Air Force [Pt. 1]

2.1K 70 8
                                    

♥ ♥ ♥

Ada alasan tersendiri mengapa pemilik nama Park Sooyoung lebih memilih menjadi dokter di area pertempuran daripada mendekam dalam gedung megah berbau sterilizer.

Pria paling dia cintai nan biasa Ia sebut menggunakan panggilan 'appa' hilang dari kehidupan bahagia keluarga kecilnya akibat peristiwa saling lempar bahan peledak antara negara sendiri dengan lawan.

Reminisensi luka masa lalu di kala para rekan ayahnya mengelilingi satu peti sembari mengangkat senapan sebelum meletakkan benda berbahan kayu ke dalam lubang galian, terus berputar di dasar syaraf otaknya.

Saat itu Ia berumur 16.

Dia berdiri disana.

Terpaksa mengenakan pakaian serba hitam.

Tangan kanan mendekap erat sang wanita yang melahirkannya nan menangis pilu, sementara lengan lain menjadi pegangan bagi adik perempuam yang 7 tahun lebih muda darinya.

Saat itu Ia telah menetapkan masa depannya.

Jubah putih, stetoskop, obat - obatan.

Orang lain menganggapnya sebagai profesi, Joy memandangnya laksana cahaya.

Tujuan.

Padahal satu - satunya kausa yang harus disalahkan ialah peperangan itu sendiri. Namun sudah berkali - kali Joy menuduh dirinya sendiri jika seorang pejuang kehilangan nyawa di medan tukar peluru.

Dan kini levelnya sudah jauh diatas sekedar menuding.

Kini Ia membenci dirinya sendiri.

Usapan - usapan ujung tangan lentik diatas cincin tunangan berlian emas putih nan menghiasi jari manis kiri masih diperparah oleh linangan air di pelupuk.

Baru 10 hari lalu Ia dilamar secara begitu romantis oleh wanita marsekal yang telah menjadi kekasihnya selama lebih dari dua tahun. Sekarang Ia sendiri tidak yakin akan keadaan calon istrinya.

Bersamaan dengan satu titik menetes tepat diatas objek mahal mengkilat, Joy memutar balik memori saat pertama kali berkawan dengannya.

• 

Kesibukan di camp angkatan udara akan selalu menjadi kenangan buruk. Tapi alasan Joy masuk ke bidang ini sejak awal ialah demi mengalahkan ketakutannya akan bayangan masa lampau nan setia menghantui.

Laki - laki sudah biasa.

Tapi deretan perempuan?

Decakan Joy menjadi tanda eksplisit bila Ia akan sangat menentang jika anaknya nanti bersikeras mendaftarkan diri ke lingkup mengerikan ini.

Lalu satu figur mungil yang masih putih bersih menyerap perhatiannya.

Suster sebelah mengatakan dia adalah penerbang kelas atas nan jabatannya juga sudah tak main - main. Namun diatas segala kejayaan yang dilirik orang lain, satu - satunya nan Joy pertanyakan ialah bagaimana bisa perempuan tersebut masih memiliki waktu merawat diri sementara tentara wanita lain sudah tampak seperti laki - laki.

Jorok.

Tidak peduli.

Ceroboh.

Dan sosok ini bertolak belakang dari tiga sifat paling buruk di kepala Joy tersebut.

Lebih dekat mengamati sebab disuguhi kesempatan lewat sebuah jarum suntik berisi cairan nan wajib dilakukan oleh seluruh tentara, Joy menangkapnya.

JoyReneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang