19: MARAH

50.6K 5.1K 92
                                    

Egan berjalan dengan perasaan kesal, seragamnya yang rapi juga sudah kembali seperti wujud yang sebenarnya.

Beberapa orang menatap Egan dengan mimik wajah yang berbeda beda, ada yang penasaran dan ada juga yang takut melihat ekspresi bocah bad boy satu ini.

Contohnya Rian, pemuda itu berjalan menunduk ketika melihat Egan yang berjalan dengan ekspresi kesalnya.

Tapi pada akhirnya tetap saja Rian harus berurusan dengan Egan, pemuda itu menarik lengan Rian lalu membawanya kearah belakang sekolah.

"Duduk" perintah Egan ketika mereka telah sampai disebuah taman belakang sekolah.

Rian hanya menurut seperti biasa.

Egan juga ikut mendudukkan pantatnya di kursi taman tersebut, sambil menghela nafas dalam pemuda itu menatap Rian seakan tau tentang suatu hal.

"Lo abis di ewe sama Bumi kan! Ngaku lo!" Ucap Egan membuat kedua bola mata Rian membulat sempurna.

Rian terdiam enggan mengucapkan kebenaran, jika saja pemuda yang ada dihadapannya ini bukan Egan mungkin dia akan berlari secepat kilat.

"Jawab! Jangan diem aja lo!" Sentak Egan.

Rian terkesiap dengan kikuk dan gugup ia mengangguk mengiyakan.

Egan mengangguk anggukan kepalanya, merasa telah menemukan kebenaran yang sangat langka.

"Udah gue duga tu orang bakal ngelakuin itu sama lo" ucapnya.

Rian memberanikan diri menatap Egan merasa hal yang sedang pemuda ini bicarakan sangat penting untuk keberlangsungan hidupnya.

"Kalau dia ngajak lo ngewe lagi jangan mau, dia cuman mau lubang lo doang"

Rian terdiam, dadanya sesak ketika mendengar pernyataan Egan.

"Lagian bego banget sih, diajak ngewe mau aja!"

Rian masih diam membuat decakan kesal terdengar dari belah bibir Egan.

"Udah jangan cengeng, semua juga salah lo! Udah ayo balik ke kelas"

Rian hanya menatap Egan, sedikit merasa aneh ketika pemuda ini tiba tiba bersikap baik, atau mungkin ini semua karena rasa iba saja?

Rian berdiri terlebih dahulu sambil senantiasa menunduk.

"Lo kenapa sih?! Emang muka gue seburuk, perasaan nunduk aja kerjaan lo!"

Rian lagi lagi hanya diam tak menjawab pertanyaan Egan.

Dengan tiba tiba Egan merangkul pundak Rian membuat empunya pundak terkejut.

Egan merangkul pundak Rian membawanya kembali ke kelas, dimana guru pengajar sudah menerangkan mata pelajarannya.

.
.
.
.
.
.

Bel istirahat berbunyi nyaring, membuat semua orang yang berada didalam kelas bersorak sorai mendengarnya.

Egan membereskan alat tulisnya, ia menatap dua sejoli yang sedari tadi sedang dalam masa masa buruk.

"Ri, lo kenapa sih?" Tanya Bumi, sedari tadi Rian mengabaikannya.

"Gue ada salah ya?" Sambung Bumi.

Tak ada respon dari lawan bicaranya membuat tawa kedua manusia yang duduk dibelakangnya tak bisa ditahan.

"Diem lo anjir! Babi banget dah!"

Dani menjulurkan lidahnya mengejek Bumi yang malah mempoutkan bibirnya kearah Rian.

"Ri~ jangan cuekin gue~" ucapnya manja membuat dua orang yang tadi tertawa seketika mengubah mimik wajahnya menjadi jijik.

Tiba tiba suara riuh terdengar dari luar kelas,

Terlihat beberapa orang memekik senang, ada juga yang tertawa lepas setelah menggoda manusia tampan seperti Reksa tanpa tau diri.

Sedangkan orang yang menyebabkan kericuhan hanya memasang wajah datar.

Ia masuk tanpa permisi kedalam kelas Egan, menghampiri sang kekasih yang memasang mimik wajah tak suka.

Pemuda itu menarik lengan Egan membawanya menjauh dari area kelas.

"Mau kemana sih Sa?!" Tanya Egan, saat lengannya ditarik paksa oleh Reksa.

Baru beberapa jam mereka berdua resmi berpacaran tapi kericuhan rumah tangga malah terjadi.

"Reksaa!!"

Reksa tak menjawab, ia membawa Egan kearah ruang osis yang didalam tentu saja dipenuhi oleh beberapa anggota osis yang tengah berkumpul.

Hesa hanya menghela nafas panjang ketika melihat kedua pasangan ini.

Reksa melepaskan genggaman tangannya di lengan Egan, ia berjalan menghampiri Hesa yang tengah sibuk dengan buku catatan yang berada ditangannya.

Hesa menatap sambil menaikkan alisnya bingung.

"Minta maaf" ucap Reksa membuat helaan yang lebih panjang kembali terdengar dari belah bibir Hesa.

"Masih dibahas aja dah ah elah bocah!" Ucap Hesa yang mulai resah dengan kedua orang ini.

Egan hanya menatap tak suka mengingat kembali kejadian tadi pagi.

"Gue mau-"

Sebelum Reksa mengatakan hal yang lebih buruk dengan buru buru Hesa memotong ucapan pemuda itu.

"Maaf ya Egan, Hesa udah salah sama Egan maafin yaa" ucap Hesa memotong.

Semua orang yang berada di ruang osis hanya bisa terpaku melihat ketua osis mereka, ada juga yang menampilkan wajah julid dan jijik secara bersamaan, contohnya Egan.

Reksa berdehem, ia kembali menghampiri Egan menggandeng tangannya menjauh dari ruang terkutuk Hesa.

Membawa Egan ke tempat sepi, yakni rooftop sekolah.

"Masih marah?" Tanya Reksa berhati hati takut Egan-nya marah lagi.

"Enggak, cuman mual aja ngedenger Hesa ngomong gitu"

Reksa menghela nafas, ia memeluk tubuh yang lebih pendek, membawa kepalanya untuk bersandar dibahu sempit sang pacar.

"Jangan marah lagi, gue ga suka"

Egan menahan senyumannya, apakah benar orang yang berada didepannya ini adalah waketos beraura dingin?

"E-enggak, gue ga marah" ucap Egan gugup.

Lama mereka berada pada posisi tersebut, Reksa melepaskan pelukannya menatap Egan dengan tatapan penuh.

"Gue mau cium disini boleh kan?" Tanya Reksa sambil memegang bibir merah merekah milik Egan.

Reksa memilin bibir bawah Egan membuat empunya bibir merasa gugup.

"Egan?"

"Gue ga yakin tapi kayaknya orang pacaran tuh ga perlu ijin buat nyium pasangannya" ucap Egan membuat senyum sumringah muncul di wajah tampan Reksa.

Dengan terburu buru, bibir yang selama ini selalu ia idam idamkan sudah siap untuk dicicipi.

Reksa melumat bibir atas dan bawah Egan secara brutal, ia melesakkan lidahnya masuk kedalam mulut Egan mengajak lidah milik pacarnya itu untuk bermain main.

Membuat sensasi aneh muncul dalam benak Egan, saat Reksa mengulum lidahnya rasa nikmat menguasai, ia mulai merinding merasakan hal aneh ini.

"Eumh.."

Egan mendorong pelan dada Reksa, meminta pemuda itu untuk berhenti sementara.

Nafas Egan tersenggal senggal membuat senyuman gemas muncul di bibir Reksa.

"Bibir lo manis, lucu" ucapnya.
_________________________________

Tbc..

Vote+komen+follow!!

WAKETOS||ONGOINGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang