ෆ
Sepasang mata coklat terang itu memeriksa penampilanku secara berkala. Aku mengerti. Aku sendiri tanpa sadar ikut melakukan hal yang sama selama beberapa menit terakhir.
Barangkali bangun dengan keadaan telanjang total terlindungi selimut bersama lengan panjangnya menjulur memeluk pinggangku bukanlah sepenuhnya keputusan yang benar mengingat aku telah terikat pada hubungan baru.
Namun semalam luar biasa.
Begitu panas. Amat erotis dan tidak pantas. Segalanya begitu liar dan mentah. Namun disaat yang bersamaan, itu juga sangat nikmat dan bebas.
Untuk pertama kali dalam beberapa Minggu terakhir aku merasa benar-benar menjadi diriku. Sooyoung memang selalu sukses dalam membuatku terkesan. Aku masih ingat betul bagaimana rasanya ketika pikiranku melayang tanpa arah bersama jari-jarinya yang membelai garis tubuhku.
Kami adalah sebuah kesalahan namun juga murni. Menenangkan, membahagiakan.
"Hai. Kau baik-baik saja?" Dan suara berat yang disusul sensasi dingin sebuah tangan besar nan tahu-tahu mengusap pinggangku, seketika menamparku.
Aku selingkuh.
Tidak. Pada dasarnya aku sudah menipu Suho sejak awal. Aku tak benar-benar meluangkan secuil saja perasaanku padanya.
Jangan salah sangka. Aku nyaman bersamanya. Namun kata 'nyaman' itu sendiri saja sudah memiliki beribu arti dan sayangnya 'kekasih' tidak menjadi bagian dalam konteks-ku dengan lelaki yang dipuja semua mahasiswi itu.
"I slept with Sooyoung, Ho."
Boom.
Pukul 8 di pagi yang cerah dihias kicauan burung gereja bersahutan diatas kepala, serta sepasang mataku yang serasa tak ingin lepas dari pemandangan di sisi tempat bus kedua diparkirkan, aku menjatuhkannya tepat di depan wajahnya.
Semalam tak terlupakan dan ku meludahkannya. Menjatuhkan Suho tanpa menyimpan sedikitpun niat untuk memperpanjang dusta. Setidaknya kupikir begitu sampai kekehan pelan Suho menarik leherku untuk diputar hingga menatap wajah berkilaunya.
God! Dia begitu ceria. Aku takut aku menjadi satu-satunya alasan dia menjadi gelap setelah ini.
"I know. Aku tau kamu nggak pernah bener-bener nganggep aku pacarmu kan? But I play along anyway. Asik aja gitu..."
Kupukul ringan lengannya tanpa pikir panjang. Ugh, ototnya sangat keras, bahkan kepalan tanganku kalah.
"Kurang ajar emang!"
Berpindahnya lengan besar Suho dari pinggangku menjadi terjulur mengalungi sekitar pundakku, sudah kuanggap sebagai tanda bahwa kami baik-baik saja.
Mungkin Suho sudah tau informasi pribadiku lebih dalam seperti fakta bahwa aku hanya berusaha menyembuhkan diriku dari luka terakhir yang kudapatkan.
Pertengkaranku dengan Sooyoung yang menghasilkan keberakhiran hubungan kami saat itu begitu intens dan mengerikan. Kala itu aku begitu gemetar membayangkan bagaimana dia tak lagi memelukku setiap malam sebelum terlelap.
Dan aku masih merasakan ketakutan yang sama.
Barangkali itu alasan aku menerima saja ajakan Suho untuk berpacaran. Sebab aku membutuhkan pengalihan singkat agar tidak terus berkutat pada pikiran negatif yang sama.
KAMU SEDANG MEMBACA
JoyRene
Hayran KurguOneshot collection of Joy X Irene ‼️The whole writing here is based on my own imagination plus some inspiration from another story. But I never even once plagiarized anyone's work. If there are any similarities, I sincerely apologize.