♥ ♥ ♥
Rintikan deras mengguyur bumi selama beberapa jam terakhir.
Trimester berlalu dan Joy masih tak bosan menyiksa diri dengan berdiri si sisi jendela terbuka, memberi kebebasan pada angin untuk menghujam kulit terbalut jubah satin tipis sesukanya.
Sesekali matanya mengerjap kala beberapa bulir air kehilangan arah lantas berakhir menghiasi wajahnya.
Menunggu orang paling tepat yang bisa mengisi lubang hampa di hati hanyalah dalih karena Joy sendiri sadar, tujuan Ia masih bertahan di titik yang sama ialah menanti sapaan keajaiban, bukan sesosok pengganti.
Manalagi deru pesawat yang biasanya pulang dan pergi di pagi ataupun petang, mengundang rasa rindu kembali naik ke permukaan.
Melihat jauh kebelakang, pada dasarnya setiap kejadian kecil di sekitar ternyata memiliki sebuah sensitivitas nan sukses membawa pikirannya melayang, balik ke satu waktu dimana ada Irene di dalamnya.
•
"Kemarilah."
Joy tidak bisa berbohong. Irene senantiasa membuatnya ternganga atas pesona menawan tiap seragam loreng warna hijau pistachio itu membalut frame mungilnya secara sempurna. Menambah kesan tegas pada orisinalitas parasnya.
Tapi Joy pun juga tak bisa menipu jantung sendiri kala Irene berdiri di pijakan sebelah badan pesawat tempur nan sudah biasa Irene tunggangi, mengulurkan satu tangan; secara tak langsung menyerahkan invitasi pada Joy supaya menyambutnya.
Anniversary satu tahun mereka jatuh di hari ini dan Joy sedikit–banyak mengingat janji Irene untuk membawanya berkeliling sejenak menggunakan kendaraan tak lazim tersebut.
Kala itu Joy berpikir bahwa Irene sekedar melemparkan bualan layaknya hari - hari biasa, maka dari itu, tak banyak rasa cemas nan timbul di hati.
Namun begitu 10 menit silam Irene menggandeng lembut tangannya demi ditarik ke lapang tempat beberapa SU-34 Fighter–Bombers diparkirkan secara amat rapi, Joy sudah mulai mengerti jalan ceritanya.
Joy merupakan gadis realistis.
Ia bukan tipe perempuan nan terlalu menggandrungi adegan film yang menceritakan seorang petugas keamanan negara nan membawa pasangannya mengemudikan pesawat tempur lantas berputar - putar di langit seperti perang sesungguhnya.
No.
Never.
Membayangkan saja sudah cukup membuat bulu kuduk merinding, apalagi mengalami langsung.
KAMU SEDANG MEMBACA
JoyRene
FanfictionOneshot collection of Joy X Irene ‼️The whole writing here is based on my own imagination plus some inspiration from another story. But I never even once plagiarized anyone's work. If there are any similarities, I sincerely apologize.