tersebut.

"Hm?" Tanyanya sambil berdehem.

"..."

"Enggak, Reksa ga papa"

"..."

"Hm, jangan khawatir Reksa ga papa"

"..."

"Ya, good night"

Helaan nafas terdengar, Reksa mengusap wajahnya menatap suasana malam yang semakin membuatnya tenang dengan pikiran yang penuh.

"Gan... maaf" ucap Reksa lirih.

.
.
.
.
.
.

Pagi menjelang dengan indahnya, Egan mengedipkan kedua matanya menyesuaikan cahaya yang masuk menembus penglihatannya.

"Pagi" ucap Reksa dengan senyuman manisnya.

Egan hanya mengangguk mengiyakan.

"Lo ga sekolah?" Tanya Egan.

"Sekolah"

"Kenapa masih disini?"

Cup.

Reksa mengecup bibir Egan sekilas.

"Masih pagi sayang, tuh liat" tunjuk Reksa kearah jam dinding.

Egan menguap, ia menatap Reksa yang tengah memainkan ponselnya.

"Kemarin di rumah Hesa lo disuruh ngapain aja?" Tanya Egan memulai pembicaraan.

"Bikin proposal"

"Kenapa harus dirumah Hesa? Kenapa ga di sini aja?" Tanya Egan bertubi tubi.

Reksa menatap sambil mengulas senyum, memeluk tubuh Egan yang tengah berbaring di ranjang.

Cup

Cup

Cup

"Gue takut ngeganggu lo" ucap Reksa setelah puas menciumi wajah pacarnya.

Egan hanya mengangguk mengiyakan.

"Mungkin bukan gue yang ke ganggu, tapi lo"

Reksa kembali mengecup bibir merah Egan.

"Maaf ya"

Egan tak membalas ucapan Reksa, ia memeluk tubuh jakung itu seakan enggan untuk melepasnya.

"Gue sayang sama lo" ucap Egan.

"Iya, gue juga"

Setelah puas berpelukan, Reksa memilih untuk bersiap pergi sekolah.

Helaan nafas terdengar dari belah bibir Egan, tadi malam saat Reksa bangun dari tempat tidur Egan ikut terbangun dan dia tau, hanya saja ia memilih diam tak bersuara.

"Gue berangkat dulu ya, mungkin gue pulangnya agak malem kayak kemarin" ucapnya membuat pikiran Egan kembali kalut seperti kemarin.

Anggukan diterima Reksa, pemuda itu mengecup pipi pacarnya lalu mengusap pucuk kepala Egan.

"Gue pergi dulu, sarapannya ada dimeja"

Egan mengulas senyum lalu kembali mengangguk mengiyakan.

Reksa sudah akan berjalan namun ditahan oleh kedua telapak tangan yang memegangi lengannya.

Menoleh menghadap kearah Egan lagi, lalu mendapati kekasihnya yang tengah menunduk.

"Hey, kenapa?" Tanyanya.

Egan menggeleng, lalu memeluk tubuh Reksa.

"Gue bosen sendiri" ucap Egan berbohong.

Reksa mengusap pucuk kepala Egan, lalu mengecupnya sebagai tanda sayang.

Dalam benaknya Reksa juga sedikit bertanya tanya sebenarnya Egan ini kenapa?

Apa ada sesuatu yang mengganggunya? Apa seseorang telah mengatakan hal buruk tentangnya?

Entahlah Reksa kurang mengerti tentang hal itu.
___________________________

Tbc...

Nanti agak siangan up lagi, tungguin ya.

Vote+komen+follow!

WAKETOS||ONGOINGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang