It's A Wife, Not A Husband

826 51 8
                                    

Bae Joohyun, huh?

Beliau merupakan sosok yang tegas dan perfeksionis. Aku tidak akan heran jika Sooyoung–ssi, sekretarisnya, harus berjalan kesana kemari merevisi rekapan hanya karena satu dari puluhan ujung kertas terlipat kusut.

Bersyukur aku tidak diletakkan di posisi nan begitu rentan dan berbahaya itu.

Harus kuakui pula, kejayaan Bae Holdings nan selalu merangkak ke peringkat atas, menggeser perusahaan - perusahaan nan sebelumnya berpesta atas kesuksesan mereka, merupakan hasil dari ketatnya sistem yang Ms. Bae terapkan di substansi buatannya sendiri.

Namun jika segalanya sudah berkaitan dengan kehidupan pribadi, siapapun akan langsung diam.

Bisu seribu bahasa.

Sebab memang pada dasarnya tidak ada pegawai kantor nan tahu seluk–beluk Ms. Bae sampai sedalam yang orang lain mungkin pikirkan.

Sang pelaku pun akan seketika mengunci mulut dan menganggap seseorang tidak pernah ada disisinya jika tiba - tiba sebuah canda nan memunculkan topik privat diangkat oleh salah satu bawahannya.

Ini tidak seperti aku ingin tahu juga.

Bukankah sudah jelas juga?

Ms. Bae tampak seperti figur nan akan terus mempertahankan status bujangnya hanya supaya Ia bisa fokus untuk memaksimalkan stimulus bisnis sampai namanya tercantum di sebelah angka satu dalam daftar perusahaan paling mendominasi dunia.

Atau mungkin...

tidak?

Aku sepertinya berhalusinasi.

Mana mungkin Ms. Bae menikah, iya 'kan?

"Seungwan–ah, gwenchana?"

Ah, dia Seulgi. Sahabat dekatku.

Ya.

SahABaT.

"Yah, bukankah Ms. Bae bukan tipe bos yang suka mengenakan aksesoris? Ada apa dengan cincin itu?"

Aku kira Seulgi hanya akan mengendikkan bahu seperti biasa, mengingat dia merupakan definisi sesungguhnya dari kaum lembut hati yang mendoakan sepucuk bunga mati agar menuju ke surga.

Tapi ketika kepalanya tersentak keatas setelah cukup lama menunduk ditemani mata nan tampak berkobar penasaran sekaligus tertarik disaat bersamaan, aku pun ikut bersemangat membicarakannya lebih jauh.

"Karena kau menyebutnya, aku jadi ingat. Minggu lalu, saat aku menyerahkan laporan bulanan, Ms. Bae mengembalikannya dan memerintahkanku untuk merevisi bagian namanya menjadi Mrs. Bae. Bukanya itu titel bagi wanita yang—"

"Sudah menikah!! Iya!!"

Ah, benar juga. Seulgi memegang jabatan manager dimana Ia bisa berhubungan langsung dengan Ms.—maksudku, Mrs. Bae.

Yatuhan!

Jangan bilang cuti dua minggu, Mrs. Bae ambil beberapa saat lalu karena Ia ingin melangsungkan prosesi pernikahan?!

OH MY GOD! Ini akan jadi berita panas, aniya?

Tapi ingatanku serta–merta ditampar kenyataan yang seolah mengingatkan seberapa kerasnya sosok Bae Joohyun ini. Bisa - bisa aku dipecat karena menyebarkan hoax yang melibatkan namanya.

JoyReneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang