30: EGAN HILANG

52.6K 5K 149
                                        

Reksa mengambil langkah panjang menuju tempat tongkrongan Egan.

Ia menatap deretan motor yang terjajar rapi di depan tempat itu.

Melangkah masuk lalu menangkap keberadaan Bumi yang menatap dengan mata tajamnya.

"Ngapain lo kesini?!" Seru Bumi marah.

Suara Bumi yang menggelegar membuat teman satu tongkrongan Egan lainnya keluar satu persatu.

"Berani banget lo kesini setelah lo udah nyakitin Egan?!!" Ucap Dani yang juga berada disana, emosinya terpancing hanya dengan menatap wajah Reksa.

Reksa menghela nafasnya.

"Gue mau nyariin pacar gue, gue ga ada urusan sama kalian" ucap Reksa membuat dengkusan kesal terdengar dari Bumi.

"Pacar?"

Bumi bersedekap dada menatap Reksa dengan songongnya.

"Lo pikir setelah apa yang lo lakuin, Egan masih mau jadi pacar lo?! Dasar brengsek! Mending lo balik aja ke pacar cewek lo sana!" Ucap Bumi dengan nada yang marah masih sama dengan tadi.

Dani menghela nafasnya, memegang pundak Bumi untuk tak kembali emosi.

"Mending lo pergi deh, sebelum kita kita ngehajar lo kayak waktu itu" ucap Dani.

Reksa tetap berdiri ditempatnya walaupun telah diperingati oleh Dani.

"Dengerin penjelasan gue dulu, please!" Ucap Reksa.

"Ni anak emang beneran mau di hajar! Bangsat!" Umpat Bumi yang sudah mengepalkan tangan hendak memberi bogeman mentah untuk Reksa.

"Udah Bum! Jangan emosi dulu, kita dengerin si brengsek ini mau ngejelasin apa, kalau emang penjelasan dia ga masuk akal kita hajar aja bareng bareng" cegah Dani sambil memegangi lengan Bumi agar tak langsung menghajar pacar Egan ini.

Bumi menarik kembali bogeman mentah yang akan melayang ke wajah Reksa, menetralkan emosi lalu menyetujui ucapan Dani untuk mendengarkan penjelasan Reksa.

Reksa mulai menceritakan awal mulai hubungannya terjadi dengan Lily, menceritakan alasan kenapa ia tidak bisa menolak ajakan si gadis bule itu.

Bugh.

Dan akhirnya bogeman mentah Bumi dilayangkan tepat di pipi sebelah kiri Reksa yang bahkan jejak pukulan di taman saat itu belum juga sembuh.

"Lo tuh goblok!" Cemooh Dani.

"Lo lupa kalau lo punya pacar?" Sahut salah satu teman satu tongkrongan Egan.

Reksa mengusap pipi nya yang nyeri.

"Gue tau gue salah dan gue paham kemarahan kalian, tapi tolong! Gue harus ngomong sama Egan, gue harus ngejelasin dan minta maaf sama dia!"

Ucapan Reksa membuat beberapa orang menghembuskan nafas kasar antara marah dan juga kesal.

"Please Bum, Dan! Lo boleh mukul gue sampe lo puas, tapi please kasih tau Egan dimana" ucap Reksa memohon.

"Ck! Lo.." ucapan Dani tak dapat lagi diteruskan dan helaan nafas Bumi terdengar sangat keras.

"Lo tau ga sih?! Gara gara lo Egan harus ngalamin hal buruk! Bahkan kami semua ga bisa nolong dia!" Ucap Bumi.

Dahi Reksa mengernyit bingung.

"Maksud lo?"

"Setelah kejadian itu, Egan pulang ke rumahnya, kita tau Egan pasti bakal diapa apain sama bokap nya kalau tau dia baru pulang setelah 1 bulan menghilang entah kemana" ucap Dani memulai ceritanya.

"Kita pikir paling parah Egan bakal digebukin, ternyata lebih dari itu aja" lanjut Dani yang mengubah mimik wajahnya menjadi lebih sedih.

Reksa menatap penuh kearah Dani yang tak kuasa melanjutkan perkataannya.

"Dan.. dia diapain? Dia-"

"Dia digebukin terus diusir keluar dari rumahnya, dan kita ga tau dia dimana! Semua itu cuman gara gara lo bangsat!" Umpat Bumi memotong ucapan Reksa.

Kedua mata Reksa membulat, seburuk itu kah?

"Dan asal lo tau, kita tau semua ini dari Pak Selamet yang khawatir sama keadaan dan keberadaan dia, kita ga tau kemana Egan pergi dan kita juga ga tau gimana keadaannya"

Lagi lagi Reksa terkejut dengan fakta yang diucapkan Dani.

"Cuman gara gara cowok brengsek kayak lo dia sampe harus ngalamin hal buruk kek gini!" tambah Dani emosi.

"Gue bakal nyari dia sampe ketemu, gue yakin Egan ga akan jauh dari kita, Egan ga akan kemana mana, dia cowok kuat yang gue punya" ucap Reksa.

Pemuda itu melangkah keluar tempat tongkrongan, memulai untuk mencari keberadaan Egannya.

.
.
.
.
.
.

Rian duduk di meja belajar dengan setumpuk buku yang isinya sedang ia coba untuk pahami.

Melirik jam dinding yang menunjukkan pukul 12 malam tepat.

Pemuda itu kembali menatap bukunya lalu menguap menyalurkan rasa kantuk.

Suara pintu apartemen yang terbuka membuatnya menengok sedikit, menatap manusia yang ia tunggu tunggu tengah berdiri disana.

Bumi.

"Loh kamu ga tidur?" Tanyanya.

Mengingat hubungan mereka yang sudah berpacaran hingga ke jenjang hubungan seks jadi Bumi mengubah panggilan mereka menjadi aku-kamu.

Rian hanya terdiam menatap tajam pacarnya ini.

Helaan nafas terdengar dari belah bibir Bumi.

"Bisa ga, sehari aja kamu ga ngajak berantem?" Tanya Bumi.

"Kamu dari mana?"

Pertanyaan itu dibalas putaran bola mata oleh Bumi.

"Aku udah chating kamu kan? Aku udah bilang di chat kalau aku sama yang lain lagi nyariin Egan"

Rian tak menghiraukan ucapan Bumi, pemuda itu kembali menatap buku bukunya.

"Rian, please!"

Bumi mendekat kearah meja belajar Rian yang berada di ruang tamu di apartemen pemuda itu.

"Hey, liat aku" ucap Bumi sambil menangkup kedua pipi Rian.

"Aku ga mau dan ga akan pernah bohong sama kamu, aku beneran nyari Egan! Kamu tau sendiri kalau Egan hilang" jelas Bumi.

"Aku tau kok! Cuman kamu tuh beda Bum, kamu punya hal yang bikin aku selalu curiga, aku ga bisa nenangin pikiran negatif kalau kamu jauh dari aku, kamu tuh... ga bisa..." ucap Rian yang kemudian ucapannya mengecil diakhir kalimat, enggan untuk melanjutkan kata katanya.

Bumi memeluk tubuh Rian.

"Aku tau kamu pasti ngerasain itu, tapi please! Kasih kepercayaan kamu buat aku, please Ri!"

Rian membalas pelukan Bumi sambil terisak pelan di dalam pelukan itu.

"Maafin aku ya.. udah bikin kamu selalu khawatir dan curiga" ucap Bumi sambil mengusap pucuk kepala Rian.
_____________________________

Tbc...

Maaf kalau gue lama buat up cerita ini. Akhir akhir ini gue lagi sibuk buat mempersiapkan kelulusan dan juga sibuk mikirin masa depan setelah lulus hehehe.

Maaf ya:')

Vote+komen+follow!

WAKETOS||ONGOINGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang