Reksa maupun Egan sudah bersiap di garis start dengan motor masing masing.
Wanita cantik dengan baju kurang bahan berjalan ketengah tengah diantara Egan dan Reksa sambil membawa secarik kain berwarna hitam.
Suara sorakan dari penonton memenuhi arena balap liar ini.
Reksa menatap lawannya malam ini dengan senyum tipis, entah kenapa tapi Egan merasa jika Reksa lebih menyebalkan ketika bersamanya dari pada bersama orang lain.
Kain hitam dilepaskan, Egan dan Reksa sama sama melajukan kuda besinya dengan kecepatan penuh.
Egan memimpin pertandingan, pemuda itu tersenyum lebar.
Membayangkan si kecil akan masuk kedalam lubang perjaka apa mungkin akan lebih menyenangkan dari pada di lubang perawan?
Sedangkan Reksa malah terlihat santai, pemuda itu seolah mengalah dari lawannya kali ini.
Beberapa menit lagi menuju kemenangan dan Egan masih memimpin jalannya pertandingan.
Dapat terlihat kembali garis start yang Egan lewati, pemuda itu tersenyum bangga atas pencapaian dirinya sendiri dan hanya butuh beberapa menit lagi maka ia akan menjadi pemenang.
Butuh sekitar 1 menit hingga 2 menit lagi dan Reksa waketos sombong itu akan bertekuk lutut dibawah kukungannya.
Tapi ternyata satu menit yang harusnya menjadi awal rasa kemenangan Egan malah harus menjadi rasa kecewa karena motor yang Reksa kendarai malah memimpin dengan cepatnya.
Bahkan rasa kemenangannya telah pupus digantikan kekalahan yang tak berarti.
Bumi dan Dani hanya bisa ternganga, mereka tidak menyangka jika seorang Egan bisa terkalahkan dengan mudahnya!
Reksa turun dari motornya, menghampiri Egan yang tengah terpuruk.
"Hey baby" panggilnya.
Egan merasa terpojokkan, pemuda itu hanya bisa melipat bibir bawah dan bibir atasnya gugup.
"Udah siap ngangkang belum?" Tanyanya menggoda Egan.
"Anjing! Akhirnya lo bisa dikalahkan!" Ucap Bumi sambil tertawa lepas menghampiri keduanya.
"Makasih ya broo!" Sambungnya sambil merangkul Reksa akrab.
Bumi maupun Dani tidak tau menau jika dibalik helm full face itu ada wajah Reksa.
Wajah wakil ketua osis disekolah mereka yang terkenal dengan image baiknya.
Reksa hanya mengangguk, pemuda itu berlalih menatap Egan.
Mendekatkan tubuhnya ke tubuh Egan, Reksa kembali berbisik.
"Gue mau hadiahnya malam ini" ucap Reksa.
Egan meneguk ludahnya kasar, pemuda itu menatap kedua bola mata Reksa yang saat ini ikut menatapnya.
Reksa memegang lengan Egan erat, memaksa pemuda itu turun dari motornya.
Sedangkan sang empu masih mencoba melepaskan tangan Reksa.
"Bentar babi! Motor gue cok!" Ucap Egan meronta ronta.
"Gan! Anjir! Woi babi napa lo?!" Umpat Bumi saat melihat Egan yang dipaksa berjalan.
Bumi dan Dani juga sama sama sedang dalam keadaan yang panik, mereka juga mencoba melepaskan Egan dari pemuda yang mereka tidak ketahui siapa itu.
"Anjing! Lepasin cok! Ini napa sih Gan!" Ucap Dani panik.
Egan memegang lengan Reksa, menghentikan aksi Reksa untuk berhenti terlebih dahulu.
"Bentar anjir!" Ucapnya.
Reksa menurut, pemuda itu berhenti menyeret tubuh Egan.
Sedangkan Egan menatap teman temannya yang meminta penjelasan, hingga akhirnya pemuda itu menghela nafas lelah.
"Tolong bawain motor gue pulang, gue masih ada urusan ama ni bocah" jelas Egan.
"Tapi Gan-"
"Gue ga papa Dan, udah sono bawain pulang motor gue" suruh Egan.
"Dan lo! Ga usah banyak tingkah! Gue ga bakal lari!" Ucap Egan kepada Reksa.
Dani dan Bumi hanya bisa mengangguk mengiyakan walaupun tidak terlalu yakin dengan keputusan Egan kali ini.
"Udah sono balik!" Suruh Egan lagi.
Dani memutuskan untuk membawa pulang motor Egan dan Bumi membawa motornya sendiri.
Tadi mereka berangkat bersama, Dani menebeng ke motor Bumi.
Reksa mengusak pucuk kepala Egan, lalu tersenyum miring di balik helm full facenya itu.
"Good boy"
.
.
.
.
.
.Dan saat ini Egan sudah berada di sebuah kamar yang sepertinya, ruangan ini milik Reksa.
Karena tadi Reksa membawa Egan ke sebuah gedung apartemen yang Egan yakini kalau itu milik Reksa.
Egan hanya bisa meneguk ludahnya beberapa kali karena gugup, pemuda itu kini tengah duduk di pinggiran ranjang.
Menunggu sang pemilik yang tengah bersiap di kamar mandi.
Ingin rasanya Egan kabur dari sini, tapi sayangnya Reksa terlalu pintar karena telah mengunci pintu kamar.
Reksa keluar dengan menggunakan handuk yang melilit sempurna di area pinggangnya.
Pemuda itu menatap Egan yang juga tengah menatapnya.
Reksa mendekat, pemuda itu berdiri tepat di depan tubuh Egan.
Reksa menunduk hendak mencium bibir merah Egan, dan sang empunya hanya bisa menutup mata rapat rapat.
Tentunya hal itu membuat suara kekehan Reksa kembali terdengar.
"B-bentar Sa! Please!"
Reksa tidak menghiraukan ucapan Egan, pemuda itu semakin mendekat.
"R-reksa bentar dulu, g-gue belum siap babi"
Egan semakin mundur membuat tubuhnya terlentang di ranjang milik Reksa.
Reksa hanya bisa bernafas dengan cepat, pemuda itu mengendus endus leher jenjang Egan, menciumi leher putih mulus itu penuh nafsu.
Sedangkan Egan tetap meronta ronta untuk diberikan waktu sebentar, hingga pada akhirnya pemuda itu tak kuat menahan tangisannya.
"Hiks Reksa.. B-bentar anjir hiks" tangis Egan.
Reksa benar benar berhenti ketika mendengar suara isakan tangis Egan, pemuda itu menatap wajah merah Egan yang sangat lucu.
Wajah yang seolah meminta untuk di perkosa.
Tapi disisi lain dia juga kasihan, jadi Reksa memilih untuk berhenti terlebib dahulu, tapi seperkian detik berikutnya pemuda itu dikejutkan dengan sebuah pelukan yang Egan berikan.
"Jangan.. gue takut" lirihnya sambil mengeratkan pelukan untuk Reksa.
_______________________________Tbc...
Gue baru bikin akun tiktok, terus gue nyoba iseng iseng nyari, dan ternyata kakel terkenal juga ya😭
Vote+komen+follow!
KAMU SEDANG MEMBACA
WAKETOS||ONGOING
Teen FictionEgan si bad boy brutal jebolan ajang pencarian dosa tiba tiba dipertemukan dengan Reksa waketos kul spek kulkas 7 pintu. warn! cerita bl/gay/homo!