[ OMEGAVERSE | Joy • Alpha | Irene • Omega ]
TW • 21 + explicit description
| • |
Usai malam mereka diluangkan dengan kegiatan panas yang serasa tak henti, Joy berakhir membiarkan dirinya sendiri beristirahat di kasur Irene. Masalah yang mengikuti, seperti misalnya apakah Ia sudah meraih hak untuk tidur di apartemen Irene sepuasnya, belum ingin Joy lihat dan bahas sedikit saja.
Mengejutkannya, meskipun panas tubuh Irene bersama feromon yang sudah bercampur dengannya semalam, Joy nikmati menempel di sisi tubuh telanjangnya sendiri, pagi ini Joy membuka mata tanpa kehadiran wanita mungil itu.
Hidungnya berkedut. Mengendus. Dan harum Irene masih disana. Masih sama meskipun terdapat aroma lain bercampur dengan wanginya, namun Irene nyatanya belum meninggalkan apartemen.
Joy asumsikan wanita itu sedang berada di kamar mandi. Mungkin. Tapi satu yang mengganggu pikirannya adalah, mengapa tidak menunggunya bangun? Atau, mengapa tidak membangunkannya?
Bersama situasi yang sesungguhnya cukup dasar dan tak mengundang konflik tersebut, sebuah kecemasan di dada Joy seolah siap mengacaukannya. Mencekoki otak Joy dengan keraguan mengenai apakah Irene menyesali keputusan semalam dan membiarkan Joy menandainya? Apakah Irene sadar bahwa itu terlalu cepat dan Ia belum sepenuhnya mempercayai Joy? Apakah Irene akan melontarkan kata "maaf" yang berarti bahwa semalam merupakan kesalahan?
Joy tanpa sadar mendudukkan dirinya. Punggung bersandar di kepala kasur, tangan sedikit mati rasa, kaki sudah bersiap turun memungut seluruh pakaian kemudian lari secepat mungkin meninggalkan ruang lingkup yang mulai terasa menyesakkan ini.
Padahal semua hanya ada di kepalanya. Seluruh keraguan bukan berasal dari diri yang lebih mungil melainkan Joy sendiri.
Hingga ketika Joy sadar dia tidak menghitung sudah berapa kali menghembuskan nafas panjang nan berat, kebeneran akan pernyataan sebelumnya dibuktikan oleh Irene.
Keluar dari kamar mandi, satu tangan memegang gagang pintu sementara tangan lain mencengkeram batang sikat gigi. Busa di dalam mulutnya sudah hampir meluber keluar dan Joy tidak tahu apakah dia harus membiarkan Irene berkumur atau langsung mencium bibir tipis itu.
"Hey, kau sudah bangun? Aku dengar suara nafasmu dari dalam. Kau baik-baik saja?" Joy hanya bisa terfokus pada mata Irene. Bulat dan berkilau memantulkan sinar matahari yang menyelip dari gorden sebelah kasur.
Bahkan penampilan seksi Irene dimana kaus putih kebesaran milik Joy memeluk tubuhnya secara tidak sempurna, berhenti di pangkal paha hingga mempertontonkan celana dalam Marks & Spencer hitamnya, serta menonjolkan puting yang ternyata tidak tertutup bra tersebut, gagal mengalihkan pikiran Joy dari kegelisahan.
Keindahan dari setiap lekuk tubuh Irene disuguhkan secara cuma-cuma kepada Joy dan si jangkung hanya bisa terpaku pada sepasang netra gelap Irene. Mencoba menggali makna dibaliknya secara sembunyi-sembunyi. Lantas mata Irene semakin membulat dengan sepasang alis diangkat, senyuman terbentuk begitu inosen. Sama sekali tidak berpikir terdapat hal 'mengkhawatirkan' diantara mereka.
Hal itu malah mengundang Joy untuk memutusnya. "Kau menyesalinya?" Mengalihkan pandangan ke gorden putih di sebelah yang sedikit bergerak terbawa angin pelan. "Semalam?"
"Wha— Okay, wait." Ekspresi polos tersebut berganti menjadi kernyitan dahi, tidak menyangka bahwa dibalik tatapan intens Joy, terdapat pertanyaan tidak terduga.
Memilih berkumur sebentar demi bisa berbicara dengan lebih baik —Joy bisa mendengar suara kemu Irene— si mungil kembali keluar dari kamar mandi. Kali ini sudah menekadkan tujuan untuk duduk di tepian tempat tidur tepat disisi Joy.

KAMU SEDANG MEMBACA
JoyRene
FanfictionOneshot collection of Joy X Irene ‼️The whole writing here is based on my own imagination plus some inspiration from another story. But I never even once plagiarized anyone's work. If there are any similarities, I sincerely apologize.