"THE" Girl Out There [Pt. 04]

181 16 4
                                    

Halo gaes. Aku mendadak kepikiran alur lanjutannya the girl out there yang berawal dari dua orang gakenal banget dulu itu. Ini gegara aku dengerin playlist diatas, yg udh aku attach, terus jadi langsung jalan aja alurnya. Coba deh gaes, enak banget lagu2nya.

~❤️💚~

~❤️💚~

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Irene berjalan memasuki sebuah restoran bergaya elegan dengan langkah yang tidak terlalu yakin namun juga tidak begitu ragu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Irene berjalan memasuki sebuah restoran bergaya elegan dengan langkah yang tidak terlalu yakin namun juga tidak begitu ragu. Hawa hangat ruangan seketika menaikkan temperatur badannya yang begitu kontras mengingat saat ini sedang dalam musim dingin.

Irene langsung melontarkan senyumnya kepada seorang perempuan jangkung nan bergaya pakaian mirip dengannya ketika dia bergerak mendekati Irene. Si mungil sendiri tanpa ragu menyampirkan salah satu tangan di pundak Joy ketika perempuan di hadapannya memeluk pinggang kecilnya dengan satu lengan, disusul mencium pipi Irene.

"Hai babe. Mari kita duduk dulu sebelum mengobrol. Tanganmu sangat dingin." Ada sedikit degup tak beraturan kala Irene mendengar panggilan dari Joy yang sangat jarang digunakan itu. Belum lagi tangan besar dan hangat si jangkung yang tanpa rangu meraih salah satu tangan Irene untuk digenggam erat.

Awalnya Irene hanya sedikit berdebar dengan sikap gentle Joy yang serasa melelehkan Irene. Namun ketika mata Irene melongok lebih jauh, Ia pun kembali diingatkan bahwa kali ini bukan hanya mereka berdua yang akan melaksanakan makan malam di restoran mewah ini, melainkan juga kedua orang tua Joy.

Irene sudah menyetujui ajakan Joy sejak 2 minggu lalu. Awalnya Ia pikir Joy hanya bercanda mengingat perempuan jangkung berucap sembari sibuk mengerjakan tugas-tugas kuliahnya. Namun ketika Joy menoleh bersama tatapan heran sebab Irene tertawa canggung, saat itu-lah Irene tau bahwa Joy bersungguh-sungguh.

Joy memang tidak terlalu menganggap pertemuan Irene dengan orang tuanya begitu penting dan serius. Namun tentu ceritanya berbeda dari sudut pandang yang lebih mungil.

Terbukti dari bagaimana Irene mulai melebarkan senyuman di detik yang sama genggamannya pada tangan Joy mengerat, Irene jelas sangat, sangat gugup.

"Rene, it's not that formal. Rileks saja."

JoyReneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang