Peringatan! Yang ini panjang banget ya gaes. Lebih dari 2000 words jadi peringatan aja biar ga bosen bacanya sambil dengerin musik ato sambil makan ato sambil main permainannya squid game terserah wkwkwk
∆
Bertepatan dengan kerikil kecil bergetar serta debu nan melayang di sekitar kaki besar yang baru saja menapak, telinga sang pemilik kaki tersebut nyatanya ikut berdengung.
Mata coklat gelapnya mulai mengedar sementara tangan perlahan mengeratkan cengkeraman di pegangan tas merah yang dibawanya.
'Joy'
Itulah huruf yang tertera di ID card, tergantung di saku dada kirinya; tempat yang sama dimana Ia biasa menyimpan pulpen darurat jika seseorang atau dirinya sendiri membutuhkan benda tersebut.
Untuk pertama kalinya Joy melihat gambaran keputus–asaan yang ternyata juga perlahan merambat di tulang punggungnya, ketika tak ada yang dapat Ia saksikan selain lalu lalang para volunteer dari komunitas lain.
Joy yang sudah terbiasa bernafas dengan tujuan menghidupkan namanya sendiri, 'Joy', sedikit demi sedikit ditundukkan oleh vista dihadapan.
Masalahnya adalah selama ini Ia selalu ditugaskan di kantor pusat red cross. Menerima panggilan, mengurus pendaftaran pendonor darah, mengirimkan beberapa kantong pada rumah sakit, dan hal-hal yang berkenaan dengan teknikal.
Turun ke lapangan tempat terjadinya bencana alam merupakan satu dari banyak kegiatan yang Ia masukkan dalam list 'pertama kali'nya.
Lantas ketika tungkai kanan berbalut sepatu gunung tebalnya sudah terangkat, siap untuk mengambil langkah mundur, sebuah lengan tahu-tahu bersandar di pundaknya; menariknya ke kesadaran penuh hingga dapat menoleh ke sosok familiar dengan senyum penuh optimismenya.
"Joy, it's fine. Kita satu tim."
Bibir tak kalah tebal yang tidak dipoles sama sekali milik lawan bicara, menandakan bila Ia sungguh menghayati presensinya di tempat ini bukan untuk sekedar mencari sensasi, menyadarkan Joy tentang dimana Ia berdiri sekarang.
ID yang mempertontonkan nama 'Wendy' dengan kapital di setiap hurufnya tersebut agaknya sudah cukup bagi Joy untuk membuatnya kembali bernafas.
"Okay, Kak."
Nyatanya sistem disini tidak seperti yang telah Joy ekspektasikan.
Hal pertama yang menjadikan Joy sedikit was-was ialah teriakan pemimpin-pemimpin komunitas yang menjabarkan bila mereka akan bekerja sama.
Seluruhnya.
Dimulai dari menyatukan volunteer dari tiap-tiap perkumpulan sebelum dicampur untuk dibentuk tim baru. Petunjuk tersebut membawa Joy pada masalah kedua yang mana adalah personalitas tertutupnya.
Seorang introvert level atas yang cukup sulit untuk membentuk ikatan baru tanpa persiapan terlebih dahulu. Itulah Joy.
Lebih sial lagi, karena selanjutnya—
"Wendy dan Seulgi, Joy dan Irene, Yeri dan...."
—nama Joy disebutkan dengan satu nama lain yang menurut Joy begitu indah didengar namun tetap menakutkan untuk dihadapi secara langsung.
Sisa pengumuman berakhir melewati Joy begitu saja sebab Ia terlalu fokus pada informasi terbaru yang mendengung di telinga, seakan-akan siap mencabut jiwanya.
"Joy. Hey, Joy!"
"Huh, yeah?"
Barulah ketika tangan bertekstur sedikit maskulin bagai lelaki mencengkeram lengannya, saat itu pula Joy lagi-lagi ditarik lepas dari lamunannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
JoyRene
FanfictionOneshot collection of Joy X Irene ‼️The whole writing here is based on my own imagination plus some inspiration from another story. But I never even once plagiarized anyone's work. If there are any similarities, I sincerely apologize.