Ini terinspirasi dari Dr. Romantic 3 ep. 6 yang scene handsaplas itu (kalo kalian tau sih). I made this JoyRene version a little bit (many sebenernya) more 'visible' and specific tentang apa yang terjadi dibelakang pintu. Enjoy!
❤
Joohyun mengakui, Ia memang tidak pernah berkencan sebelumnya karena masa-masa kuliahnya dihabiskan untuk menjadi ambisius dan sangat berfokus hanya pada satu tujuan; menjadi apa yang ibunya inginkan, seorang dokter.
Jadi mungkin sedikit maklum bila melihatnya terjebak di satu titik, tidak tahu apa yang harus dilakukan, ketika baru beberapa hari menjadi kekasih resmi Sooyoung —seorang dokter tinggi nan cantik dengan rambut hitam lembutnya, yang sudah seperti anak bagi Dokter Master di Rumah Sakit tepi desa, Doldam.
Berjalan beberapa bulan, kini keduanya sudah sangat terbiasa dengan satu sama lain meskipun Joohyun sempat berada jauh dari Sooyoung —memilih menerima praktek di Seoul selama beberapa bulan, sekaligus mengasah skil-nya lebih lagi.
Dan ketika Joohyun kembali, tanpa ada kecanggungan, keduanya lagi-lagi berada dalam situasi kasmaran yang pernah mereka rasakan beberapa bulan sebelumnya; membuat si mungil tidak menyesal untuk kembali ke Doldam, menolak tawaran untuk menjadi dokter tetap di rumah sakit besar di Seoul.
Tapi, satu kekhawatirannya ialah Sooyoung sendiri. Sooyoung selalu serius tentang pekerjaannya, membawanya tidak hanya secara profesional tapi juga secara pribadi sehingga wanita jangkung berpikiran dewasa tersebut kerap tanpa sadar membahayakan dirinya sendiri akibat jiwa pelayanan terhadap pasien nan begitu besar.
Lihat saja kini. Wanita itu sedang duduk di salah satu ruang observasi, menunggu seseorang yang ditugaskan untuk memberikannya sebuah suntikan demi mencegah infeksi ataupun penularan apapun karena sarung tangan bedahnya sobek dan jarinya tersayat pisau operasi.
Joohyun sempat menahan nafasnya ketika mendengar berita itu dari Dokter Master. Bahkan Sooyoung sendiri tidak memberi tahunya. Joohyun paham, mungkin Sooyoung tidak ingin membuatnya khawatir. Tapi tetap saja, berakhir mengetahui kabar negatif seperti ini dari orang lain terasa lebih buruk daripada dari yang mengalami sendiri.
"Biar aku saja, Suster." Lantas kini, Joohyun tidak bisa diam. Ia mencoba mengambil alih kit yang sudah disiapkan dari tangan suster terdekatnya, Wendy, kemudian memasuki ruangan lalu langsung melemparkan senyum masam pada kekasihnya.
Meletakkan kit di tray, Joohyun kemudian mempersiapkan suntikannya lantas mulai menginjeksikan cairan di dalamnya ke lengan Sooyoung —yang tidak melepaskan tatapan rasa bersalahnya dari Joohyun.
"Maaf aku tidak memberitahumu. Aku tidak ingin membuatmu—"
"Khawatir. I know."
Setelah selesai, Sooyoung sekedar tersenyum kecil memandangi punggung Joohyun yang tampak mungil namun begitu kuat menahan segala kekesalahan ataupun kecemasan dalam batinnya. Sooyoung tahu bahwa Joohyun selalu mengkhawatirkan pilihan-pilihan si jangkung secara diam-diam. Namun alih-alih meledakkannya pada Sooyoung, Joohyun lebih senang untuk mengabaikannya, kemudian memperlakukan Sooyoung seperti sebuah keramik rapuh yang perlu penjagaan lebih.
Mungkin itu salah satu alasan Sooyoung begitu mencintainya.
"Coba tunjukkan jarimu yang terluka." Dan setelah sibuk membereskan peralatan di tray, Joohyun segera duduk di sisi Sooyoung, menengadahkan tangan kecilnya sendiri; menuntut Sooyoung untuk memberikan tangannya yang terluka.
Nyatanya, perhatian dan kepedulian Joohyun melebihi ekspektasi Sooyoung sendiri di detik si jangkung menyaksikan Joohyun membuka bungkus sebuah plester luka warna putih. Disini, Sooyoung hanya bisa menikmati wajah Joohyun nan begitu indah tersinari lampu kuning yang berasal dari jendela samping mereka.
![](https://img.wattpad.com/cover/248609034-288-k939964.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
JoyRene
FanfikceOneshot collection of Joy X Irene ‼️The whole writing here is based on my own imagination plus some inspiration from another story. But I never even once plagiarized anyone's work. If there are any similarities, I sincerely apologize.