15: KESEL

54.9K 5.9K 186
                                    

Kini kedua manusia berjenis kelamin sama itu sama sama telanjang.

Tubuh putih Rian membuat libido Bumi semakin bangkit, miliknya sudah berdiri tegak dibawah sana.

Rian mengalihkan pandangannya saat Bumi meneliti tiap inci dari tubuhnya, wajah hingga telinga Rian memerah lucu.

Bumi mengecup pucuk kepala Rian, ia mengambil nafas terlebih dahulu sebelum memulai melakukan hal yang sebenarnya adalah dosa.

Bumi memulai kegiatan panasnya dengan mengecup setiap inci wajah Rian, sesekali sang empu terdengar mendesah tertahan karena rangsangannya.

Kedua mata Rian melotot kecil saat Bumi mencium perutnya hingga kebagian paling bawah.

"Akh! B-bum shh"

Rian dibuat tersipu kala si kecil yang dilahap bak lolipop oleh Bumi.

"B-bumi udah shhh! Ahh!"

Belum genap 20 menit, cairan putih kental milik Rian keluar terlebih dahulu.

Dada Rian kembang kempis, pemuda itu merasa tubuhnya sangat sangat lemas.

Bumi menatap Rian yang kelihatan lelah padahal ia baru memulai, tapi Rian sudah lelah seperti ini.

Bumi mengecup pelipis Rian yang sedikit berkeringat, kembali menatap pemuda yang sedang dibawah kungkungannya dengan tatapan lapar yang tajam.

Telapak tangan Bumi menyentuh lubang anal Rian, membuat empunya kembali berjengit kaget.

Jari tengah Bumi mulai masuk sebagai pemananasan.

"Bumi! S-sakit akh!"

Rian kembali berteriak ketika ketiga jari tangan Bumi memaksa masuk kedalam lubang analnya.

Bumi tersenyum miring ketika ia menemukan titik kenikmatan Rian.

Suara desahan Rian terdengar sangat sangat menikmati pemanasan yang Bumi lakukan.

Bumi mengeluarkan jarinya dari lubang anal Rian, membuat empunya menatap dengan kecewa.

Bumi mengusap poni rambut yang menutupi jidat putih Rian, Bumi terkekeh saat menatap Rian yang sedang mencebik lucu.

"Jangan ngambek baby, lo bakal ngerasain yang lebih enak dari pada ini" ucap Bumi, ia menempatkan penisnya tepat didepan lubang anal Rian.

"Eumhh.. Bumi.." desah Rian saat Bumi mulai menggesek gesekkan penisnya.

"Gue suka banget ngeliat muka lo yang ini, keliatan binal"

Rian tak menanggapi, ia masih mencoba  menetralkan oksigen yang masuk kedalam tubuhnya.

"AKHH! BUM!!"

Rian berteriak kesakitan, ia mencakar punggung Bumi kala merasakan sesuatu memasuki tubuhnya.

"Ahh~" desah Bumi ketika merasa miliknya diremat didalam lubang Rian.

"Hiks.. sakit! Hiks.. keluarin!"

Bumi mengusap kembali pucuk kepala Rian, ia mengecup setiap inci wajah pemuda berkacamata bulat tersebut.

"Keluarin hiks" rengek Rian.

Pemuda yang sedang menggahinya ini hanya diam, pemuda itu memilih menggerakkan tubuhnya perlahan tapi hal itu malah membuat isakan tangis Rian kembali terdengar.

"Tenang Ri... ga bakal sakit kalau lo tenang, percaya sama gue plis" ucap Bumi, ia merasa penisnya terjepit didalam lubang Rian.

Lama Bumi menenangkan Rian, hingga pemuda itu bisa sedikit terbiasa dengan benda aneh yang berada dalam tubuhnya.

"Masih sakit?" Tanya Bumi memastikan.

Rian menggeleng, dibawah sana lubangnya terasa nyeri, serasa kulitnya tersayat menjadi dua bagian.

Bumi menghela nafas, lalu ia menatap Rian yang sibuk bernafas.

"Maaf" ucap Bumi.

Bumi menghentakkan tubuhnya keluar masuk dari lubang anal Rian, membuat pemuda itu kembali berteriak tapi kali ini desahan terdengar lebih menguasai.

"Ahh! Bumi!! Hiks ahhh!"

Setelah beberapa lama isakal Rian tergantikan sepenuhnya dengan desahan, sedangkan Bumi beberapa kali juga ikut mendesah karena perbuatannya kali ini.

Kedua nafas pemuda sma itu bersautan, Bumi menatap Rian yang sudah benar benar lemas karenanya.

"Lo punya gue, cuman punya gue" bisik Bumi.

.
.
.
.
.

Egan duduk diranjang apartemen milik Reksa, pemuda itu menatap pemiliknya yang sedang sibuk membuka tutup sebuah buku tebal bertuliskan ekonomi, sesekali ia menulis beberapa huruf atau angka kedalam buku tulisnya.

"Sa" panggil Egan pelan.

Reksa menoleh menatap Egan yang kini sedang menatapnya dengan mata kucing.

"Maaf, jangan cuekin gue"

Reksa menghela nafas.

"Sini" suruhnya pada Egan.

Egan bergerak menghampiri Reksa, ia berdiri tepat disebelah pemuda itu.

Reksa menepuk nepuk pahanya, memerintah Egan untuk duduk dipangkuannya.

Egan meneguk ludah kasar, perlahan ia melangkah dan mendudukkan pantatnya di paha Reksa.

Reksa menahan senyumannya ketika melihat tingkah jinak Egan, ia mengusap pucuk kepala Egan.

"Gue udah ga marah, cuman keselnya aja yang ketinggalan" ucap Reksa.

"Kenapa kesel?"

"Masih nanya kenapa gue kesel?"

Egan terdiam, lalu kembali menunduk takut.

"Peluk gue" suruh Reksa.

Egan mendongak, menatap Reksa dengan tatapan bingungnya.

"Biar keselnya ilang, peluk gue" ucap Reksa memperjelas maksudnya.

Egan terdiam sebentar, ia mengulurkan lengannya memeluk leher Reksa, menyembunyikan wajahnya diceruk leher waketos itu.

Reksa tersenyum, ia ikut memeluk tubuh kecil Egan.

Bagaimana bisa pemuda ini disebut bad boy? Bahkan tubuhnya 2 kali lebih dari pada tubuh Egan.

Reksa mengusap belakang kepala Egan lalu merambat hingga punggung sempit pemuda itu.

"Maaf" lirih Egan di dalam pelukan Reksa.

Reksa tersenyum simpul, ia mengecup sekilas bahu kecil Egan.

Entah sudau berapa lama tapi usapan lembutnya membuat Egan tertidur pulas, membiarkan Reksa mengusap usap punggungnya.

"Dasar bayi" ucap Reksa, ia menggendong Egan ala koala lalu membawanya untuk tidur di ranjang.

"Keknya gue beneran suka sama lo deh Gan" ucap Reksa sambil mengusap pipi bulat Egan.
_______________________________

Tbc...

Mon maap kalau kalian merasa digantungin, karena saya sengaja🙏🏻

Vote+komen+follow!

WAKETOS||ONGOINGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang