Punishment

755 26 5
                                    

∆

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Sebuah beret hitam nan meningkatkan keelokan di diri seorang gadis ternyata tak sesuai dengan apa yang sesungguhnya muncul di permukaan hatinya saat ini.

Untuk beberapa saat, Sooyoung hanya diam mematung di baris ketiga deretan bangku kelasnya. Mata terpaku pada satu spot sementara drawing pen mahal Ia remas kuat – kuat hingga tampak agak melengkung.

Keterlambatannya pagi ini sudah Ia pandang sebagai kesialan tak terhindarkan, namun mungkin karena keluhan – keluhan nan jauh dari rasa syukurnya, Ia lagi – lagi dijatuhi hukuman.

Bedanya, kali ini substansinya jauh dari permasalahan yang bisa Ia tangani seorang diri.

"Selamat pagi semuanya. Saya yakin kalian sudah mengenal siapa yang saya bawa hari ini."

Tentu saja. Bagaimana aku bisa lupa?

Dosen tak bisa menarik sedikit saja kesadarannya. Bahkan sentuhan Seungwan—sahabat karibnya—yang selalu berhasil membawanya menjauh dari delusi pahit, ternyata juga tak memiliki kuasa menyentak pikiran Sooyoung balik ke tempat awal.

Relungnya mendadak panas. Emosi menggerogoti diri bertepatan dengan tamu yang dosennya sebut spesial, entah bagaimana caranya, menemukan jalan ke sepasang mata gelapnya.

Kenapa? Dari sekian banyak mata di ruangan luas ini kenapa harus dia yang dipilih untuk melakukan kontak?

Dia Joohyun. Bae Joohyun.

Satu – satunya nama nan terukir (sayangnya) begitu dalam hingga tidak bisa dihapus atau bahkan sekedar disamarkan.

Satu – satunya figur yang Sooyoung bayangkan ketika Ia membuka mata dan mendapati tak ada siapapun yang menemani dalam tidur tak tenangnya.

Satu – satunya sosok yang terlalu tinggi untuk diraih.

Terlalu jauh untuk digapai.

Dan mungkin alasan itu pula yang menjadikan Sooyoung rela melepaskan rekor nilai A dalam setiap mata kuliah dengan bergegas merapikan barang – barang lalu keluar menenteng drafting tube di tangan kiri; sudah menulikan telinga sejak pertama kali Ia mengenali paras familiar itu, jadi Ia tak bisa terlalu peduli pada teriakan dosennya yang diselimuti kebingungan serta rasa geram.

Sooyoung belum bisa.

Dia tidak akan pernah bisa.



Untuk part ini aku cuma kepikiran ini, gatau mau aku lanjut atau engga.

Aku mau membuka imajinasi kalian aja wkwkwk

Asikan kan kalau kalian bayangin sendiri tiap detailnya? xixixi :v

JoyReneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang